Kepsek Tampar Siswa Merokok

Siswa SMAN 1 Cimarga yang Kedapatan Merokok Kena Sanksi Teguran, Dindik Tetap Menonaktifkan Kepsek

Dindik Provinsi Banten memastikan bahwa siswa SMAN 1 Cimarga yang kedapatan merokok di sekolah akan menerima sanksi.

|
Editor: Ahmad Tajudin
TribunBanten.com/Misbahudin
Potret Gedung SMAN 1 Cimarga. Dindik Provinsi Banten memastikan bahwa siswa SMAN 1 Cimarga yang kedapatan merokok di sekolah akan menerima sanksi. 

TRIBUNBANTEN.COM - Kasus Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga, Lebak yang diduga menampar siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah saat ini tengah heboh hingga menjadi perhatian publik.

Buntut adanya insiden itu, berujung para siswa menggelar aksi mogok sekolah sebagai bentuk solidaritas kepada temannya yang diduga mengalami kekerasan karena dipukul Kepsek hingga Kepala SMAN 1 Cimarga Dini Fitia dinonaktifkan dari jabatannya.

Meskipun aksi kekerasan tidak dibenarkan, namun banyak warganet menyayangkan aksi penonaktifan terhadap Kepsek tersebut.

Bahkan banyak juga dukungan bermunculan untuk membela sang kepala sekolah, di tengah laporan sang wali murid sudah bergulir ke pihak kepolisian.

Baca juga: Ruang Kelas Mulai Ramai, Siswa SMAN 1 Cimarga Kembali Belajar Normal, Pasca Dua Hari Mogok Sekolah

Publik juga banyak mempertanyakan, sanksi apa yang diberikan kepada sang anak yang kedapatan melanggar aturan dengan merokok di area dekat lingkungan sekolah di saat sekolah tengah menggelar kegiatan Jumat bersih.

Kepala Bidang SMA Dindik Banten, Adang Abdurrahman memastikan bahwa siswa yang kedapatan merokok di sekolah akan menerima sanksi.

"Untuk siswa tetap ada sanksi, yaitu teguran. Guru BK sudah menangani dan orangtua juga sudah menerima. Jadi, siswa tetap diberi pembinaan karena kesalahannya merokok, tetapi kasus kekerasan yang dilakukan kepala sekolah tetap kami proses secara terpisah," ujar Adang di SMAN 1 Cimarga, Rabu (15/10/2025) dikutip dari Kompas.com.

Selain itu, lanjut Adang, Dinas Pendidikan juga telah memfasilitasi mediasi antara pihak sekolah, siswa, dan orangtua agar kasus ini dapat diselesaikan dengan baik.

"Alhamdulillah, kami sudah bertemu dengan orangtua siswa dan pihak-pihak terkait. Kami sedang menyamakan persepsi agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Adang.

Pemprov Menonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga

Dinas Pendidikan Provinsi Banten menegaskan bahwa keputusan menonaktifkan Kepala SMA Negeri 1 Cimarga tidak akan menghambat guru atau kepala sekolah lain dalam menegakkan disiplin di sekolah. 

Kepala Bidang SMA Dindik Banten, Adang Abdurrahman, menyatakan bahwa tindakan penegakan disiplin yang sesuai prosedur tetap diperbolehkan selama tidak melibatkan kekerasan fisik maupun verbal terhadap siswa. 

"Di sekolah tidak masalah jika guru atau kepala sekolah menegakkan aturan sesuai prosedur. Yang jadi persoalan hanyalah ketika dalam prosesnya terjadi kekerasan, baik fisik maupun verbal. Kalau hanya menegur atau memberikan sanksi sesuai aturan, itu tidak ada masalah," kata Adang.

Menurut Adang, penegakan disiplin siswa tetap bisa dilakukan oleh guru dengan cara yang tepat, seperti pembinaan, pemanggilan siswa dan orang tua, maupun sistem poin pelanggaran yang sudah diterapkan di sejumlah sekolah.

"Cara yang baik adalah dengan memanggil siswa ke ruang khusus, memberikan penjelasan, dan bila perlu memanggil orangtua. Di beberapa sekolah juga diterapkan sistem poin. Jadi, setiap pelanggaran diberi poin tertentu. Jika poin sudah terkumpul banyak, baru ada sanksi yang lebih berat," jelas Adang.

Baca juga: Polisi Sudah Terima Laporan soal Kepala SMAN 1 Cimarga yang Diduga Tampar Siswa Perokok di Sekolah

Proses Pemeriksaan 

Adang mengatakan, pihaknya memahami mungkin ada tindakan khilaf dari kepala sekolah, tetapi kekerasan tidak bisa dibenarkan.

Menurut dia, saat ini proses pemeriksaan terhadap Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria, masih berjalan dan hasilnya akan diserahkan ke tim disiplin dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD). 

Untuk kelancaran pemeriksaan tersebut, jabatan Dini sebagai Kepsek SMAN 1 Cimarga dinonaktifkan.

 

Kronologi kejadian

ILP dalam kesempatannya mengakui merokok, tapi tidak di sekolah.

Ia menghisap rokok di warung dekat sekolah, pada Jumat (10/10/2025) pagi.

"Saya kaget waktu ketemu kepsek. Rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama kepala sekolah,” katanya, dikutip dari TribunBanten.com, Senin (13/10/2025).

Singkat cerita, Dini Fitria kemudian menyuruh ILP mencari rokok yang telah dihisapnya.

Kala itu ibu kepsek dalam kondisi marah serta memaki-maki ILP.

Tidak berhenti di situ, Dini Fitria juga diduga melayangkan pukulan ke arah tubuh ILP.

"Beliau marah, nendang saya di bagian punggung, terus nampol saya di pipi kanan."

"Kepsek bilang g****k, a****g, terus nyuruh saya nyari rokok lagi, padahal udah enggak ada," tegas ILP.

Baca juga: Nasib Kepala SMAN 1 Cimarga Penampar Siswa yang Ketahuan Merokok, Kini Dinonaktifkan Gubernur Banten

Pernyataan Kepsek

Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Dini Fitria buka suara, terkait dugaan kekerasan terhadap siswa, yang menyeret nama dirinya.

Dini dituding telah melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu anak muridnya yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Korban berinisial ILP (17), saat ini masih duduk di bangku kelas XII. 

Peristiwa kekerasan itu terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi, lantaran ILP kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Dalam sebuah video yang diterima TribunBanten.com, Senin (13/10/2025) Dini menjelaskan, peristiwa terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan pelaksana program Jumat bersih. 

Namun, pada saat dirinya berkeliling melihat seorang siswa tengah merokok di dekat warung kecil yang berada di luar pagar sekolah.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," kelasnya.

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," sambungnya. 

Saat dimintai keterangan, kata Dini, siswa tersebut tidak mengakui perbuatannya, yang membuat dirinya sempat emosi karena merasa dibohongi.

Dini juga mengakui, telah menampar siswanya tersebut, akan tetapi tidak begitu keras. 

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," katanya.

Tak hanya itu, Kepsek itu membantah bahwa dirinya menendang siswanya tersebut.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," ucapnya. 

Menurut Dini, warung tempat kejadian tersebut memang sudah menjadi perhatian pihak sekolah, lantaran diduga kerap menjual rokok kepada siswa.

"Kami sudah pernah mengingatkan pemilik warung, agar tidak menjual rokok. Bahkan kami buat kesepakatan, kalau masih ketahuan, kantinnya akan kami tutup sementara," ujarnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

 

 

 

Sumber : Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved