Makan Bergizi Gratis
Kasus Keracunan Bikin Resah, Emak-emak di Kota Tangsel Mulai Tolak MBG di Sekolah
Para ibu di Kota Tangerang Selatan mulai enggan memberikan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka.
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA TANGSEL - Sederet orang tua, terutama para emak-emak di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten, mulai enggan memberikan Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah kepada anak-anak mereka.
Alasannya, mereka khawatir soal kualitas makanan yang kerap basi, serta selera anak-anak yang tidak cocok menjadi alasan utama.
“Kadang masaknya dari malam, terus ditutup panas-panas. Jadi pas sampai ke anak, udah kayak basi gitu. Tapi ya saya enggak masalah soal MBG, cuma sayang aja,” ujar Mursinah, bukan nama sebenarnya kepada TribunTangerang.com, Pondok Aren, Tangsel, Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Dindikbud Kota Serang Larang Siswa Bawa Pulang Makanan MBG
Menurut Mursinah, menu MBG tergolong standar, seperti tumis sayuran atau buah potong seperti salak. Namun, makanan tersebut tidak selalu sesuai dengan selera anak-anak.
“Anak-anak saya kadang milih-milih. Kalau lagi ada lauk kayak ayam, baru dimakan. Tapi seringnya enggak disentuh,” tambahnya.
Kekhawatiran meningkat setelah kabar adanya kasus keracunan makanan di beberapa wilayah termasuk Tangsel.
Hal ini membuat sebagian orang tua mengambil langkah lebih hati-hati.
“Kadang was-was juga. Udah dua mingguan ini anak saya di SMP enggak makan MBG. Takut keracunan,” ujar Mursinah.
Senada dengan Mursinah, Asri menyarankan program MBG diganti dengan uang tunai yang bisa dikelola orang tua.
“Kalau saya sih mending diganti uang aja. Jadi saya tahu makanan apa yang dimakan anak saya. Lebih hemat juga, enggak dibuang,” ungkap Asri.
Wanita yang akrab disapa Mama Banyu itu mengatakan makanan MBG kerap dibuang karena tidak dimakan dan sudah basi saat tiba di rumah.
Baca juga: Kala PM Anwar Ibrahim Minta Tolong AS untuk Bebaskan Warga Malaysia yang Disandera IDF Israel
“Sayang banget, kadang nyampe rumah udah basi. Ya akhirnya dibuang. Enggak bisa dimakan lagi," ujar Asri.
Meski begitu, ia mengungkapkan pengelolaan makanan sudah membaik, seperti penggunaan mayones dalam kemasan saset agar lebih tahan lama.
“Sekarang udah mulai pakai sasetan. Dulu dicampur langsung, cepat basi,” pungkasnya.
SUMBER: TribunTangerang.com
Terkuak! 63 SPPG di Kabupaten Tangerang Ternyata Belum Miliki SLHS Meski Telah Beroperasi Lama |
![]() |
---|
Dindikbud Kota Serang Larang Siswa Bawa Pulang Makanan MBG |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Serang Minta Ahli Gizi Dilibatkan di Dapur SPPG untuk Cegah Keracunan |
![]() |
---|
Program MBG di Lebak, Dindik Sebut Hanya 26 SPPG dari 107 yang Sudah Salurkan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Dindik Lebak Sarankan Sekolah Lapor SPPG Jika Temukan MBG Tidak Sesuai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.