Mertua Brigadir Nurhadi Didatangi 7 Aparat, Ngaku Dapat Tekanan dari Mabes Polri

Kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi dari Propam Polda NTB memasuki babak baru. Mertuanya mengaku didatangi tujuh aparat.

Editor: Abdul Rosid
Dok/Polda NTB
Kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi dari Propam Polda NTB memasuki babak baru. Mertuanya mengaku didatangi tujuh aparat. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kasus kemarian anggota Bidang Propam Polda NTB, Brigadir Muhammad Nurhadi saat ini masih dalam penyidikan.

Dalam proses penyidikan itu ada fakta baru yang mengejutkan, keluarga Brigadir Nurhadi mengaku didatangi oleh tujuh orang aparat.

Hal itu disampaikan langsung oleh mertua Nurhadi, Sukarmidi. Dia mengatakan, ketujuh aparat tersebut memintanya untuk tidak mempersulit penyelidikan.

“Waktu datang 7 orang, dia bilang sama saya untuk jangan mempersulit penyelidikan. Dia menjanjikan akan mengawal kasus anak saya, dia bilang sudah 40 barang bukti sudah diamankan. Itu bahasanya,” ujar dilansir dari Kompas.com, Jumat (11/7/2025).

Baca juga: Dokter Tifa Tolak Jawab Sebagian Pertanyaan Penyelidik, Buntut Ijazah Jokowi Tak Kunjung Ditunjukkan

Diduga Ada Tekanan dari Mabes Polri

Salah satu pernyataan yang paling mencengangkan datang dari salah satu oknum aparat. 

Ia menyebutkan adanya tekanan dari Mabes Polri agar kasus kematian Nurhadi segera ditutup.

"Dia bilang, saya dapat tekanan dari Mabes. Ini bukan urusan keluarga, tapi urusan negara. Kalau Bapak mempersulit, Bapak bisa kena, saya juga bisa dipidana," ungkap Sukarmidi menirukan ancaman yang disampaikan.

Brigadir Nurhadi Tangani Kasus Sensitif Sebelum Meninggal

Sebelum ditemukan meninggal dunia, Nurhadi diketahui menangani kasus kematian Rizkil Wathoni, warga Lombok Utara yang bunuh diri usai ditetapkan sebagai tersangka pencurian HP. 

Kasus tersebut menyulut amarah warga hingga menyebabkan perusakan kantor Polsek Kayangan.

Nurhadi, sebagai anggota Propam, termasuk dalam tim yang menyelidiki dugaan pelanggaran oleh oknum polisi dalam kasus itu.

“Dia sempat cerita soal tugasnya menangani kematian warga KLU itu. Saya sudah ingatkan, karena tugasnya berisiko. Lebih banyak orang yang tidak suka dibanding yang dukung,” kata Sukarmidi.

Tingkah Aneh Menjelang Kematian

Tiga hari sebelum kematiannya, keluarga melihat perilaku tidak biasa dari Nurhadi. Ia sering menerima telepon larut malam dan beberapa kali keluar rumah tanpa menjelaskan tujuan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved