Pembunuhan Wanita Diborgol di Cisauk

Tetangga Ungkap Kepribadian Pelaku Pembunuhan Gadis yang Tewas dalam Kondisi Terborgol di Tangerang 

Kasus pembunuhan terhadap APSD wanita yang jasadnya ditemukan dalam kondisi terborgol di semak-semak Kampung Kedokan, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Ade Feri Anggriawan
REKONSTRUKSI - Momen saat tersangka memeragakan adegan saat rekonstruksi, di TKP, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (22/7/2025) 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG - Kasus pembunuhan terhadap APSD (22 tahun) wanita yang jasadnya ditemukan dalam kondisi terborgol di semak-semak Kampung Kedokan, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, mulai menemukan titik terang.

Tiga orang pe pembunuhan yakni Rafli Raman Putra (19 tahun), AP (17 tahun) dan Ibra Firdaus (21 tahun) telah telah ditangkap, dan polisi pun telah menggelar rekonstruksi kasus tersebut.

Salah satu tersangka yang juga merupakan otak pembunuhan, yakni Rafli Raman Putra, dikenal tetangga sebagai sosok yang temperamental dan kurang bergaul.

Baca juga: 3 Tersangka Tampak Tenang saat Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Terborgol di Tangerang, Warga: Biadab

Selain itu, pelaku yang juga merupakan mantan pacar korban itu juga dikenal tetangga sebagai pribadi yang jarang keluar rumah dan hobi mengumpulkan teman-temannya.

"Anaknya tempramen, adeknya aja tuh perempuan sering dipukulin. Terus juga pendiem sering slanang slonong aja tuh bocah," ujar tetangga pelaku, Maryadi (40) kepada TribunBanten.com, saat ditemui di rumahnya yang bersebelahan dengan TKP, Selasa (22/7/2025).

"Terus kalau malem juga sering rame-rame ngumpulin orang, makanya sering saya tegur juga," sambungnya.

Maryadi menjelaskan, tersangka Rafli menghuni rumah tersebut dengan status sewa atau kontrak selama kisaran sembiran bulan.

Baca juga: Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Terborgol di Cisauk-Tangerang Dikawal Ketat, Warga Nyaris Ricuh

Di rumah kontrakan itu, tersangka tinggal bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya.

Namun saat kejadian, kedua orangtua dan adik perempuannya sedang tidak ada di rumah.

"Dia tinggal sama keluarga, bapaknya mungkin dinas malem waktu kejadian, terus kalau ibunya seminggu sekali pulang kerja sebagai pembantu rumah tangga," jelas Maryadi.

Lebih lanjut Maryadi menyebut, sepengetahuannya tersangka juga merupakan pemuda yang belum bekerja.

"Enggak, dia gak kerja di rumah terus. Pernah jadi kurir, tapi cuma selama 3 hari kalau gak salah," tuturnya.

Adapun terkait penemuan terhadap jasad korban, Maryadi menjelaskan berawal dari kecurigaan ibunya yang mencium bau tidak sedap di sekitar rumah mereka.

"Jadi ketemunya itu satu minggu setelah kejadian, karena ibu saya nyium bau yang menyengat akhirnya saya cariin," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved