6 Camilan Tradisional Khas Banten, Mulai yang Manis hingga yang Gurih, Wajib Dicoba!

Saat berkunjung Banten, tak lengkap rasanya jika Anda tidak mencicipi camilan khasnya.

Tribunbanten.com/Mildaniati
Proses pembuatan Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Banten dikenal dengan keindahan wisata alam, religi dan budayanya.

Saat berkunjung Banten, tak lengkap rasanya jika Anda tidak mencicipi camilan khasnya.

Berikut ini camilan khas Banten, yang wajib Anda coba!

1. Jojorong

Jojorong merupakan kue tradisonal khas Banten yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

Jojorong merupakan kue basah yang berbahan baku tepung beras, tepung kanji, dan gula merah.

Kue basah ini dibungkus dengan daun pisang yang dibentuk menyerupai mangkok.

Baca juga: Resep dan Cara Membuat Kue Awug, Jajanan Tradisional Khas Tanah Sunda

Untuk menyantap jejorong, Anda dapat menggunakan sendok.

Saat menyendok jojorong, lelehan gula merah cair akan terlihat.

Kue jojorong biasanya dihidangkan hanya di acara hajatan, misalnya sunatan dan pernikahan.

Meski begitu, kue jojorong mudah dijumpai saat bulan Ramadan.

Jika Anda mencari kue tradisional ini, Jojorong sangat mudah ditemukan di Rangkasbitung.

2. Pasung Merah

Baca juga: Cicipi Jajanan Pedas Ala Drakor dengan Harga Kaki Lima, Tersedia Beragam Tingkat Kepedasan

Pasung merah merupakan kue tradisional khas Banten.

Pasung merah memiliki bentuk yang unik, kue ini berbentuk kerucut.

Sekilas pasung merah terlihat seperti cone es krim.

Adonan pasung merah terbuat dari santan, tepung beras, dan gula merah.

Adonan kemudian dituangkan di daun pisang yang sudah dibentuk menyerupai kerucut lalu
dikukus hingga matang.

Pasung merah memiliki rasa yang manis dengan tekstur lembut.

Di dalamnya, terdapat irisan buah nangka maupun kelapa. Potongan kelapa maupun nangka dalam pasung merah membuat kue tradisional ini beraroma harum ketika masih hangat.

Baca juga: Cerita Penjual Jajanan Tradisional, Merasa Beruntung Masih Bisa Hidup di Zaman Susah

Pasung merah biasanya dapat Anda jumpai di acara tertentu, misalnya acara adat, keagamaan, dan hajatan.

Untuk Anda yang mencari pasung merah, tak perlu khawatir. Pasung merah masih dapat dijumpai di pasar tradisional.

Kue ini dapat Anda jumpai dengan mudah di Serang, Pandeglang, Lebak, dan Cilegon.

3. Gipang

Gipang merupakan kue kering yang cukup populer di Banten.

Gipang terbuat dari ketan putih yang dikeringkan, air gula, dan kacang tanah.

Kue kering ini memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang renyah.

Cara pembuatan gipang cukup mudah, ketan yang sudah kering kemudian digoreng lalu disiram dengan air gula.

Baca juga: Apem Bohay, Makanan Khas Pandeglang, Si Putih Nan Kenyal Paling Dicari Saat Ramadan

Bentuk adonan gipang menjadi berbentuk persegi panjang, kemudian beri lapisan pasta kacang tanah di atasnya.

Gipang pun siap dihidangkan.

Tekstur gipang yang renyah dan lengket ini menciptakan sensasi tersendiri saat Anda menyantapnya.

4. Rengginang

Rengginang banyak dijumpai di Kota Serang, Tangerang, Lebak, maupun Pandeglang.

Rengginang cocok disantap sebagai lauk atau dimakan langsung.

Rengginang merupakan camilan dasar beras ketan yang dikeringkan kemudian digoreng.

Saat digigit, akan Ada suara “kres” begitu Anda mengigitnya.

Yap! Tekstur rengginang hampir mirip dengan kerupuk. Karena teksturnya yang seperti kerupuk, Anda harus meletakkan rengginang di dalam toples agar camilan ini dapat bertahan lama.

5. Cucur

Baca juga: 10 Tempat Makan Bakso di Serang dan Cilegon, Harga Mulai 3.000 per Biji sampai Rp 39.000 per Porsi

Cucur merupakan kue tradisional yang berasal dari Kabupaten Lebak, Banten.

Orang Lebak menyebut kue ini dengan cuhcur, sedangkan orang Serang menyebut cucur.

Kue tradisional ini berbahan dasar gula merah dan tepung beras.

Warna kecoklatan pada kue cucur berasal dari gula merah.

Dari segi bentuknya, kue cucur mirip seperti serabi.

Yang membedakannya dengan serabi adalah proses pembuatan kue cucur memakan waktu yang lama.

Selain itu, tekstur adonan kue cucur lebih tebal dan berserat.

Kue cucur biasanya disajikan dalam acara pernikahan dan acara adat. Kue cucur kini sudah jarang ditemui.

Tidak banyak pedagang kue tradisional yang masih bertahan menjual kue asal Lebak ini.

Meski begitu, kue cucur mudah dijumpai di bulan Ramadan.

Baca juga: Ketan Bintul, Kudapan Mantul Kesukaan Sultan Banten Kerap Dicari Warga Saat Ngabuburit

Kue cucur biasanya menjadi primadona saat Ramadan.

6. Apem Bohay/Apem Putih

Apem bohay merupakan kue tradisional khas Banten yang berasal dari Kabupaten Pandeglang.

Yang membedakan apem bohay dengan apem lainnya yakni dari segi ukuran.

Apem bohay memiliki ketebalan yang lebih tebal. Oleh karena itu, kue tradisional ini dinamai “apem bohay”.

Kue apem bohay berbahan dasar tepung beras dan tape singkong.

Baca juga: Cicipi Jajanan Pedas Ala Drakor dengan Harga Kaki Lima, Tersedia Beragam Tingkat Kepedasan

Saat dinikmati, rasa tape singkong terasa kental di lidah. Dari segi tekstur, kue apem bohay memiliki tekstur yang kenyal.

Dulu, kue apem bohay hanya dapat dijumpai di acara tertentu dan saat bulan Ramadan saja. Karena kue apem bohay banyak diminati, kini kue apem bohay dapat kita jumpai di hari biasa.

Kue apem bohay banyak dijumpai di Kabupaten Pandeglang.

Proses pembuatan Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang
Proses pembuatan Apem Bohay atau Apem Putih, makanan khas Pandeglang (Tribunbanten.com/Mildaniati)

Harga satu porsi kue apem bohay cukup terjangkau.

Satu porsi berisi 10 buah kue apem bohay dihargai Rp 15.000.

(Dari berbagai sumber/Tisa Neviarmida)

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved