Geger! Jalan Masuk Desa di Lebak Ditutup, Pemilik Lahan Mantan Kasatpol PP Minta Tanahnya Dibeli

Namun, Heri Jahrori selaku pemilik menginginkan lahan yang digunakan untuk jalan warga itu dibeli seharga puluhan juta rupiah.

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Warga Kampung Cibuah Kertamukti, Desa Cibuah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, tengah geger setelah jalan masuk desa ditutup pemilik lahan. 

Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Aksi penutupan jalan oleh pemilik lahan kembali terjadi. Kali ini terjadi di Lebak, Banten.

Warga Kampung Cibuah Kertamukti, Desa Cibuah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, tengah geger setelah jalan masuk desa ditutup pemilik lahan.

Pemilik lahan yang selama ini digunakan warga sebagai jalan umum itu adalah mantan Kepala Satpol PP Kabupaten Lebak, Heri Jahrori.

Neni (40), seorang pemilik warung di kampung tersebut mengaku kesal lantaran penutupan jalan itu menghambat ruang gerak aktivitas dirinya dan warga hingga berpengaruh pada barang dagangannya.

Baca juga: Warga Panjat Tembok 2 Meter karena Akses Rumah Ditutup di Ciledug, Begini Solusi Pemkot Tangerang

Baca juga: Mirip Kamp Militer, Akses Rumah Warga di Ciledug Tangerang Ditutup Dinding Sepanjang 300 Meter

Tak hanya Neni, beberapa warga lainnya juga mengutarakan hal sama.

Pantauan TribunBanten.com, bagian depan dan ujung jalan tersebut ditutup dengan memasang pagar besi seluas 1,5x1,5 meter persegi dengan pondasi cor semen.

Jalan yang ditutup sepanjang lebih 180 meter.

Menurut Neni, penutupan jalan itu terjadi lebih sekali. Jalan tersebut sempat dibuka oleh pemilik lahan, namun tidak lama jalan tersebut kembali ditutup.

Penutupan terakhir jalan ini terjadi selama tiga minggu terakhir.

Warga pun beberapa kali berunjuk rasa di jalan itu setelah sang pemilik menutup jalan tersebut.

"Itu sempat ditutup selama dua minggu. Dan baru kemarin itu dibuka. Kurang tahu, apakah nanti mau ditutup lagi atau enggak, saya tidak paham itu," ujar Neni di kediamannya.

Baca juga: Pakai Ekskavator, Satpol PP Robohkan Tembok Sepanjang 300 Meter Yang Kurung Satu Rumah di Ciledug

Baca juga: Tembok Beton yang Tutup Akses Rumah Warga di Ciledug Dirobohkan, Ahli Waris Ingin Pasang Lagi

Meski beberapa kali menyampaikan protes hingga dimusyawarahkan pihak desa, namun hingga kini belum ada titik temu antara warga dan pemilik lahan.

Warga menginginkan menggunakan jalan itu sebagaimana jalan pada umumnya.

Namun, Heri Jahrori selaku pemilik menginginkan lahan yang digunakan untuk jalan warga itu dibeli seharga puluhan juta rupiah. Sebab, sebelumnya ia kerap mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan.

Sementara, warga tak mempunyai kemampuan untuk membelinya.

"Lucu saja orang, kita sama-sama miskin, kok mau dijual ke kita? Kalau mau dijual, seharusnya juga mikir. Untung saja kemarin dibuka sama dia (pemilik), kalau tidak mungkin dirobohkan oleh masyarakat," ujarnya.

Ia menyangkan dengan sikap pemilik tanah yang semena-mena menutup jalan utama tersebut. Akan tetapi, masyarakat disana tidak tinggal diam.

Baca juga: Mayat Penumpang KMP Batu Mandi yang Jatuh di Laut 6 Hari Lalu Ditemukan di Cilegon

Baca juga: Geger! Gelar Arisan Saat Corona, Warga Satu RT di Kulon Progo Dikarantina, Akses Jalan Ditutup

Dari informasi yang dihimpun, warga sepakat meminjam lahan Tubagus Chaeri Wardana yang sejak 2014 disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), untuk digunakan sebagai jalan pengganti. Lokasi lahan tersebut berada tepat di samping lahan jalan milik Heri jahrori  

Pihak Desa Cibuah pun sudah melayangkan surat pinjam pakai ke KPK di Jakarta.

Masyarakat disana pun secara bersama-sama membuat jalan baru dengan mencangkul dan menggunakan bantuan alat berat agar tidak terpaku dengan jalan yang dimiliki oleh Heri.

"Itu inisiatif kami saja sebagai warga. Kalau kayak begini terus, yang ada kami mau kemana-mana susah," tegasnya.

Di lokasi tampak sebuah alat Pneumatic tire roller meratakan tanah di samping jalan yang ditutup. 

TribunBanten.com berupaya mengkonfirmasi masalah penutupan jalan ini ke Heri jahrori.

Namun, saat didatangi dan ditunggu di rumahnya selama satu jam, Heri tak muncul. 

Anak dari Heri Jahrori menyampaikan ayahnya tidak berada di tempat.

"Tidak ada di rumah. Lagi pergi keluar, tidak tahu kapan pulangnya soalnya ga nentu," ujarnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved