Permintaan Siti Nuraida di Bulan Puasa, Berharap Sang Kakak Pulang dan Berkumpul Saat Lebaran
Menyambut bulan suci ramadan kali ini, Siti Nuraida berharap bisa bertemu sang kakak yang kini sedang mencari rezeki di ibu kota.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Siti Nuraida, siswi Kelas 10 SMK di Pandeglang ini kini berusia 16 tahun.
Namun siapa sangka, Aida,-sapaan Nuraida, sudah bertahun-tahun hidup sendiri di sebuah rumah reyot di Desa Cimanggu, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Saat TribunBanten.com berkunjung pada Rabu (7/4/2021), tampak rumah tersebut berukuran 6x8 meter persegi, dengan 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan dapur.
Namun, material rumah hanya terbuat dari kayu dan bilik bambu yang tampak berlumut nan lapuk.
Tampak rumah peninggalan nenek dari Aida itu pun miring dan hampir ambruk lantaran sejumlah pondasi rumah berbahan kayu tersebut sudah lapuk.

Saat didatangi, kebetulan hujan turun dan sebagian genting rumah yang sudah berlumut itu pun bocor.
Rumah itu berbentuk panggung rendah dengan lantai kayu dan bambu.
Baca juga: Kisah Pilu Guru Honorer di Pelosok Pandeglang dan Asa di Balik Gaji Rp12.500 Per Hari
Baca juga: Viral Kakak Adik Mencari Barang Bekas Sampai Malam Kelelahan di Pinggir Jembatan, Begini Kisahnya
Melongok bagian dalam rumah, baik ruang tamu, ruang tidur maupun dapur, tak tampak perabotan rumah tangga seperti lemari es maupun tempat piring dan gelas.
Lemari pakaian pun hanya berbahan plastik.
Untuk memasak, Aida mengandal tungku dengan bahan bakar kayu di pekarangan rumah.

Kisah hidup Siti Nuraida berawal saat ibundanya meninggal karena sakit yang diderita pada 2005, saat dirinya berusia 3 tahun.
Tak lama kemudian, ayahnya pergi meninggalkan rumah setelah menikah dengan perempuan lain dan tak kunjung kembali,
Sejak saat itu, ia hanya mendapat perawatan dan kasih sayang dari kakak perempuannya yang belum beranjak dewasa serta saudara yang juga tinggal bertetangga.

Dan saat berusia 13 tahun atau masuk sekolah SMP, kakak perempuannya memutuskan menikah dan mengharuskan tinggal bersama suami di wilayah lain, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Sejak itu, ia mulai hidup mandiri.