Serang Bahagia

Profil Momon Andriwinata, Satu-satunya Calon Sekda Kabupaten Serang dari ASN Kemenag Masuk 3 Besar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CALON SEKDA - Momon Andriwinata, Kepala MAN 1 Serang yang juga menjadi Calon Sekda Pemkab Serang yang lolos tiga besar proses open bidding.

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Muhammad Uqel

TRIBUNBANTEN.COM, SERANG - Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Serang telah mengumumkan nama-nama pejabat hasil open bidding Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Serang yang masuk tiga besar.

Dari tiga besar nama pejabat yang lolos open bidding itu yakni dua pejabat dari lingkungan Pemkab Serang, satu orang pejabat dari ASN Kemenag. 

Pejabat dari lingkungan Pemkab Serang yang lolos tiga besar yakni di antaranya, Staf Ahli Bupati Serang Zaldi Dhuana dan Staf Ahli Bupati Serang Dr. Rahmat Setiadi.

Baca juga: Calon Sekda Kabupaten Serang Mengerucut Jadi Tiga Nama Pejabat, Berikut Daftar Namanya

Sementara satu pejabat dari luar Pemkab yakni Momon Andriwinata yang merupakan Kepala MAN 1 Serang.

Masuknya nama Momon Andriwinata dalam tiga besar hasil Open Bidding Sekda Serang yang dilakukan oleh BKPSDM membuat proses open bidding Sekda Serang semakin berwarna.

Profil Momon Andriwinata

Momon Andriwinata, Satu-satunya calon Sekda Pemkab Serang dari ASN Kemenag.

Momon Andriwinata lahir pada tahun 1980 dan tumbuh besar di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Ia mengenyam pendidikan SD hingga SMP di Padarincang, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Ciruas.

Sebagai anak yang tumbuh dari perkampungan, Momon juga mengenyam pendidikan non formal seperti mengaji kepada ustadz, sekolah sore, dan pondok pesantren di Padarincang.

Kemudian, Momon melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi di Universitas Negeri Padang (UNP) mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Bahkan sempat kuliah di Universitas Andalas Padang.

Sebagai pria yang lahir dan tumbuh dari lingkungan perkampungan, Momon sejak usia 8 tahun sudah ditinggalkan sang ayah menjadi yatim.

Baca juga: Perbedaan Abolisi dan Amnesti dalam Kasus Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto

Momon juga kerap mendapat omongan dari berbagai orang di sekitarnya yang meragukan Momon dalam mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

"Saya itu kan lahir di kampung, sehari-hari saya membantu orang tua ke kebun, mengambil melinjo, cengkeh dan lainnya. Ya, kerap diomong ngapain sekolah tinggi-tinggi, tapi tidak menyurutkan semangat," kata Momon kepada TribunBanten.com, Selasa, (5/8/2025).

Momon memiliki semangat membara dalam hal pendidikan, Ia kemudian melanjutkan S2 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Lalu, Ia melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Negeri Jakarta dengan jurusan Linguistik Terapan Pendidikan Bahasa.

Halaman
12

Berita Terkini