Kisah Keluarga di Pandeglang Hidup di Rumah Gubuk yang Hampir Roboh, Dinding Lapuk dan Atap Bocor
Sukanta yang bekerja sehari-hari sebagai pedagang dan petani kini tinggal bersama dengan sang istri serta lima orang anaknya.
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Yudhi Maulana A
Laporan wartawan TribunBanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Sukanta (55) bersama dengan sang istri Tati Suryati (54) warga Kampung Picungbera, Desa Banyubiru, Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten ini hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Berdasarkan pantauan TribunBanten.com, kedua pasutri yang sudah masuk usia senja tersebut, tinggal di rumah gubuk berdinding bambu yang sudah lapuk.
Bangunan seluas 4X2 tersebut telah ditinggali oleh dirinya sejak tahun 2006 bersama dengan enam orang anak-anaknya. Bagian atap rumahnya tampak sudah bolong dan melapuk satu per satu.
Sukanta yang bekerja sehari-hari sebagai pedagang dan petani kini tinggal bersama dengan sang istri serta lima orang anaknya.
"Saya sudah lama tinggal disini, ya kondisinya begini terima saja. Yang penting ada tempat tinggal untuk berteduh untuk malam dan siang hari," katanya saat ditemui di Pandeglang, Kamis (7/10/2021).
Bagian dalam rumah tak ada keramik, melainkan tanah merah yang ditutupi oleh karpet dan barang-barang rumah tangga lainnya.
Baca juga: Jadi Syarat Dapat Ilmu Hitam, Pemuda di Lombok Tega Rudapaksa Bocah 11 Tahun di Gubuk Sawah
Untuk dapur sendiri, dirinya masih menggunakan tungku yang telah menghitam akibat sering dipakai setiap harinya.
Kondisi rumah pun semakin memprihatinkan, dimana di sela-sela bagian atap rumah terdapat bagian genteng yang sudah terbelah dan bolong.
"Kalau hujan itu sering kemasukan air, dan kalau siang itu kadang sinar matahari masuk ke dalam rumah," terangnya.
Ia pun kini berharap bantuan dari pemerintah untuk keberlangsungan hidup dirinya dan keluarga.
Baca juga: Pria Berusia 60 Tahun Meninggal Dunia di Gubuk Dekat Sawah, Pakaiannya Kotor, Ini Kata Polisi
Apalagi saat ini sang anak yang masih sekolah, sangat membutuhkan bantuan untuk pendidikan sang anak sehari-hari.
"Padahal sudah milih empat kali Bupati dan DPR RI, akan tetapi tidak pernah mendapatkan bantuan sama sekali," terangnya.
Sementara itu, Sekdes Banyubiru, Ahmad Hasanuddin mengatakan bahwa dirinya telah melakukan usaha untuk melakukan perbaikan terhadap rumah salah satu warganya.
 
Akan tetapi, proses perbaikan tersebut terkendala, akibat rumah yang ditempati oleh yang bersangkutan merupakan rumah yang berdiri di atas tanah orang.


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											