Virus Corona di Banten

2 Warga Terpapar Covid, Kepala Disparbud Lebak Sebut Baduy Luar Tak Terima Wisatawan Selama PPKM

Imam menyangkal pernyataan pihak Puskesmas Cisimeut yang menyebut kalau adanya warga Baduy Luar yang terpapar Covid-19 karena masih menerima wisatawan

Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan
Warga Baduy Luar sedang bercengkrama di teras rumah di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin mengatakan munculnya kasus positif Covid-19 di kalangan warga Baduy Luar disebabkan tidak masifnya tracing dan tracking yang dilakukan oleh pihak puskesmas.

Ia pun menerangkan bahwa saat ini seluruh tempat wisata di Kabupaten Lebak masih tutup sejak pelaksanaan PPKM Darurat pertama kali diumumkan hingga saat ini.

Imam menyangkal pernyataan pihak Puskesmas Cisimeut yang menyebut kalau adanya warga Baduy Luar yang terpapar Covid-19 karena masih menerima wisatawan.

"Iya kalau secara aturan mainnya sesuai dengan Intruksi Gubernur dan Intruksi Bupati Baduy Luar itu dan termasuk tempat wisata lainnya kan tutup sejak pertama kali PPKM," ujarnya saat dihubungi, Jumat (13/8/2021).

Ia pun menjelaskan, agar pihak puskesmas jangan mencari kambing hitam dan seolah-olah menyalahkan masyarakat Baduy Luar setelah ditemukannya kasus aktif Covid-19.

Baca juga: Dua Warga Baduy Luar Positif Covid-19, Petugas Puskesmas Kesulitan Lakukan Tracing

Menurutnya, kunjungan seba budaya (wisatawan) ke Baduy sendiri secara otomatis akan terdata oleh Jaro (kepala desa) yang berada di sana.

Oleh sebab itu, ia menjelaskan tidak mungkin wisatawan dari Jakarta ataupun luar Lebak sendiri dapat sembarang masuk di masa PPKM kali ini.

Pihaknya pun meminta kejelasan dari petugas kesehatan yang berada di sana agar dapat membuktikan terkait dua orang Baduy Luar yang terkonfirmasi positif untuk dijelaskan secara rinci penyebab terpaparnya.

"Karena kalau disebut itu dikarenakan faktor dari wisatawan, maka kita tegaskan bahwa Baduy sendiri itu tertutup untuk saat ini apalagi untuk warga luar Baduy seperti Jakarta," tegasnya.

Pihaknya pun meminta agar petugas puskesmas dapat menjalankan tracing dan treaking secara menyeluruh kepada warga Baduy, ketimbang menurutnya saling menyalahkan dan mencari kambing hitam atas jebolnya kasus aktif di Baduy Luar.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Cisimeut, Maytri Nurmaningsih mengatakan bahwa penyebab utamanya dua warga tersebut terpapar Covid-19 lantaran mobilitas warga yang cukup tinggi.

Baca juga: Kisah Bidan Pita Berjalan Kaki Seorang Diri Sejauh 15 Km, Bantu Warga Baduy Luar yang Sedang Hamil

"Mereka terpaparnya itu kan karena mereka mobile (aktivitas) ya saya rasa, ya mungkin ke luar Baduy. Dan jangan salah orang Jakarta itu banyak yang ke Baduy, dalam satu minggu saja," ujarnya.

Lanjutnya, pihaknya juga kesulitan melakukan tracing dan tracking terhadap warga Baduy Luar.

Pihaknya melakukan swab test dan pemeriksaan lainnya dengan melibatkan Satgas Covid-19 tingkat kecamatan yang terdiri dari Polsek, Koramil, dan yang lainnya.

"Cuman saya susahnya itu, mereka masih mau menerima tamu, akan tetapi ketika di-tracing itu susah sekali. PCR aja itu suaminya atau keluarganya saja tidak mau, dia saja yang mau. Masa harus kita paksa," tegasnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved