Permintaan Terakhir Muhammad Kafka Korban Susur Sungai kepada Sang Ayah, Sebut Ingin Pulang ke Rumah
Kafka merupakan salah satu korban meninggal dunia akibat tenggelam saat susur Sungai Cileueur, Leuwi Ili, Kampung Wetan pada Jumat (15/10/2021).
TRIBUNBANTEN.COM - Kepergiaan Muhammad Kafka Firmansyah untuk selama-lamanya menjadi duka mendalam bagi pihak keluarga.
Kafka merupakan salah satu korban meninggal dunia akibat tenggelam saat susur Sungai Cileueur, Leuwi Ili, Kampung Wetan pada Jumat (15/10/2021).
Diketahui, Kafka adalah murid kelas 7E di MTS Harapan Baru Pondok Pesantren Cijantung, Ciamis, Jawa Barat.
Baca juga: Cerita Farhan Selamat dari Tragedi Susur Sungai, Tak Jadi Ikut saat Pemancing Sebut Tempatnya Angker
Melansir Tribun Jakarta, jasad Kafka telah tiba di rumah duka pada pada Sabtu (16/10/2021) dini hari WIB.
Serta langsung dikebumikan di pemakaman keluarga di Cijapat, Cipayung, Kota Depok.
Ayah Kafka, Abdullah Sajat menceritakan komunikasi terakhir dengan putranya itu sepekan silam.
“Minggu lalu video call, dia minta pulang 'Yah aku pulang ya Yah' katanya, " ucap Abdullah saat dijumpai di rumah duka, Sukmajaya, Depok ,Sabtu (16/10/2021).
Selain Abdullah, Kafka video call juga dengan anggota keluarga lainnya seperti ibu, kakak dan adiknya.

Mendengar keinginan anaknya pulang ke rumah, Abdullah pun memberikan pengertian.
Perlahan, Abdullah memberitahukan Kafka baru bisa pulang saat libur semester pada Desember nanti.
Baca juga: Susur Sungai di Ciamis Tewaskan 11 Santri, Ridwan Kamil Larang Kegiatan Serupa: Kecuali Ada SOP-nya
Tak Kesampaian Jenguk
Ia pun berjanji akan langsung menjemput Kafka di MTs Harapan Baru, tempatnya menuntut ilmu sejak Juli 2021.
Agar anaknya tetap bertahan di sekolah, Abdullah sempat memberikan opsi lain.
"Kalau enggak nanti ayah jenguk saja ya Minggu depan, Insya Allah kalau ada rezeki,” terang Abdullah.
Selain Kafka, ada tiga anak perempuan di lingkungan Sukmajaya yang berangkat bersekolah di MTs Harapan Baru.
"Itu satu RW semua. Jadi yang meninggal ada dua: anak saya dan perempuan satu (Siti Jahra Anjani) tapi dimakamkan di Tasik,” jelas Abdullah.

Baca juga: Gelar Susur Sungai, Sejumlah Siswa Madrasah di Ciamis Hanyut dan Dikabarkan Meninggal Dunia
Tak Dikabari Pihak Sekolah
Meninggalnya Kafka, Abdullah mengaku tahu dari grup wali santri dan bukan dari kabar pihak sekolah.
Abdullah pun tak tahu jika MTs Harapan Baru menggelar susur sungai untuk siwa kelas 7 dan 8.
“Enggak ada kabar, karena kita juga sudah percaya sama program di sana," ucap Abdullah.
"Apa yang dilaksanakan kita percaya dan yakin," ia menambahkan.
Hanya vaksinasi yang pihak sekolah kabarkan kepada orangtua, termasuk Abdullah.
Saat itu pun ia mengizinkan Kafka mendapat vaksin Covid-19.
"Tapi, kalau yang Pramuka (susur sungai, red) ini enggak ada konfirmasi,” ungkap dia.
Soal kabar duka setelah 11 siswa meninggal tenggelam saat susur sungai, Abdullah terima dari Whatsapp Group orangtua santri pada Jumat sehabis Isya.
Abdullah pun kemudian mencari informai tersebut, ternyata benar ada siswa tenggelam dalam susur sungai di Ciamis.

"Benar ada kejadian MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung melaksanakan pramuka dan terjadi seperti ini,” cerita dia.
Baca juga: Ayah Dea Tak Menyangka Anaknya Tenggelam saat Susur Sungai di Ciamis, Terakhir Bertemu Pekan Lalu
Masuk Pusaran Air
Luewi Ili, lokasi 11 siswa MTS Harapan Baru ditemukan meninggal tenggelam, banyak didatangi warga untuk memancing terlebih saat ini yang airnya tenang.
“Biasanya banyak yang mancing sampai malam. Dibilang angker tidak begitu juga, buktinya banyak yang mancing di sini sampai malam,” ujar Ismael (53) seperti dilansir Tribun Jabar dengan judul: Misteri Luewi Ili di Sungai Cileueur Ciamis, Lokasi Susur Sungai Siswa MTS.
Ia bersama 20 warga lainnya setempat ikut membantu tim SAR gabungan mencari 11 siswa MTS Harapan Baru yang tenggelam.
Ismael ikut menyelam dan mendapat dua korban di dasar Leuwi Ili yang tidak begitu jauh dari pemukiman warga tersebut.
Lantaran berada di belokan, meski permukaan air terlihat tenang, namun di ada pusaran air di kedalaman tiga meter Leuwi Ili.
Ada dugaan siswa MTs Harapan Baru ini melihat permukaan air tidak deras dan dangkal. Sehingga mereka melanjutkan susur sungai.
Satu hal yang tak mereka ketahui, di dasar Leuwi Ili terdapat hamparan batu. Menurut informasi, 11 korban meninggal ditemukan di sela-sela batu saat ditemukan penyelam.
“Dengan kondisi Leuwi Ili semacam tersebut memang cukup berbahaya untuk dilewati, apalagi bagi yang tidak bisa berenang," ucap Ismael.

Baca juga: Daftar 11 Nama Siswa MTs Harapan Baru yang Tewas Tenggelam saat Kegiatan Susur Sungai Cileuer
"Bagi yang bisa berenang juga berbahaya, kalau berenangnya pakai sepatu dan bawa ransel. Leuwi ini cukup dalam,” ia menambahkan.
Baru kali ini ada korban meninggal di Leuwi Ili saat airnya tenang, apalagi jumlahnya cukup banyak.
Evakuasi korban berlangsung dramatis dan berakhir sampai pukul 20.20 WIB. Korban terakhir yang ditemukan meninggal dunia atas nama Zahra.
Dari 11 korban yang ditemukan tewas terdiri dari 3 orang siswi dan 8 orang siswa.
Ada 2 orang berhasil diselamatkan warga, yakni Fabian Fasya Firmansyah (14) dan Yama Tama (24), guru pembimbing. Kondisi mereka kritis dan dirawat di Ruang ICU RSUD Ciamis.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul ''Yah, Aku Pulang Ya Yah,'' Ucapan Siswa Asal Depok sebelum Jadi Korban Susur Sungai Cileueur