Kisah Pemuda Wanasalam Jalan Kaki Tiga Hari Datangi Kantor Bupati Lebak, Sampai Rela Tidur di Masjid

Sebanyak tiga pemuda asal Wanasalam menceritakan pengalaman berjalan kaki selama tiga hari ke kantor Bupati Lebak.

Penulis: Nurandi | Editor: Glery Lazuardi
nurandi
Tiga pemuda di Lebak yang sedang melakukan aksi jalan kaki menuntut pembangunan jalan di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Jumat (20/1/2023). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Nurandi

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Sebanyak tiga pemuda asal Wanasalam menceritakan pengalaman berjalan kaki selama tiga hari ke kantor Bupati Lebak.

Mereka menuntut agar ruas jalan kabupaten di Desa Ketapang-Bejod sepanjang 2 kilometer diperbaiki.

Mereka meminta agar akses jalan utama warga itu segera diperbaiki karena kondisi sudah rusak.

"Kalau kemalaman di jalan, saya istirahat dan menginap di masjid," kata Repi Rizali, koordinator aksi jalan kaki dari masyarakat Kecamatan Wanasalam saat ditemui TribunBanten.com di Jalan Syech Nawawi, Desa Kadu Agung Timur, Kecamatan Cibadak, Jumat (20/1/2022).

"Saya juga saat istirahat di Kecamatan Gunungkencana, kebetulan singgah di rumah warga dan menginap,".

Baca juga: Pemuda Asal Wanasalam Jalan Kaki Tiga Hari ke Kantor Bupati Lebak, Ini Tuntutannya

Selama perjalanan, mereka melewati enam kecamatan untuk sampai di Rangkasbitung. Di antaranya Kecamatan Malingping, Cijaku, Gunungkencana, Cileles, Cikulur, dan Cibadak.

Mereka sempat berhenti sejenak di Alun-alun Malingping, Kecamatan Gunungkencana, dan Kecamatan Cileles.

"Kita lelah dan letih, 98 kilometer jalan kaki hingga ke Rangkasbitung untuk menemui anggota DPRD dan Bupati Lebak," katanya.

Baca juga: Bawaslu Lebak Buka Rekrutmen Panwaslu Desa dan Kelurahan, Ini Syarat, Tugas dan Fungsinya

Kini, mereka sudah sampai di Rangkasbitung, dan akan menggelar aksi di depan Kantor Bupati Lebak dan DPRD Kabupaten Lebak.

Dia mengungkapkan kedatangan ke kantor bupati sebagai bentuk pesan agar akses jalan yang sudah 11 tahun tak diperbaiki untuk segera dilakukan.

"Jalannya merupakan akses utama warga, ada jalan alternatif kondisinya lebih parah dan rusak," ujarnya.

Dirinya menambahkan yang paling memungkinkan yakni akses ruas jalan Desa Ketapang-Bejod.

"Jadi akses yang biasan digunakan masyarakat jalur tersebut, karena kalo misalnya akses yang lain akan lebih jauh," ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved