Pencemaran Udara di Desa Leuwi Limus

Di Demo Warga, Dua Perusahaan di Cikande Serang Sepakat Hentikan Operasi Selama 1 Bulan

Dua perusahaan di Kabupaten Serang, Banten, yang bergerak di bidang peleburan tembaga sepakat untuk berhenti beroperasi selama satu bulan.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade Feri Anggariawan
Puluhan warga menggeruduk Kantor Desa Leuwi Limus, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang. 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Dua perusahaan di Kabupaten Serang, Banten, yang bergerak di bidang peleburan tembaga, sepakat untuk berhenti beroperasi selama satu bulan.

Diketahui sebelumnya, dua perusahaan yakni PT Advance Smelting Tecnology dan PT Xia Wang didemo ratusan warga Desa Leuwi Limus, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.

Demo berlangsung di depan Kantor Desa Leuwi Limus, pada Kamis, (16/1/2025).

Pantauan TribunBanten.com, aksi demontrasi yang juga turut dihadiri oleh Kepala Desa Leuwi Limus, Kapolsek Cikande, Perwakilan Kecamatan, dan Perwakilan dari PT Advance Smelting Tecnology, dan perwakilan PT Xia Wang tersebut, berlangsung secara damai.

Para pendemo diberikan waktu terlebih dahulu, untuk menyampaikan beberapa keluh kesah dan poin-poin tuntutannya.

Setelah beberapa perwakilan warga rampung menyampaikan keluhannya, barulah perwakilan perusahaan menjelaskan kronologi dan mengklarifikasi tuduhan yang disampaikan warga.

Ditemui usai acara, seorang perwakilan warga, Gunawan Suteja menyampaikan, dua perusahaan tersebut diduga telah melakukan pencemaran udara, yang menyebabkan bau menyengat.

Akibatnya, beberapa warga mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

"Jadi bau ini kan bentuknya senyap bisa dirasakan, tidak bisa dilihat."

"Tapi dengan hadirnya ibu-ibu dan masyarakat lainnya ke sini, itu sudah menunjukkan bahwa memang ada korban akibat bau tersebut," ungkapnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap, dua perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang peleburan logam itu, dapat segera mengatasi permasalah bau yang menyengat hingga ke pemukiman warga.

Menurutnya hal itu merupakan tugas dari perusahaan, supaya tidak mencemarkan udara.

"Tapi untuk sementara, sembari ada kesepakatan kita minta perusahaan untuk menghentikan produksinya dulu selama satu bulan," ucapnya.

Terpisah, Manager Operasional PT Advance Smelting Tecnology, Asep Maulud Taufik mengaku, perusahaannya bekerja sesuai petunjuk regulasi yang ada.

Ia berujar, persoalan bau yang diprotes sudah pernah dilakukan beberapa tahap ujian, seperti  uji emisi, uji kebauan, dan uji ambeien udara. 

"Dan Alhamdulillah hasilnya untuk PT Advance sendiri masih di bawah ambang batas, semua dokumennya juga ada," ucapnya.

"Terakhir kita melakukan uji ambeien udara itu pada Oktober 2024. Dan semuanya baik, tapi memang uji kebauannya kita belum melaksanakan," imbuhnya.

Asep mengungkapkan, dirinya baru mendapatkan kabar soal keluhan bau, pada 29 Desember 2024.

"Saat itu ada keluhan dari Ketua Karangtaruna Desa Leuwi Limus, dan saya langsung komunikasi dengan teman-teman yang ada produksi di pabrik. Hasilnya, mereka bilang ada kebocoran alus," ungkapnya.

"Karena dari awal November 2024 hingga 21 Desember 2024 kita itu off, tidak ada produksi," jelasnya.

Disinggung perihal sikap setelah didemo warga, Asep mengaku, akan langsung bertindak untuk menghentikan produksi.

"Mungkin malam ini kita off untuk produksi. Tadi kan permintaannya satu bulan, tapi tidak menutup kemungkinan bisa lebih untuk perbaikannya itu. Tapi kita upayakan satu bulan bisa selesai," paparnya.

Di tempat yang sama, Kepala Personalia PT Xia Wang, Nani Heryani,m tidak menampik tuduhan yang dialamatkan kepada perusahaannya.

Sebab menurutnya, semua perusahaan yang melakukan produksi pasti akan menimbulkan bau.

"Kalau untuk bau semua produksi pada ada bau, saya tidak mengelak. Karena memang bahan-bahan kami juga berasal dari zat kimia," katanya.

"Ibaratnya nih kita produksi tahu, pasti ada bau dong, tidak mungkin tidak ada bau."

"Jadi semua pabrik itu pasti ada bau, apalagi kita pakai bahan kimia," ucap Nani.

Baca juga: Nestapa Warga Desa Leuwi Limus Kabupaten Serang, Diteror Polusi Udara hingga Terserang ISPA

Dirinya mengaku, telah memberi tahu pimpinan perusahaan terkait tuntutan agar berhenti produksi selama satu bulan.

"Dan memang kita tiga hari sebelum demo ini sudah merencanakan untuk off produksi, bukan karena kita takut di demo tapi karena memang stok bahan kita sudah habis," paparnya.

"Dan tuntutan ini sudah ditandatangani dan sudah saya foto untuk disampaikan ke Direktur, dan Direktur Utama kami," tandasnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved