Video Call Terakhir, Jaket Minnie Mouse hingga Daftar Umrah; Kisah Haru Sepekan Sriwijaya Air Jatuh

Hari Sabtu (15/1/2021) ini, menandakan sudah sepekan dari peristiwa nahas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Penulis: Yulis Banten | Editor: Yulis Banten
Kolase Instagram/ Dok. Kompas.com
Tim penyelang Kopaska TNI AL menemukan jaket bergambar Minni Mouse, mirip dengan yang dipakati Jaket mirip dengan yang digunakan balita penumpang Sriwijaya Air SJ 182 

TRIBUNBANTEN.COM - Hari Sabtu (15/1/2021) ini, menandakan sudah sepekan dari peristiwa nahas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Kisah haru biru bermunculan dari keluarga para korban.

Terlebih, hingga sepekan setelah pesawat nahas itu jatuh, baru belasan dari 62 kru dan penumpang pesawat berusia 26 tahun tersebut. .

Berikut kisah-kisah haru yang dirangkum TribunBanten.com dari para keluarga korban yang sampai hari ini menanti kepastian pencarian dan identifikasi.

1. Video Call Terakhir

Syarif Rafiq (49) begitu sedih mengenang detik-detik terakhir berkomunikasi dengan istrinya, Panca Widya Nursanti.

Pasangan suami istri itu sempat berkomunikasi melalui video call.

Ini menjadi percakapan mereka yang terakhir sebelum pesawat hilang kontak. 

Panca Widya Nursanti merupakan satu di antara penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Widya hendak pulang ke Pontianak setelah liburan ke kampung halaman di Tegal.

Baca juga: Jempol dan Dompet yang Mengantar Indah Halimah Teridentifikasi, Namun Bayi dan Suami Masih Misteri

Baca juga: Jaket Minnie Mouse Masih Utuh di Tengah Serpihan Sriwijaya Air SJ 182, Yumna Masih Belum Ditemukan

Dari Tegal, Widya sempat transit ke Jakarta sebelum terbang ke Pontianak.

Dia pergi ke Pontianak untuk berkumpul kembali bersama keluarga.

Menanti Istri

Sejak beberapa hari lalu, Syarif berada di Jakarta bersama kerabat untuk mendapat informasi tentang istrinya.

Syarif mencari tahu kondisi evakuasi korban yang beberapa hari ini dilakukan oleh tim SAR.

Ia tampak mengelilingi area tempat material pesawat Sriwijaya Air di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2020).

"Mencari kejelasan korban aja. Tadi sudah mengunjungi posko Kemensos, Basarnas. Mengenai kondisi menjembatani dengan pihak terkait supaya menjadi kebutuhan informasi tentang kondisi korban," kata Syarif saat ditemui di lokasi.

Untuk kebutuhan pencarian jenazah sang istri, Syarif telah memberikan data yang diperlukan.

"Masih menunggu (hasil identifikasi). Tapi data-data yang diminta sudah saya berikan, sudah diinformasikan ke pada pihak terkait," ucap Syarif.

"Untuk kondisi istri saya data sudah masuk, semua tinggal tunggu informasi lebih lanjut. Intinya data yang diminta DVI sudah lengkap semua ya," sambungnya.

Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manifes dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat

Syarif mengatakan, sang istri saat itu hendak pulang ke Pontianak.

Widya dari Tegal transit ke Jakarta kemudian terbang ke Pontianak untuk berkumpul kembali bersama suami dan empat anaknya.

Syarif pun mengungkapkan bahwa percakapan melalui video call menjadi momen terakhir bersama istri.

Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Dari udara terlihat tim SAR gabungan mencari serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 serta terlihat tumpahan minyak yang diduga bahan bakar Sriwijaya Air SJ 182. Tribunnews/Jeprima
Foto udara dari pesawat CN 295 milik TNI AU saat melakukan proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Dari udara terlihat tim SAR gabungan mencari serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 serta terlihat tumpahan minyak yang diduga bahan bakar Sriwijaya Air SJ 182. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Masih teringat jelas dalam ingatan Syarif jika saat itu sang istri sempat memberi kabar kondisi cuaca di Jakarta.

Widya memberi tahu bahwa kondisi di Jakarta sedang kurang baik saat itu.

"Jam 14.05 sempat hubungin kalau di Jakarta cuacanya kurang bagus. Jadi saya suruh banyak baca shalawat saja. Telepon itu komunikasi terakhir sebelum berangkat. Pas dalam pesawat juga telepon via WA (whatsapp), video call," tutur Syarif.

Diketahui bahwa pertemuan terakhir Syarif dengan Widya yakni pada 22 Desember 2020 ketika Syarif mengantar Widya ke Bandara Pontianak.

Baca juga: Para Pengantin Baru yang Tenggelam Bersama Sriwijaya Air, Istri Hamil Muda Hingga Gagal Unduh Mantu

Baca juga: Jempol dan Dompet yang Mengantar Indah Halimah Teridentifikasi, Namun Bayi dan Suami Masih Misteri

2.  Baju Pengobat Rindu

Foto semasa hidup Riyanto, korban pesawat nahas Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh Sabtu (10/1/2021). Sebelum terbang, Riyanto sempat menulis status WA terakhir. (TribunSolo.com, Adi Surya Samodra)
Foto semasa hidup Riyanto, korban pesawat nahas Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh Sabtu (10/1/2021). Sebelum terbang, Riyanto sempat menulis status WA terakhir. (TribunSolo.com, Adi Surya Samodra) ()

Riyanto berangkat bersama kakaknya, Suyanto ke Jakarta menggunakan bus dari Terminal Pilangsari, Sragen.

Sebelum berangkat, anak Riyanto yang masih berusia 1 tahun tidak memperbolehkannya pergi.

"Tidak boleh berangkat. Dipegangi benar."

"Tidak boleh berangkat. Anaknya nangis terus," ungkap Ernawati, Minggu 10 Januari 2021.

Riyanto kemudian menghibur sang anak lalu menidurkannya sebelum akhirnya berangkat bersama Suyanto.

Saat itu, Riyanto sempat mengingatkan kepada buah hatinya bahwa jika rindu, maka ia meminta sang anak untuk melihat pakaiannya.

Seolah pakaian tersebut akan menjadi obat rindu jika sang buah hatinya itu kangen terhadap dirinya.

"Setelah tertidur, bapak baru berangkat," kata Ernawati.

Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manifes dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat

Bahkan, Riyanto menitipkan sebuah pesan kepada Ernawati.

"Bila (anaknya) kangen. Lihat baju bapaknya saja," ucapnya.

Riyanto kemudian menghibur sang anak lalu menidurkannya sebelum akhirnya berangkat bersama Suyanto.

Mata Sri Wisnuwati berkaca-kaca saat bercerita awal mula Suyanto berangkat ke Jakarta sebelum menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Warga Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, itu berangkat bersama sang adik Riyanto.

Mereka berangkat dari rumah Riyanto, diantar menggunakan sepeda motor menuju Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Kamis 7 Januari 2021.

Suyanto dan Riyanto menggunakan bus untuk bertolak ke Jakarta. Bertolaknya warga Sragen itu lantaran ingin menjalani uji swab PCR.

Baca juga: Detik-detik Terakhir Percakapan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Suami: Sempat Video Call di Pesawat

Awalnya mau mencoba layanan uji swab PCR di Sragen, lantaran waktu tunggu terlalu lama, mereka memilih bertolak ke Jakarta.

"Kalau di Jakarta, hasilnya 24 jam bisa diambil," kata Sri, Minggu 10 Januari 2021.

Sebelum bertolak ke Jakarta, Suyanto sempat meminta doa dan restu Sri.

Ia meminta supaya hasil uji swab PCR negatif Covid-19.

"Doakan, semoga lolos uji swab PCR," ucap Sri.

Suyanto dan Riyanto tiba di Jakarta, Jumat 8 Januari 2021, mereka kemudian menjalani uji swab PCR di salah satu rumah sakit di sana.

"Kemudian memberitahu saya kalau hasilnya negatif Covid-19," ujar Sri.

Suyanto dan Riyanto rencananya akan bertolak ke Pontianak dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu 9 Januari 2021.

Mereka menggunakan maskapai Sriwijaya Air SJ-182, penerbangan tersebut sedianya berjalan pukul 07.00 WIB.

Namun kemudian ditunda hingga pukul 13.30 WIB.

Selama menunggu, Sri dan Suyanto terus berkomunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp (WA).

"Kontak terakhir jtu jam 13.30 WIB. Suami masih berbalas WA dengan saya.

Pesannya tanya lagi dimana. Terus saya balas baru service sepeda motor," ucap Sri.

Baca juga: Jaket Minnie Mouse Masih Utuh di Tengah Serpihan Sriwijaya Air SJ 182, Yumna Masih Belum Ditemukan

Setelahnya tidak ada pesan lagi, WA Suyanto terakhir kali aktif sekira pukul 14.15 WIB.

Sri kemudian mendapatkan kabar nahas insiden kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 selepas salat Maghrib.

Kabar itu didapatkannya dari istri Riyanto, Ernawati lewat kiriman tangkapan layar kabar insiden itu.

Sri belum percaya ketika pertama kali mengetahuinya.

"Awalnya sempat kepikiran itu belum pasti. Jadi jangan dipikirkan dulu," kata Sri.

Kemudian, Sri mengecek status WA milik Riyanto, status tersebut mengunggah foto tiket pesawat.

"Setelah dicek ternyata tipe pesawatnya sama," ujarnya.

Tak berselang lama, manifes penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 didapatkan Sri sekitar pukul 19.00 WIB.

"Kabar data manifes penumpang keluar, ternyata nama suami saya ada di nomor 2 lalu ada nama adik ipar saya," ucapnya.

Baca juga: Identitas Korban Sriwijaya Air 182 Pemilik Dompet yang Ditemukan Berisi KTP dan Uangnya Masih Utuh

3. Selebram Syifa Mila

Syifa Mila
Syifa Mila ()

Lain lagi dengan kisah tentang Syifa Mila, selebgram asal Kalbar yang turut jadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air jatuh Sj182 tersebut.

Sang Selebgram dan MUA asal Kalbar itu, punya impian besar untuk sang ibunda.

Emma Yusja, ibu kandung dari Syifa Mila, menceritakan bahwa buah hatinya itu mengungkapkan ada beberapa rencana dan impiannya yang belumlah tercapai.

Satu di antaranya yakni impiannya untuk menghadirkan sebuah rumah terbaik untuk sang Ibunda.

Juga tentang tekadnya membantu kuliah adik-adiknya.

“Dia pernah bilang sabar ya ma masih banyak rencana yang Syifa yang belum tercapai seperti bikin rumah.

Katanya enam bulan dia suruh saya menunggu ingin kumpulkan uang dan buat betulkan rumah. Dia juga ingin menyelesaikan kuliah adik-adiknya,” ujar Emma Yusja menceritakan tentang buah hatinya itu.

Tak hanya itu, Emma Yusja juga mengungkapkan hal lain yang tak bisa dilupakannya dari sosok Syifa Mila.

Hal itu yakni di mana pada 2019 lalu, anak sulungnya sudah sudah mendaftarkan umrah di Masjid Kapal Sungai Raya Dalam.

“Dia juga sudah suruh urus paspor jadi pada Maret 2020 tahun 2020 kemarin tapi tidak boleh berangkat karena adanya pandemi. Jadi ditunda dulu,” ungkapnya.

Baca juga: Kisah Tim Penyelam Menemukan Kotak Hitam Sriwijaya Air Tertanam Lumpur di Kedalaman 18 Meter

Syifa Mila menurut Emma Yusja memanglah sosok yang mandiri dan pekerja keras.

Syifa Mila menurutnya amat suka berbisnis.

Namun, takdir yang tengah dialami Syifa Mila dalam tragedi pesawat Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu 9 Januari 2021 tersebut bak menjadi pukulan keras baginya.

Ia menceritakan, saat keberangkatan sang putrinya ke Jakarta dengan rencana pulangnya sudah membeli tiket menggunakan pesawat Nam Air pagi pukul 07.00 WIB.

Namun, keberangkatan dialihkan menggunakan pesawat Sriwijaya.

“Jadi ada keluarga saya yang dekat rumah bertanya apakah Syifa (Syifa Mila) ke Jakarta terus menggunakan pesawat apa .Saya bilang bahwa saya tidak sempat bernanya karena ditelepon tergesa-gesa,"

“Keluarga saya bilang namanya Syifa terdaftar di Sriwijaya Air yang hilang kontak tersebut,” jelasnya.

Ia mengatakan seharusnya Syifa pulang ke Pontianak menggunakan Nam Air yang pagi karena mau mengejar kerjaan ke Singkawang.

“Tahu-tahunya di-cancel digabungkan ke pesawat Sriwijaya,”ucapnya.

Baca juga: Jempol dan Dompet yang Mengantar Indah Halimah Teridentifikasi, Namun Bayi dan Suami Masih Misteri

Emma Yusja saat ini telah menuntaskan proses pengambilan tes DNA di Posko Antemortem Tim DVI (Disaster Victim Investigation) di Bandara Supadio.

“Sejauh ini mereka belum ada info kita disuruh menunggu informasi melalui grup yang akan dikabarnya dari Basarnas,” ujarnya.

Ia berharap kejadian ini mempunyai titik terang dan semoga para petugas yang bekerja semaksimal mungkin bisa menemukan bangkai pesawat dan bisa mengevakuasi pesawatnya.

“Mudah-mudahan ada keajaiban saya harap anak saya masih ada tapi kalau sudah takdir saya ikhlas,” ujarnya.

Sejumlah materi di artikel ini juga telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Riyanto Jadi Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh, Anak Sempat Larang Pergi: Dipegangi, Nangis Terus

4.  Kisah Keluarga Ratih Windania

Kisah mengharukan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ratih Windania yang masuk pemberitaan Daily Mail 


Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Kisah Mengharukan Korban Sriwijaya Air SJ 182, Salah Satunya Masuk Pemberitaan Daily Mail, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/11/tiga-kisah-mengharukan-korban-sriwijaya-air-sj-182-salah-satunya-masuk-pemberitaan-daily-mail?page=all.

Editor: Wito Karyono
Kisah mengharukan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ratih Windania yang masuk pemberitaan Daily Mail Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Kisah Mengharukan Korban Sriwijaya Air SJ 182, Salah Satunya Masuk Pemberitaan Daily Mail, https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/11/tiga-kisah-mengharukan-korban-sriwijaya-air-sj-182-salah-satunya-masuk-pemberitaan-daily-mail?page=all. Editor: Wito Karyono (twitter)

Insta story Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Ratih Windania menjadi viral dan tak kalah mengharukannya.

Lantaran postingannya itu bertulis kata pulang.

"Udah puas yah nak liburannya. Sekarang kita pulang."

Anak yang dimaksud di sini adalah Yumna Fanisyatuzahra.

Penyelam dari Badan SAR Nasional ( Basarnas ) menemukan jaket warna pink.

Jaket itu mirip dengan putri Ratih Windania, Yumna Fanisyatuzahra.

Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manifes dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat

Mereka adalah penumpang dari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Namun kejadian nahas, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di sekitar perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Sabtu 9 Januari 2021.

Ratih Windania terbang bersama putrinya, Yumna Fanisyatuzahra, dan kedua orang tuanya, Toni Ismail dan Rahmawati.

Ternyata Ratih dan sejumlah anggota keluarganya melakukan penerbangan menggunakan Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

Namun, penumpang pesawat itu mengalami peristiwa buruk, diduga pesawat Sriwijaya Air jatuh pada Sabtu (9/1/2021)

Ternyata ia mengetahui latar belakang dari keluarga Ratih.

Menurutnya, Ratih dan anggota keluarga yang menjadi korban adalah keluarga dari Ketua Paskas Bandung, Irfansyah Riyanto.

Menurutnya, Gerakan Paskas ini berhubungan erat dengan gerakan yang ia dan artis-artis lainnya tekuni, yaitu Kajian Musyawarah.

Ternyata ia mengetahui latar belakang dari keluarga Ratih.

Baca juga: Kakak Youtuber Faisal Rahman Teridentifikasi, Mereka Seharusnya Tak Menumpang Sriwijaya Air SJ 182

Menurutnya, Ratih dan anggota keluarga yang menjadi korban adalah keluarga dari Ketua Paskas Bandung, Irfansyah Riyanto.

Menurutnya, Gerakan Paskas ini berhubungan erat dengan gerakan yang ia dan artis-artis lainnya tekuni, yaitu Kajian Musyawarah.

Ia menyebut, kegiatan Paskas Bandung mengumpulkan infaq beras untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan.

Arie menyebut, Ratih dan keluarganya aktif dalam kegiatan Paskas ini.

Rupanya, keluarga Ratih Windania yang merupakan korban pesawat Sriwijaya Air sempat hadir dalam acara yang digelar Kajian Musyawarah.

=====================

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tiga Kisah Mengharukan Korban Sriwijaya Air SJ 182, Salah Satunya Masuk Pemberitaan Daily Mail

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ini 3 Kisah Mengharukan Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved