Cara Merayakan Tahun Baru Imlek saat Pandemi Covid-19, Tanpa Barongsai di Klenteng Tertua Tangerang

Pada 2021, Tahun Baru Imlek dirayakan di tengah pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Editor: Glery Lazuardi
Kompas.com
Klenteng Boen Tek Bio yang jadi klenteng tertua di Tangerang. Setiap harinya selalu ada orang-orang yang bersembahyang di sana 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG - Pada 2021, Tahun Baru Imlek dirayakan di tengah pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Perayaan Tahun Baru Imlek di tengah pandemi Covid-19 dirayakan berbeda dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Hal itu terlihat di Klenteng Boen Tek Bio, Kota Tangerang, Banten.

Vihara Metta Kota Serang akan Gelar Imlek Secara Online, Gerbang Akan Ditutup Hindari Kerumunan

Tahun Baru Imlek 2021, Sejarah dan Asal Usul, Kenapa Identik Warna Merah?

Sekretaris Badan Pengurus Klenteng Boen Tek Bio, Ruby Santamoko mengaku bahwa terjadi beberapa perbedaan dalam merayakan Tahun Baru Imlek 2572 tahun 2021 ini.

Ia menyebutkan, terdapat sekitar 7.000 umat yang beribadah di dalam klenteng saat malam Tahun Baru Imlek setiap tahunnya.

Namun, pengurus klenteng telah mengimbau kepada umat agar melakukan ibadah di rumah masing-masing untuk perayaan Imlek tahun ini.

"Kami telah memberikan sosialisasi ke umat agar beribadah dari rumah sejak 18 Januari (2021). Kami mengimbau melalui sosial media. Ada surat edarannya juga," urai Ruby ketika dikonfirmasi, Selasa (9/2/2021).

Kendati demikian, Ruby mengaku bahwa pihaknya tetap mengizinkan bagi mereka yang hendak beribadah langsung di klenteng.

Akan tetapi, pengurus klenteng membuat sebuah sistem baru agar tidak terjadi penumpukan di area beribadah di dalam klenteng.

Ia memprediksi, ada sekitar 700 umat yang akan beribadah di Klenteng Boen Tek Bio pada 11 dan 12 Februari 2021 mendatang.

"Kami membuat sistem kloter bagi umat yang hendak beribadah di dalam klenteng ini," kata Ruby.

"Tiap kloter, kami izinkan 20-30 orang masuk ke dalam. Lainnya, menunggu di kursi yang kami sediakan," imbuh dia.

Ia mengungkapkan, tiap umat yang hendak beribadah itu wajib melewati beberapa tahapan sebelum masuk area dalam klenteng tersebut.

Seperti, mencuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh.

"Menggunakan masker saat masuk itu juga wajib. Saat beribadah, kami sangat mewajibkan mereka untuk memakai masker. Harapannya, ya agar tidak ada klaster baru," kata Ruby.

Tanpa barongsai dan potehi

Selain itu, dia berujar bahwa pihaknya tak lagi menyediakan konsumsi kepada umat.

Sebelum ada pandemi, sebut Ruby, pihak klenteng berusia 337 tahun itu selalu mengadakan jamuan bersama berupa makanan vegetarian usai peribadatan umat dilakukan.

"Tahun ini, sama sekali tidak ada konsumsi yang kami sediakan. Nasi kotak juga tidak ada. Benar-benar kami imbau agar usai ibadah, mereka kembali pulang," tutur Ruby.

Ruby turut mengatakan, segala rangkaian festival saat malam Tahun Baru Imlek ditiadakan.

Misalnya, pertunjukkan potehi (wayang kulit), petasan, lenong, bahkan tarian naga (barongsai) hijau khas Boen Tek Bio.

"Biasanya mulai jam 23.00 WIB menjelang malam Tahun Baru, sembari umat kongkow bersama saudara, dan yang lainnya, itu saat ini tidak ada lagi (pertunjukkan) barongsai dan lainnya," urai Ruby.

Tak Hanya Kue Keranjang, Berikut 7 Makanan yang Wajib Ada saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2021

Jelang Imlek, Melihat Tradisi Cuci Rupang atau Cuci Patung Dewa Dewi di Wihara Kwan In Thang

Terkait pengamanan sendiri, ia mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan lima orang pengaman saat malam Tahun Baru Imlek dan saat Tahun Baru Imlek nanti.

Selain dari pihak klenteng, lanjut Ruby, TNI-Polri juga akan membantu mengerahkan personelnya untuk menjaga klenteng.

"Tiap tahun, polisi pasti bantu. Kemarin juga Binmas kepolisian ke sini. Pasti mereka bantu," ucap dia.

Seluruh petugas jalani rapid test Selain menyiapkan seluruh protokol kesehatan dan pengurangan aktivitas yang dilakukan, Ruby mengaku bahwa seluruh karyawan klenteng tersebut telah melakukan rapid test antigen beberapa hari lalu.

Ia juga mengaku, puluhan karyawan itu akan melakukan rapid test lagi usai Tahun Baru Imlek.

"Kemarin-kemarin ini kami sudah melakukan rapid test antigen, hasilnya negatif. Nanti, pasca Tahun Baru Imlek, kami akan melakukan tes antigen lagi," kata Ruby.

Menurut Ruby, banyak umat Konghucu yang merasakan kesedihan karena tak dapat melakukan ibadah langsung di klenteng.

"Yang merasa sedih tidak hanya umat, tapi dari klenteng kan juga merasa sedih. Namun, mau bagaimana lagi. Ini harus dilakukan agar (virus) Covid-19 segera hilang," tutur Ruby.

Oleh karena itu, ia berharap bahwa negara Indonesia segera terbebas dari virus tersebut.

Ruby mengatakan, kegiatan menjalin silaturahmi memang penting.

Namun, lanjut dia, jauh lebih penting untuk tidak bersilaturahmi terlebih dahulu dengan keluarga besar saat ini.

"Imlek memang untuk menyatukan keluarga, tapi saat ini untuk menyatukan keluarga adalah dengan tidak berkumpul. Dengan hal tersebut, mudah-mudahan tidak ada klaster keluarga," harapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perayaan Imlek di Klenteng Tertua Tangerang, Imbauan Ibadah di Rumah hingga Tanpa Barongsai"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved