Jarang Diketahui! Ini Sejarah Nama Tanjung Lesung Pandeglang, Terkenal Wisata Pantainya

Jarang diketahui, inilah sejarah dan asal usul nama Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten. Kawasan yang terkenal wisata pantainya.

Editor: Abdul Rosid
TribunBanten.com
Jarang diketahui, inilah sejarah dan asal usul nama Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten. Kawasan yang terkenal wisata pantainya. 

TRIBUNBANTEN.COM - Tanjung Lesung merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kawasan ini dikenal memiliki panorama pantai yang indah dan sering menjadi tujuan wisata favorit wisatawan lokal maupun mancanegara.

Namun, di balik keindahan alamnya, tidak banyak yang mengetahui sejarah dan asal usul nama Tanjung Lesung yang ternyata menyimpan kisah legenda klasik dari Banten.

Asal Usul Nama Tanjung Lesung dari Hikayat Raden Budog

Nama Tanjung Lesung dipercaya berasal dari sebuah kisah rakyat kuno berjudul Hikayat Raden Budog.

Baca juga: Sejarah dan Asal Usul Nama Sawarna, Daerah di Lebak Terkenal Keindahan Pantainya

Cerita ini mengisahkan perjalanan seorang pemuda gagah bernama Raden Budog, yang berasal dari pesisir Laut Selatan. Ia dikenal sebagai pengembara pemberani dan memiliki seekor anjing serta kuda kesayangan.

Suatu malam, Raden Budog bermimpi bertemu seorang gadis cantik bernama Sri Poh Haci. Mimpi itu berulang kali datang, membuatnya penasaran hingga ia memutuskan untuk mencari sang gadis dalam mimpinya.

Perjalanan Panjang Raden Budog

Raden Budog menempuh perjalanan panjang bersama kuda dan anjingnya, melewati gunung, lembah, hingga daerah bernama Tali Alas dan Pantai Cawar.

Namun di tengah perjalanan, nasib buruk menimpanya. Kudanya terjatuh di lereng Gunung Walang, dan pelananya robek. Setelah beristirahat, ia kembali melanjutkan perjalanan hingga tiba di sebuah sungai besar yang tengah banjir.

Saat menunggu air surut, ia mendengar suara tabuhan lesung yang merdu dari kejauhan. Suara itu berasal dari sebuah desa di seberang sungai desa tempat tinggal Sri Poh Haci, gadis yang selama ini muncul dalam mimpinya.

Pertemuan dan Cinta Terlarang

Di desa itu, menabuh lesung merupakan tradisi masyarakat yang disebut Ngagondang, dilakukan oleh para gadis setiap hari kecuali Jumat. karena hari itu dianggap keramat.

Raden Budog akhirnya bertemu dengan Sri Poh Haci dan jatuh cinta. Meski sempat ditolak ibunya, Nyai Siti, keduanya akhirnya menikah.

Raden Budog pun tinggal di desa tersebut dan ikut menabuh lesung bersama warga. Namun, ia melanggar pantangan dengan bermain lesung pada hari Jumat. Akibat pelanggaran itu, wajah tampannya berubah menjadi seekor lutung (kera).

Asal Nama “Tanjung Lesung”

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved