Dapur SPPG di Setu Tangsel Tutup Sepekan, Ini Respon Warga

SPPG yang terletak di Gang Swadaya, Jalan Babakan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan tutup selama sepekan.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade
Dapur SPPG di Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan dalam kondisi tutup, Senin (6/10/2025). 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terletak di Gang Swadaya, Jalan Babakan Pocis, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tutup selama sepekan.

Berdasarkan pantauan TribunBanten.com, pagar besi berwarna putih yang biasanya terbuka untuk keluar masuk karyawan dalam melakukan aktivitas pelayanan dalam program makan bergizi gratis (MBG) kondisinya saat ini tergembok rapat.

Dari luar, tak terlihat juga adanya aktivitas dari para pekerja dalam menyiapkan makanan MBG.

Baca juga: ASN di Kota Serang Harap Siap-Siap! Pemkot akan Segera Terapkan Sistem Merit dan Manajemen Talenta

Tak hanya itu, dua mobil berwarna biru dongker dan putih bertuliskan 'badan gizi nasional' juga terlihat hanya terparkir di bagian halaman.

Salah satu warga sekitar, Wati mengatakan, aktivitas pelayanan di dapur SPPG tersebut sudah terhenti selama sepekan terakhir.

Namun demikian, ia mengaku, heran terkait alasan penutupan dapur SPPG tersebut.

"Udah tutup dari Senin pekan lalu, katanya sih karena ada yang keracunan, cuma saya bingung juga soalnya saya sering dapat makanan dari sini (dapur SPPG) tapi gapapa," ujar wanita yang juga membuka warung tepat di depan dapur, kepada TribunBanten, Senin (6/10/2025).

"Terus bukan saya aja, tetangga sampai ponakan saya yang masih sekolah di deket sini juga gapapa gak ada yang keracunan," sambungnya.

Oleh karena itu lanjut dia, terdapat hal yang janggal terkait informasi keracunan yang diakibatkan oleh dapur SPPG tersebut.

"Kalau iya ada keracunan mah, harusnya kami warga sekitar ini yang sering dapat makanan dari sini kena juga. Cuma ini Alhamdulillah sehat-sehat aja," ucap Wati.

Wati juga menyampaikan, sepengetahuan nya proses masak hidang MBG di dapur ini sudah benar. 

"Kalau setahu saya yang masak itu chef yang udah ahli, terus juga kan ada dokternya. Dan yang selama ini kami terima makanan dari dapur sini terutama ketika kelebihan itu enak dan bersih," ungkapnya.

"Makanya saya heran kalau alasan tutup nya karena ada yang keracunan, karena kirain saya sih cuma lagi libur aja," jelasnya.

Ia pun berharap, dapur SPPG yang berada tepat di samping warungnya tersebut tidak tutup terlalu lama.

Sebab, kata Wati, dapur SPPG tersebut selama ini banyak memberikan manfaat bagi warga sekitar.

"Misal kalau buat saya warung bisa rame, karena kan pekerjanya itu 24 jam ada disini. Terus buat tetangga juga ada yang bisa kerja bantu-bantu ngehidangin," katanya.

"Terus bekas-bekas makanannya itu diambilin warga buat ternak bebek, terus bekas kardus, plastik segala macam itu juga sering diambil tetangga buat dijual ke pengepul," imbuhnya.

"Makanya mudah-mudahan gak lama lah tutupnya, soalnya banyak bantu masyarakat. Anak-anak juga udah pada nanyain mau makan MBG," tutup Wati.

Baca juga: Wapres Gibran Kembali Tak Hadiri Mediasi Kedua Gugatan Perdata soal Ijazah, Sidang Digelar Tertutup

Diketahui sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menyebutkan jajarannya di dinas kesehatan dapat laporan ada kasus keracunan. Peserta didik penerima manfaat MBG mengalami mual-mual.

Pilar mengatakan, akibat insiden tersebut dapur yang terindikasi memproduksi makanan kurang layak harus ditutup sementara.

Menurutnya, pengelola SPPG tersebut didorong untuk memperbaiki sarana dan prasarana dapur. Sebab setiap dapur MBG wajib mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) agar mutu hidangan yang diberikan terjamin.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved