Kisah Aisyah Bocah 10 Tahun yang Sebatang Kara, Yatim Piatu Setelah Ibu Wafat karena Covid-19
Kini, Aisyah (10) harus hidup sebatang kara. Hal ini, setelah kedua orang tuanya telah meninggal dunia.
"Dilihat saya ke kamar dia, saya senangnya begini, itu ada meja, di atas meja itu numpuk ada susu atau apa (kebutuhan pokok) saya tahu itu kiriman (dari yang peduli)," ucap dokter Suhara.
"Ada yang peduli langsung mengirim makanan untuk Aisyah. Beda dengan meja yang lain," sambung dokter Suhara.
Dokter Suhara menambahkan, berdasarkan perkembangan pemeriksaan pada Kamis sore kemarin, Aisyah kini telah lebih baik. Aisyah sudah dapat mengobrol dengan biasa.
Baca juga: Kisah Penyelam Sukarelawan, Bertaruh Nyawa Cari Sriwijaya Air SJ 182
Baca juga: Kisah-kisah Mengharukan Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Rute Jakarta-Pontianak
Menurutnya, perkembangan kondisi psikis Aisyah ini sangat baik. Ia menduga Aisyah didewasakan oleh keadaan.
"Aisyah sudah dapat ngobrol biasa saja, didewasakan karena situasi dia," ujar dokter Suhara.
Dokter Suhara memastikan RLC Tangerang Selatan akan tetap mengawal, memantau, mengawasi Aisyah supaya sembuh dari Covid-19. Selanjutnya penanganan kepada Aisyah akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan.
"Pemerintah Tangsel juga akan tetap menangani kebutuhan beliau (Aisyah)," katanya.
"Biar Aisyah dengan kejadian ini bisa menginspirasi banyak orang bahwa Covid-19 itu siapapun bisa terkena. Tapi mari pada saat siapapun tertular kita bantu, saya kira itu.
Ini pelajaran di antara kita, tapi jangan saling menjauh. Ada cara kita membantu mereka yang sedang tertular Covid-19," sambung dokter Suhara.