Sekda Banten Sebut Sejumlah Siswa Sekolah Rakyat di Tangsel Mengundurkan Diri, Ini Alasannya 

Laporan wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG SELATAN - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Deden Apriandhi, mengungkap sejumlah siswa di sekolah rakyat 33 Tangerang Selatan (Tangsel) memilih untuk mengundurkan diri.

Ia mengatakan, alasan pengunduran diri tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaksiapan siswa untuk pisah dengan orangtuanya.

"Kemarin itu ada yang ngundurin diri karena memang mereka belum siap untuk sekolah di situ," ujarnya saat meninjau program cek kesehatan gratis di SMAN 6 Tangsel, Senin (4/8/2025).

Baca juga: Tangis Mensos Gus Ipul Pecah, saat Dengar Curhatan Guru Sekolah Rakyat di Lebak Banten

"Alasannya itu kan di asrama, jadi ada yang belum siap pisah dengan orang tua, segala macem lah," sambungnya.

Namun meski demikian, kata Deden, para siswa yang mengundurkan diri tersebut sudah ada penggantinya.

Dirinya pun tidak merinci terkait jumlah siswa yang mengundurkan diri tersebut.

"Penggantinya itu macem-macem, ada yang dari Tangerang, dan daerah-daerah lain juga ada," ucapnya.

"Sehingga jumlah siswanya tetap ada 150," jelasnya.

Pada kesempatan itu dirinya juga memastikan, bahwa pelaksanaan sekolah rakyat di Tangsel bakal mulai beroperasi pada 15 Agustus 2025 mendatang.

"Kemarin kan kita sudah ngecek tuh masih banyak yang (renovasi), sehingga tanggal 30 juli gitu kan (batal beroperasi)," kata Deden.

"Tapi Alhamdulilah InsyaAllah tanggal 15 besok sudah bisa (beroperasi)," jelasnya.

Di akhir dirinya menyebut, bahwa guru yang akan mengajar di sekolah rakyat 33 Tangsel juga telah siap untuk mencerdaskan 150 siswa yang ada di sekolah itu.

"Guru udah siap ada 30-an lebih untuk (mengajar) di sekolah rakyat Tangsel," tutup Deden.

Baca juga: Resmi Dibuka, Ini Syarat Pendaftaran PPPK Guru Sekolah Rakyat Tahap 2 Tahun 2025

Apa Itu Sekolah Rakyat?