Ketua RT Sebut Warga Penolak Kiriman Sampah 400 Ton Tangsel ke TPA Cilowong Sudah Menerima

Disampaikannya, semula banyak warga di lingkungan RT-nya menolak karena pengelolaan sampah di TPA Cilowong selama ini dinilai kurang baik.

Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Abdul Qodir
Tribunbanten.com/Ahmad Tajudin
Suasana di TPA Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, Banten, Kamis (11/3/2021). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin

TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Warga Cilowong, Kecamatan Taktakan, Kota Serang, disebut tidak lagi menolak atas kerjasama pengiriman 400 ton sampah per hari dari Tangsel antar kedua pemerintah daerah.

Hal itu disampaikan Eni Jumaeni selaku Ketua RT 12 RW 04 di Kampung Pasir Gadung Wadas, Kelurahan Cilowong , Kecamatan Taktakan, Serang, Kamis (11/3/2021).

Eni menceritakan, lingkungan RT-nya adalah wilayah pemukiman warga yang paling dekat dengan TPA Cilowong dan sebagai salah satu pihak yang menentang kerjasama kiriman sampah 400 ton ke TPA Cilowong antara Pemkot Serang dan Pemkot Tangsel.

Namun, saat ini mayoritas warga di lingkungan RT-nya sudah dapat menerima adanya kerjasama penanganan sampah tersebut.

"Sebelumnya warga kami menolak atas kerja sama dalam pembuangan sampah Tangsel ke Ciloang," ujar Miftah kepada TribunBanten.com di kediamannya,

Disampaikannya, semula banyak warga di lingkungan RT-nya menolak karena pengelolaan sampah di TPA Cilowong selama ini dinilai kurang baik.

Sementara, selama ini warga di lingkungan RT-nya lah yang paling terdampak polusi sampah di TPA Cilowong.

Tumpukan sampah di TPA tersebut berdampak pada kesehatan serta lingkungan warga, seperti lahan pertanian.  

"Sekarang aja sudah kayak tercemar begitu, apalagi nanti kalau ada penambahan sampah lagi," ujarnya.

Baca juga: Dapat 356 Truk Sampah, 400 Ton Sampah dari Tangsel Siap Ditampung di TPA Cilowong Serang Setiap Hari

Alasan lain, karena selama ini Pemkot Serang kurang memberikan perhatian kepada warga yang terdampak sampah di TPA Cilowong, baik fasilitas kesehatan maupun kompensasi materi. 

"Dari dulu sampai sekarang, masyarakat sini tuh tidak pernah disentuh oleh pemerintah. Sama sekali tidak ada kompensasi yang diberikan kepada masyarakat," ujarnya.

Namun, kini Eni meyakinkan warga di lingkungan RT-nya sudah menerima atas adanya kerjasama kiriman sampah 400 ton dari Tangske TPA Cilowong.

"Kami sudah berdiskusi dengan warga, untuk menerima kerjasama itu. Tapi, ada beberapa syarat yang harus di penuhi oleh pemerintah," ujarnya.

Namun, ada sejumlah persyaratan dari warga atas persetujuan kerjasama tersebut, di antaranya soal pengelolaan sampah yang lebih baik dan adanya kompensasi.

"Kurang lebih ada 17 syarat, yang sudah kita ajukan ke pihak pemerintah," ujarnya.

Ia berharap dengan menerima persetujuan ini, semoga tidak berdampak buruk bagi warganya.

"Serta dalam pemeliharaan sampah ini, pemerintah bisa menanganinya dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Baca juga: Wakil Bupati Serang Sampaikan Persoalan Sampah ke DPRD Banten

Eni Jumaeni menambahkan, pihak Pemkot Serang harus memberikan rasa aman, perhatian dan kesejahteraan bagi warganya atas kerjasama pengiriman sampah dari Tangsel itu.

"Apabila itu tidak dipenuhi, maka masyarakat kami akan berontak lagi," ujarnya.

Meski mendapat penolakan warga dan DPRD, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang memastikan kerjasama pengiriman sampah 400 ton per hari dari Tangerang Selatan ke TPA Cilowong Kota Serang tetap akan dilaksanakan.

Selain adanya kompensasi, kerjasama ini dilatarbelakangi kesamaan geografis pemerintahan.

Baca juga: Eskavator di TPSA Cilowong Terbakar, Kerugian Mencapai Rp 400 Juta

"Kota Tangsel dan Kota Serang sama-sama berada dalam wilayah koordinasi provinsi banten. Ketika memang tetangga kita, mengalami musibah. Selagi kita bisa bantu, ya kita pasti bantu," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sampah Askolani di kantornya. Kota Serang, Selasa (23/2/2021).

Ia mengatakan pimpinan Pemkot Tangerang Selatan dan Pemkot Kota Serang telah menyepakati kerjasama pengiriman sampah 400 ton per hari dari Tangsel ke TPA Cilowong selama tiga tahun. 

"Karena penyampaian dari Pemerintah Kota Tangsel itu sifatnya sementara, sekitar tiga tahun," ujarnya.

Pihak Pemkot Tangerang Selatan akan mengirimkan sampah dari wilayahnya ke TPA Cilowong sampai perbaikan TPA Cipeucang di Tangsel selesai.

"Sambil melakukan perbaikan, dan pembenahan teknologi sampah yang ada Tangsel," ujarnya.

Nantinya, sampah-sampah dari Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan akan ditampung di TPA Ciowong.

"Semuanya tersentralkan di TPA Cilowong," ujarnya.

Pemkot Serang jalan terus

Meski ada sejumlah kekhawatiran dari warga tentang potensi longsor dan polusi lingkungan, pihak DLH Kota Serang memastikan menyiapkan strategi penanganan sampah di Cilowong dengan baik.

Di antaranya pelebaran dan pengaturan akses jalan menuju TPA Cilowong serta manajemen pengolahan sampah agar tidak terjadi penumpukan sampah.

Meski begitu, lanjut Askolani, realisasi kerjasama pengiriman sampah ini berada dalam kewenangan Wali Kota Serang.

Dapat kompensasi Rp48 miliar

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang Ipiyanto mengatakan, kerja sama pengolahan sampah dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dinilai menguntungkan.

Keuntungan Pemkot Serang yang diperoleh senilai Rp 48 miliar dari kompensasi yang akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di TPA Cilowong.

Menurutnya, dengan hanya mengandalkan APBD Kota Serang dianggap tidak dapat menuntaskan permasalahan sampah yang saat ini terjadi.

"Satu hal menjadi keuntungan adalah bahwa dengan adanya bantuan dari Tangsel ini kami Pemkot Serang dapat membeli alat, sekaligus menyelesaikan persoalan sampah dari Tangsel, dan persoalan sampah di kami yang sudah cukup lama," kata Ipiyanto kepada wartawan.

Saat ini, luas lahan di TPA Cilowong 12 hektar dengan 800 ton sampah yang ditampung berasal dari wilayah Kota Serang dan Kabupaten Serang ke TPA Cilowong setiap harinya.

"Anggaran yang didapat Rp 48 miliar itu bukan bicara masalah untung rugi, bukan masalah pendapatan. Tapi bagaimana pemerintah Tangsel untuk bisa membuang sampah ke kami dan kami bisa membantu permaslaahan Tangsel," ujar Ipiyanto.

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, TPA Cilowong saat ini dapat menampung maksimal 1.000 ton sampah setiap harinya.

"Sampah 400 ton itu menurut saya masih bisa ditampung. Kalau sampah tidak diolah sampai 2026," kata Syafrudin yang juga pernah menjabat Kepala Dinas LH Kota Serang itu.

Ditolak Ketua DPRD Kota Serang

Penolakan kerja sama pengiriman sampah ini juga datang dari Ketua DPRD Kota Serang Budi Rustandi.

Budi mengatakan saat ini seharusnya Pemkot Serang fokus untuk membenahi manajemen pengelolaan sampah di wilayahnya sendiri.

"Saya dari awal sepakat dengan masyarakat lainnya untuk tidak harus menampung tempat sampah dari daerah lain," ujar Budi Rustandi di Gedung DPRD Kota Serang, Senin (1/2/2021).

Menurut Budi, jika kerja sama pengiriman sampah dari Tangsel ke TPAS Cilowong Kota Serang tetap dipaksakan, maka Pemkot Tangsel harus segera merealisasikan timbal balik dana hibah kerja sama ini.

Sebab, rencana pengiriman sampah dari Tangsel ke TPAS Cilowong mendapat penolakan warga Kota Serang.

"Lebih baik sekarang kita melihat infrstaruktur sarana prasana TPAS Cilowong agar kita bangun untuk Kota Serang saja." ujarnya.

"Saya tidak setuju kenapa kita tidak komitmen saja. Sementara ini saya menolak. Belum baik karena anggarannya harus dievaluaasi," sambungnya.

Berkaca dari kerja sama pengiriman sampah dengan Pemkab Serang sebelumnya, Budi menduga realiasi dari kerja sama pengiriman sampah dari Tangsel ke Kota Serang juga tidak memberikan manfaatnya bagi warga Kota Serang, khususnya mereka yang terdampak polusi sampah.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved