News
Saling Pelukan & Menangis, Akhirnya Anak yang Polisikan Ibu Kandung Mau Berdamai, Dihadiahi Umrah
Agesti selaku anak mengakui dirinya merasa tak tenang setelah dirinya melaporkan ibu kandungnya ibunya ke polisi.
TRIBUNBANTEN.COM - Kejadian anak mempolisikan ibu kandung hingga sempat dipenjara di Demak, Jawa Tengah, menyedot perhatian publik.
Bahkan, kejadian yang berawal dari masalah dibuangnya pakaian sang anak oleh ibunya berujung pertengkaran itu membuat anggota DPR RI Dedi Mulyadi berinisiatif turun tangan untuk memediasi kedua orang yang satu darah tersebut.
Agesti Ayu Wulandari (19) melaporkan ibu kandungnya, Sumiyatun (36) atas kasus penganiayaan dan KDRT ke Polres Demak.
Sumiyatun pun terancam hukuman lima tahun penjara dan sempat ditahan di Polres Demak.
Sang anak mempolisikan ibu kandungnya setelah kedua teribat pertengkaran gara-gara pakaiannya dibuang keluar rumah.
Kasus ini menjadi pemberitaan nasional hingga menjadi perbincangan warganet di media sosial.
Alhasil, Agesti sempat mengalami trauma karena mendapat perundungan atau bullly dari warganet yang beramai-ramai memberinya gelar " anak durhaka".
Gelar itu diberikan karena sang anak tak juga kunjung bersedia berdamai kendati telah dilakukan tiga kali mediasi oleh kepolisian dan Dedi Mulyadi selaku anggota DPR RI.
Baca juga: UPDATE Anak Jebloskan Ibu Kandung ke Penjara, Memaafkan tapi Tolak Cabut Laporan, Teteskan Air Mata
Baca juga: Anak yang Polisikan Ibu Kandung Bukan Durhaka, Kata Pengacara
Kabar terbarunya, kini sang bersedia berdamai dan mencabut laporannya.
Ibu dan anak ini akhirnya berdamai dan saling berpelukan dengan disaksikan Dedi Mulyadi, Kapolres Demak, Kajari dan jajarannya.
"Alhamdulillah, akhirnya mereka damai. Laporannya dicabut," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Rabu (13/1/2021).
Awal mula keduanya mau berdamai
Dedi menceritakan awal ibu dan anak itu berdamai. Saat itu, sepulang dari Demak, Dedi mengaku ditelepon oleh Ketua Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Gus Rofik dari Kediri.
Gus Rofik mengonfirmasi apakah Dedi mendampingi masalah konflik antara ibu dan anak di Demak.
Kebetulan, kata Dedi, Gus Rofik berkomunikasi dengan putri yang berkonflik itu, Agesti, untuk pendampingan.
