Angka Berisiko Stunting di Kota Serang Menurun, Sisakan 15 Ribu Keluarga

Angka keluarga berisiko stunting di Kota Serang menurun dari 24 ribu menjadi 15.960 keluarga pada 2025.

Penulis: Muhamad Rifky Juliana | Editor: Abdul Rosid
Muhamad Rifky Juliana/TribunBanten.com
Kepala DP3AKB Kota Serang, Anthon Gunawan - Angka keluarga berisiko stunting di Kota Serang menurun dari 24 ribu menjadi 15.960 keluarga pada 2025. Pemkot Serang gencarkan edukasi gizi, sanitasi, dan program Bimbingan Perkawinan untuk mencegah stunting sejak dini. 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhamad Rifky Juliana

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang mencatat adanya penurunan signifikan jumlah keluarga berisiko stunting.

Berdasarkan data Pendataan Keluarga 2024, terdapat 15.960 keluarga di Kota Serang yang masuk dalam kategori berisiko stunting. 

Jumlah tersebut menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 24.000 keluarga berisiko.

Baca juga: ASN Pemkot Tangsel Siap-siap Gigit Jari, Gaji Bakal Ditunda Dua Bulan, dan TPP Dipangkas

Kepala DP3AKB Kota Serang, Anthon Gunawan, mengatakan pendataan terbaru akan dilakukan pada tahun 2025, dan hasilnya akan diumumkan pada awal 2026 mendatang.

“Secara keseluruhan ada sekitar 15.960 keluarga berisiko stunting se-Kota Serang. Ini kategori berisiko, artinya belum tentu stunting,” ujar Anthon.

Menurutnya, penurunan jumlah keluarga berisiko stunting menunjukkan adanya perbaikan akses air bersih, sanitasi, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat.

“Salah satunya karena semakin banyak fasilitas air bersih yang dipasang dan adanya deklarasi bebas buang air besar sembarangan di berbagai wilayah,” ungkapnya.

Anthon menambahkan, Kecamatan Kasemen masih menjadi wilayah dengan tingkat risiko stunting tertinggi akibat keterbatasan akses air bersih.

Program pembangunan WC melalui Program Sejuta Jamban dinilai belum termanfaatkan secara optimal karena masih minimnya edukasi kepada masyarakat.

Untuk mencegah keluarga berisiko menjadi stunting, DP3AKB Kota Serang terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat, terutama mengenai pola makan bergizi, kebersihan lingkungan, dan pentingnya sanitasi sehat.

“Kami juga memberikan Kartu Identitas Anak (KIA) dan bantuan sembako, seperti beras dan telur, serta uang transport dari Baznas. Ini hasil kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, perbankan, dan Baznas,” jelasnya.

Selain itu, DP3AKB juga melakukan pendekatan preventif melalui program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) di Kantor Urusan Agama (KUA) bagi calon pengantin, guna meningkatkan pemahaman tentang kesiapan reproduksi dan pencegahan stunting sejak sebelum menikah.

“Kami ingin calon pengantin memahami pentingnya kesiapan reproduksi, terutama bagi yang masih di bawah usia 20 tahun,” tutup Anthon.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved