Catat! Ini Daftar Merek Beras Premium yang Diduga Oplosan, Kamu Wajib Tahu

Berikut ini daftar merek beras premium yang diduga oplosan dan saat ini sedang diusut oleh Bareskrim Polri.

Editor: Ahmad Tajudin
Tribunnews/ Jeprima
ILUSTRASI BERAS - Pedagang beras menunjukkan beras yang dijual di Agen Beras Aek Lumputan, Jakarta, Rabu (21/2/2024). Berikut ini daftar merek beras premium yang diduga oplosan dan saat ini sedang diusut oleh Bareskrim Polri. 

TRIBUNBANTEN.COM - Berikut ini daftar merek beras premium yang diduga oplosan dan saat ini sedang diusut oleh Bareskrim Polri.

Buat masyarakat yang sering mengonsumsi beras premium, kalian harus tahu beberapa merek beras ini.

Seperti diketahui, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri tengah memeriksa empat produsen beras terkait dugaan pelanggaran beras oplosan

Sebanyak empat produsen beras diduga melakukan pelanggaran mutu dan takaran beras.

Baca juga: Daftar 9 Tersangka Baru Kasus Dugaan Korupsi Pertamina, Ada Beneficial Owner PT Orbit Terminal Merak

Dikutip dari Kompas.com, keempat perusahaan tersebut adalah Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group).

Sejumlah perusahaan ini diketahui mengelola beberapa merek beras yang saat ini ada di pasaran.

Daftar merek Beras Premium yang terseret kasus beras oplosan 

Wilmar Group :

  • Sania
  • Sovia
  • Fortune
  • Siip. 

Baca juga: Penampakan Rumah Mewah Riza Chalid Tersangka Korupsi Pertamina di Jaksel, Terpasang Segel Kejagung

Food Station Tjipinang Jaya :

  • Setra Ramos
  • Beras Pulen Wangi
  • Food Station
  • Ramos Premium
  • Setra Pulen
  • Setra Ramos

PT Belitang Panen Raya :

  • Raja Platinum
  • Raja Ultima produksi

PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group) :

  • Ayana

Dalam kasus tersebut, sejumlah perusahaan telah dimintai keterangan oleh Satgas Pangan Polri.

Adapun perusahaan yang telah dimintai keterangan di antaranya adalah Wilmar Group, PT Food Station Tjipinang Jaya, PT Belitang Panen Raya, dan PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group). 

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan sampel beras kemasan dari berbagai daerah yang sebelumnya dikumpulkan oleh Satgas Pangan Polri.

Baca juga: Korupsi Ekspor CPO: Kejagung Sita Uang Rp11,8 Triliun yang Dikembalikan Wilmar Group

212 merek beras tak sesuai standar mutu

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui maraknya beras oplosan yang beredar di pasar tradisional dan ritel modern.

Kemasannya tampak premium, sekalipun isinya telah dicampur alias menipu.

Hasil investigasi Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Polri mengungkapkan setidaknya ada 212 merek beras yang terbukti tidak memenuhi standar mutu, baik dari sisi berat kemasan, komposisi, hingga labelnya.

Beberapa merek tercatat menawarkan kemasan 5 kilogram (kg), padahal isinya hanya 4,5 kg. 

Banyak di antaranya juga mengeklaim beras premium, padahal sebenarnya berkualitas biasa.

"Contoh ada volume yang mengatakan 5 kilogram, padahal 4,5 kg. Kemudian ada yang 86 persen mengatakan bahwa ini premium, padahal itu adalah beras biasa. Artinya apa? Satu kilo bisa selisih Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram," kata Amran dalam video yang diterima Kompas.com, dikutip Senin (14/7/2025).

Praktik oplosan beras berpotensi merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun per tahun, atau hampir Rp 100 triliun.

Baca juga: Wakil Wali Kota Serang Ditilang Polisi Karena Bonceng Anak Tak Pakai Helm, Ini Pasal yang Dikenakan

Respons produsen

Kepala Divisi Unit Beras PT SUL, Carmen Carlo Ongko, mengatakan bahwa pihaknya menghormati dan mendukung penuh proses pemeriksaan yang dilakukan oleh Satgas Pangan Polri.

Ia menyebut bahwa langkah ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap rantai pasok pangan nasional.

“Dalam menjalankan operasional bisnis, kami memastikan seluruh proses produksi dan distribusi beras PT SUL dijalankan sesuai dengan standar mutu dan regulasi yang berlaku,” kata Carmen dalam pernyataan resminya.

Pihaknya menambahkan bahwa pengawasan internal perusahaan dilakukan secara berkala dan ketat, mencakup aspek takaran, kebersihan, serta pelabelan produk.

“Kami belum menerima hasil akhir dari proses pemeriksaan yang berlangsung, namun tetap terbuka terhadap evaluasi dan terus secara rutin melakukan langkah perbaikan demi menjamin kualitas produk untuk masyarakat,” ujar Carmen.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Karyawan Gunarso, menyampaikan pihaknya akan melakukan koordinasi dan pengecekan lebih lanjut terkait pemeriksaan tersebut.

“Saya akan koordinasi, dan men-cross check dulu,” kata Karyawan.

Jurnalis Kompas.com juga telah mencoba menghubungi Wilmar Group dan PT Belitang Panen Raya untuk mendapat tanggapan klarifikasi.

Namun belum ada jawaban.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved