Bencana Alam di Banten

Miris! Hampir 6 Tahun Warga Korban Bencana Alam di Lebak Masih Tinggal di Huntara

Sebanyak 112 kepala keluarga (KK) warga desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten, masih tinggal di hunian sementara (Huntara).

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Misbahudin
Sebanyak 112 kepala keluarga (KK) warga desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten, masih tinggal di hunian sementara (Huntara).   

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Sebanyak 112 kepala keluarga (KK) warga desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten, masih tinggal di hunian sementara (Huntara).

Warga yang tinggal di Huntara merupakan korban bencana alam longsor pada tahun 2020 bersamaan dengan Kabupaten Bogor. 

Mereka menempati Huntara itu sudah hampir 6 tahun pasca kejadian longsor 2020.

Baca juga: Fakta Penangkapan Warga Cilacap Terkait Proyek Huntara: Kronologi Hingga Penjelasan Polisi

Menurut pantauan TribunBanten.com di lokasi, rumah yang dijadikan tempat tinggal warga selama 6 tahun itu seperti layaknya gubuk sawah. 

Pada bagian atap rumah, hanya menggunakan penutup atap dari terepal, dinding juga menggunakan terepal. 

Pada bagian lantai hanya tanah, dan sebagian menggunakan tepas dari bambu. 

Salah soerang warga, Kampung Cigobang, Eem mengatakan sudah hampir 6 tahun warga tinggal di Huntara pasca kejadian bencana alam tahun 2020.

"Sudah hampir 6 tahun Pak kami tinggal di sini," katanya saat ditemui dilokasi, Rabu (14/5/2025).

"Panas ke panasan, hujan ke hujanan lah pokonya," sambungnya.

Warga sempat dijanjikan oleh mantan Bupati Lebak, Iti Oktavia Jayabaya bahwa warga hanya menempati Huntara hanya 6 bulan. 

Namun, hingga sampai saat ini janji tersebut tak kunjung terealisasi. 

Selain itu, warga juga dijanjikan akan diberikan uang kontrakan selama 6 bulan sebesar Rp 500.000. 

"Waktu itu pas ke sini, katanya hanya 6 bulan terus mau dikasih uang juga Rp 500.000, cuma faktanya sampai sekarang seribu juga enggak," ungkapnya. 

Dia mengaku bahwa warga yang tinggal di Huntara sekarang ini sudah bosen dan muak dengan janji pemerintah. 

"Sudah cape Pak janji-janji, mana buktinya sampe sekarang kami seperti ini terus. Mana pemerintah yang tugasnya ngurusin rakyatnya," ujarnya.

Tak hanya itu, terepal yang dijadikan penutup Huntara warga ternyata bukan dari pemerintah, melainkan dari relawan.

"Yang saya rasakan ini sebagian besar dari relawan, termasuk terepal dan air bersih juga," katanya. 

"Dari pemerintah mah hanya janji-janji doang mampunya," sambungnya. 

Meksipun begitu, dia beberapa kepada pemerintah agar dapat melihat dan menyaksikan apa yang sedang dirasakan masyarakat sekarang ini. 

"Ke sini liat, cek dan rasakan bagaimana menjadi kami tinggal di rumah sperti ini. Panas kepanasan, hujan ke hujanan," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Sarman berharap kepada pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dan Pusat untuk segera membantu nasib mereka yang sudah tinggal di Huntara selama 6 tahun. 

"Wayahna bantuan kami (mohon bantuin kami), masa iya kami 5 tahun seperti ini terus Pak," harapnya. 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved