Tradisi Warga Pandeglang: Pukul Tongtrong Sebagai Tanda Kematian, Disimpan di Masjid Miftahul Huda

Tradisi dan adat istiadat membunyikan Tongtrong masih dipertahankan warga di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
TRIBUNBANTEN/MILDANIATI
Masjid Miftahul Huda Pandeglang 

Tongtrong berada di Masjid Miftahul Huda yang dibangun oleh KH Khotibul Umam pada 1870.

KH Khotibul Umam dibantu warga setempat bergotong royong mendirikan rumah ibadah tersebut.

Tak hanya membangun masjid, KH Khotibul Umam juga membangun pesantren tradisional bernama Miftahul Huda.

Sampai saat ini, Masjid Miftahul Huda digunakan khusus bagi laki-laki. Adapun untuk perempuan, disediakan tempat khusus di belakang masjid bernama pendopo masjid.

Untuk pelaksanaan salat Tarawih terdapat perbedaan imam antara laki-laki dan perempuan. Untuk jamaah perempuan, bertindak sebagai imam, yaitu Hj Khoriah dan Hj Enok Sufenti.

Sebelum Ramadan 1442 Hijriah, dia mengungkapkan, masjid ini direnovasi bagian atap pada April 2021.

Berdasarkan pemantauan, jika memasuki masjid terdapat tiga pintu kanan, kiri dan depan.

Menuju ruang utama masjid terdapat dua pintu warna hijau dari kayu.

Terdapat empat tiang tembok penahan atap. Serta mimbar dan mihrab saling berdampingan, pondasinya dari tumpukan batu.

Bagian mihrab lorongnya cukup luas, dindingnya dilapisi keramik putih.

Warna masjid didominasi putih dan hijau tua.

Pada sisi kiri masjid terdapat penampungan air dari Cibulakan khusus wudu, tidak ada sumur.

Airnya jernih, dingin, serta mengalir terus lewat lubang air yang dibuat dari paralon, tanpa penutup.

Terdapat pula kolam untuk membersihkan kaki, serta sisa tembok jam matahari setinggi 60 cm tidak digunakan lagi.

Atap masjid memiliki 3 umpakan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved