Inspektur Lebak Buka Suara Soal Dugaan Tindak Kekerasan Terhadap OB, Rusito : Sudah Saling Memaafkan
nspektur pada Inspektorat Kabupaten Lebak, Rusito buka suara terkait dugaan kasus penganiyaan terhadap office boy (OB) berinisial EK.
Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Lebak, Rusito buka suara terkait dugaan kasus penganiyaan terhadap office boy (OB) berinisial EK.
Sebagaimana diketahui, EK yang berkerja di Kantor Inspektorat Kabupaten Lebak, diduga menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh Rusito.
Peristiwa penganiayaan yang dialami pria 25 tahun ini terjadi pada Jumat (14/11/2025) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, atau empat hari lalu.
Saat dikonfirmasi, Rusito mengaku bahwa permasalahan tersebut sudah dimusyawarahkan dengan pihak keluarga EK.
"Sudah selesai dengan pihak keluarga. Semalam kami sudah ke rumahnya, dan bertemu langsung dengan orang tuanya," ujarnya dalam sambungan telepon, Selasa (18/11/2025).
Baca juga: OB Diduga Dianiaya Pejabat Inspektorat Lebak, Pilih Mengundurkan Diri, Mengaku Tidak Kuat Lagi
Menurut Rusito, peristiwa itu tidak ada unsur kesengajaan secara pribadi, terlebih EK juga mengakui terkait kelalaiannya tersebut.
"Tidak ada kekerasan dan hanya salah paham saja. Semalam kita sudah musyawarahkan bersama keluarganya, sudah saling memaafkan," ujarnya.
"Alhamdulillah sudah selesai," sambungnya.
Terkait alasan EK mengundurkan diri, pihaknya sudah melobi agar bisa kembali bekerja, namun EK sudah memutuskan secara pribadi.
"Kita upayakan sudah, tapi beliau mau bekerja di tempat lain katanya," katanya.
"Jadi saya sekali lagi minta maaf, karena tidak ada unsur kesengajaan," sambungnya.
Kronologi kejadian
Pada pukul 06.15 WIB, EK, warga Kecamatan Rangkasbitung, sudah tiba di Kantor Inspektorat Lebak membersihkan ruangan kantor pada bagian dalam.
Setelah itu dirinya mempersiapkan peralatan untuk menyemprot rumput.
Tidak lama, kemudian atasannya berisinial R datang dan melihat aula kantor yang belum dibereskan oleh dirinya.
"Soalnyakan aula itu terpisah di luar pintunya, jadi memang saya belum sempat bereskan. Tadinya memang mau dibereskan, cuma kebetulan Pak (R) datang sambil marah-marah ke saya," ujarnya dalam sambungan telepon, Senin (17/11/2025).
"Beliau bilang ke saya goblok dia, tolol dia, pelongo dia mah. Saya tidak gubris, iya-iya aja," sambungnya.
Usai memarahi EK, kemudian R masuk ke dalam ruangannya. Tidak lama setelah itu, R memanggil EK sambil teriak.
Baca juga: Kisah Pilu Udeng, Lansia di Lebak Tinggal di Gubuk Reot Bersama Anak ODGJ Tak Pernah Dapat Bantuan
"Saya sempat nyaut iya Pak, R kemudian nyamperin saya sambil nendang tong sampah dua kali, sambil mengeluarkan bahasa yang sama," katanya.
EK mengaku ditendang oleh R di bagian perut.
"Perut saya ditendang di bagian puser. Saya tidak melawan, karena saya menghargai R karena atasan saya," ucapnya.
Setelah ditendang oleh R, dirinya didorong ke aula.
"Geraan-geraan dia (cepetan kamu) sambil dorong saya ke aula," katanya.
"Saya sempat disidang sama tiga orang di aula, Pak R, Pak Sekretaris dan Pak Yes. Dua orang itu belum tahu kronologi nya seperti apa."
"Saya mau diberhentikan tadinya sama Pak R, tapi Pak Yes dan Pak Sekertaris, mempertahankan saya agar tetap bekerja di Inspektorat," sambungnya.
Setelah EK mendapatkan tindak kekerasan dan perkataan yang tidak pantas dari R, kemudian EK mengundurkan diri menjadi OB di Inspektorat Lebak pada hari ini.
"Tadi saya mengundurkan diri juga, karena saya sakit hati soalnya, harga diri saya sudah tidak ada lagi di situ," ujarnya.
"Kalau secara omongan sudah sangat sering, cuma tidak pernah diambil hati. Tapi ini sudah masuk ke ranah fisik, maka saya mengundurkan diri," sambungnya.
EK berkerja sebagai OB di Inspektorat Lebak sudah tiga tahun.
"Sudah tiga tahun saya di situ berkerja," ucapnya.
Menurut EK, R sudah sangat sering mengeluarkan kata-kata kurang pantas ketika sedang marah.
"Sering kalau kata-kata begitu mah, tapi kalau fisik baru pertama kali saya rasakan sendiri," ujarnya.
Pada saat ditanya, apakah sudah melaporkan dugaan kekerasan tersebut kepada pihak kepolisian?
EK mengaku tidak berani melaporkan ke pihak kepolisian.
"Tidak berani, takut kenapa-kenapa, apalagi saya orang kecil, beliau kan banyak jaringannya dan saya takut berbalik sama saya," ujarnya.
EK menilai, bahwa tindakan yang dilakukan oleh R sangat kurang pantas, dikarenakan seorang pejabat publik.
"Kurang pantas, karena beliau kan pemimpin harus bisa memberikan contoh yang baik kepada bawahan. Kontrol emosi nya seperti apa, dan cara menghadapi nya bagaimana," pungkasnya
| 800 PKL di Rangkasbitung Akhirnya Tempati Pasar Semi, Disperindag Lebak Ungkap Strategi Pemindahan |
|
|---|
| OB Diduga Dianiaya Pejabat Inspektorat Lebak, Pilih Mengundurkan Diri, Mengaku Tidak Kuat Lagi |
|
|---|
| Adde Rosi Dorong Keluarga Berkualitas di Lebak: Bangga Kencana Jadi Kunci Indonesia Emas 2045 |
|
|---|
| Respons Para Pedagang, Pasca Pindah Jualan dari Pasar Rangkasbitung ke Pasar Semi |
|
|---|
| Subuh Mencekam di Pasar Semi Rangkasbitung : Seorang Pria Kejang-Kejang, Lima Pedagang Kesurupan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banten/foto/bank/originals/Kantor-Inspektorat-Lebak-asdas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.