Menyusun Puzzel Kematian Diplomat Kemlu di Indekos, Aktivitas Terakhir, Ditemukan Sidik Jari & Obat

Kasus kematian misterius seorang diplomat Kemlu, ADP (39), di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat menjadi sorotan.

Editor: Abdul Rosid
Kolase
Kasus kematian misterius seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, masih menjadi sorotan. Polisi terus menyelidiki penyebab kematian 

“Dari keterangan pemilik kos, hanya satu akses kunci dan itu dipegang korban sendiri,” kata Rezha.

Sidik jari di lakban

Rezha menjelaskan, pihaknya berhasil mengamankan kantong plastik, lilitan lakban, dompet dan identitas korban, serta pakaian dan bantal yang digunakan ADP saat jasadnya ditemukan. 

Rezha mengatakan, pihaknya masih menelusuri sidik jari yang tertinggal di lakban yang semula melilit kepala ADP. 

Namun, dari penyelidikan awal, polisi menemukan sidik jari ADP di lakban tersebut. 

“Nanti kita bawa ke lab karena masih kumpulin alat bukti-alat buktinya dulu mengarahnya ke mana gitu. Kalau dari olah TKP awal masih kelihatan sidik jari si korban itu,” katanya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/7/2025).

Obat sakit kepala dan lambung

Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah obat-obatan dari kamar ADP.  

Namun, polisi belum dapat memastikan apakah obat-obatan tersebut berkaitan dengan penyebab kematian ADP atau tidak.

“Ya, beberapa obat, kayak obat sakit kepala sama obat lambung. Itu aja sih. Tapi kalau dari pemeriksaan awal belum mengarah ke sana (ada penyakit),” ujarnya.

5 saksi dan CCTV

Untuk saksi yang diperiksa sampai saat ini berjumlah lima orang.

“Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi ya. Istri korban, rekan kerja, penjaga kos, tetangga, dan pemilik kos,” ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono saat olah TKP ulang.

Dua CCTV di sekitar lokasi pun turut dianalisis. Kamera pertama mengarah ke depan kamar kos, sedangkan yang kedua memantau area toko vape di depan bangunan.

“CCTV masih diproses di Labfor. Rekaman harus disatukan dulu karena sistemnya memory card dan terpotong-potong,” jelasnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved