Warga Serang Dipasung
Hidup dalam Pasungan di Hutan, Emak-emak Asal Banten Makan dari Belas Kasih: Pakai Ember dan Gayung
Ani (50), emak-emak asal Banten, hidup dalam pasungan di tengah hutan. Ani makan dari belas kasih orang lain. Dia makan menggunakan ember dan gayung
Penulis: mildaniati | Editor: Glery Lazuardi
Warga yang geram dan takut dengan kelakuan Ani, akhirnya memutuskan untuk memasungnya.
Sebelumnya Ani diikat kedua tangannya di rumah Soiah, namun lagi-lagi dia berhasil melepaskn ikatnnya.
Untuk membawa ke puskesmas, keluarga Ani tidak memiliki biaya yang cukup sehingga diputuskan untuk memasungnya dekat kali.
Lokasi pemasungan dipiih agar menudahkan Ani untuk mandi dan kakus.
"Dipasung berdasarkan kesepakatan warga dan anak karena membahayakan warga sekitar ngamuknya," ujarnya.
Kata Juhenah, Ani dipasung pada Kamis malam tanggal 17 November 2022 jam 20.00 WIB.
Rantai sepanjang 1,5 meter dikalungkan pada leher Ani dan digembok.
Sebelum rantai dipasang, leher Ani dibalut dengan ban sepeda agar rantainya tidak lecet di lehernya.
"Pakai ban sepeda biar tidak lecet dan dirantai dilehernya digembok," terangnya.
"Sempat dirantai ditangan di rumah saudaranya kemudian lepas rantainya," tambahnya.
Setelah dirantai, kemudin ujung rantai digembok disebuah pohon, rantai diperoleh dari warga setempat.
"Rantainya dipohon sepanjang 1 meter setengah dari warga," ucapnya.
Sebelum dirantai, anaknya bernama Ismail sempat meminta maaf pada Ani. Dia tidak tega melihat ibunya dirantai.
"Anaknya sempat minta maaf dan tidak tega ibunya dirantai," jelasnya.
Baca juga: Waduh! Kasus Pasung ODGJ di Kabupaten Serang Capai 100 Lebih
Meski dirantai, warga memberikan ember, gayung dan makanan.
