Ibu Hamil Ditandu di Pandeglang
Enah Ditandu Pakai Bambu dan Sarung saat Hendak Melahirkan, Sempat Lompat Ketakutan, Sarungnya Sobek
Untuk menuju Puskesmas Sindangresmi, Enah ditandu warga memakai bambu dan sarung.
Penulis: mildaniati | Editor: Agung Yulianto Wibowo
Laporan reporter TribunBanten.com, Mildaniati
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Enah duduk beralaskan kasur sambil menyandarkan punggung dan meluruskan kaki.
Masih terlihat bekas perban menempel di tangan kanannya.
Sesekali, dia merintih menahan rasa sakit saat berbicara.
Enah sedang beristirahat di rumah panggung dari kayu berdinding bilik, beberapa di antaranya berlubang.
Warga RT 15/04 Kampung Cigeulam, Desa Sindangresmi, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, ini baru saja pulang dari Puskesmas Sindangresmi, Minggu (2/5/2021) pagi.
Baca juga: Viral Lagi, Ibu Hamil di pandeglang Ditandu Melintasi Jalan Setapak Rusak, Wajahnya Terlihat Cemas
Ditemui TribunBanten.com di rumahnya, Minggu sore, Enah masih lemas setelah melahirkan, Sabtu (1/5/2021).
Namun, bayinya meninggal karena lahir dalam usia kandungan 6 bulan dan kelebihan air ketuban.
Untuk menuju Puskesmas Sindangresmi, Enah ditandu warga memakai bambu dan sarung.
Perlu waktu empat jam untuk menempuh perjalanan sejauh empat kilometer dari Kampung Cigeulam menuju Kampung Kelapasawit.
Perjalanan memerlukan waktu cukup lama karena jalan alternatif yang biasa dilalui warga dalam kondisi basah.
Tanah lempung bercampur kerikil.

Dari Kampung Kelapasawit, Enah kemudian dibawa mobil menuju Puskesmas Sindangresmi selama sekitar 20 menit.
Menurut enah, sudah sekitar 16 tahun warga yang mau melahirkan harus ditandu menuju Puskesmas Sindangresmi.
Dia berharap supaya pembangunan jalan dipercepat oleh pemerintah.