Budidaya Maggot di TPA Bangkonol Pandeglang, Upaya Zero Waste dan Penguatan Ekonomi Warga

BUMD Pandeglang olah sampah organik jadi maggot untuk pakan dan pupuk. Inovasi ini ditargetkan produksi 200 kg maggot per hari.

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
Misbahudin/TribunBanten.com
BUMD Pandeglang olah sampah organik jadi maggot untuk pakan dan pupuk. Inovasi ini ditargetkan produksi 200 kg maggot per hari. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin

TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Pandeglang, Pandeglang Berkah Mandiri (PBM), mulai mengembangkan budidaya maggot dari sampah nonorganik yang diambil dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol, Kecamatan Koroncong, Pandeglang.

Pantauan TribunBanten.com, Selasa (15/7/2025), terlihat tumpukan sampah organik digiling menggunakan mesin penghancur sebagai bahan awal untuk budidaya maggot

Di bagian dalam area, tampak kotak-kotak berisi maggot dalam berbagai tahap perkembangan, mulai dari telur hingga indukan lalat.

Baca juga: Warga Pandeglang Keluhkan Bau Sampah TPA Bangkonol, Minta Pengiriman dari Kabupaten Serang Distop

Pengelola budidaya maggot PBM, Bangbang Wahyudi, mengatakan bahwa sampah organik yang digunakan berasal dari berbagai sumber, seperti pasar, rumah makan, dan lingkungan sekitar.

"Sampah dari pasar, rumah makan, dan lainnya kita ambil, lalu dipilah dan diolah menjadi maggot," ujarnya.

Menurutnya, budidaya maggot tersebut sudah berjalan selama empat bulan.

"Baru berjalan empat bulan ini," katanya.

Bangbang menjelaskan, keberadaan maggot sangat membantu dalam proses penghancuran sampah organik. Selain itu, maggot juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas dan ikan.

"Tahap awal ini masih percobaan dengan konsep zero waste, jadi semua limbah diolah kembali. Sampah organik masuk ke sini," jelasnya.

PBM menargetkan produksi maggot mencapai 200 kilogram per hari, dengan kebutuhan sampah organik sekitar dua ton setiap harinya.

"Setiap hari kita butuh dua ton sampah organik. Nantinya, sisa maggot bisa diolah lagi menjadi pupuk tanaman," tambahnya.

Proses budidaya maggot dari telur hingga kembali menjadi telur membutuhkan waktu sekitar 45 hari.

"Kami masih butuh sarana tambahan, seperti tempat pembesaran, bak pengentasan, dan kandang lalat," ungkapnya.

Ia mengklaim bahwa dari delapan kabupaten dan kota di Banten, baru Kabupaten Pandeglang yang secara aktif mengembangkan budidaya maggot dalam skala BUMD.

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved