Dampak Meteor Jatuh di Cirebon Jawa Barat, BRIN : Tidak Ada Jejak yang Bisa Ditelusuri

BRIN buka suara soal viralnya sebuah video yang memperlihatkan benda bercahaya yang disebut-sebut sebagai meteor jatuh di dekat Tol Ciperna, Cirebon

Editor: Ahmad Tajudin
ist/freepik/kolase FB/Instagram @bogordailynews
DIDUGA METEOR JATUH - Media sosial Tiktok dan Instagram dikejutkan oleh beredarnya sebuah video rekaman benda diduga meteor jatuh di dekat ruas tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, hari Minggu malam, 5 Oktober 2025. Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin menyebut tidak ada dampak dari jatuhnya meteor cukup besar di sekitar Laut Jawa, Cirebon, Jawa Barat pada Minggu (5/10/2025) malam. 

Menurut Thomas, pihaknya menganalisis berdasarkan kesaksian adanya dentuman yang terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon, kemudian terdeteksi adanya getaran oleh BMKG Cirebon (ACJM) pada pukul 18:39:12 WIB.

Lalu ada yang menyaksikan bola api yang meluncur dan ada rekaman CCTV pukul 18:35.

"Meteor jatuh di laut Jawa," ujar Thomas.

Sebelumnya video dengan narasi meteor jatuh di Cirebon, Jawa Barat, yang beredar sejak kemarin malam membuat heboh masyarakat.

Di video tersebut terlihat kilatan cahaya melintas cepat di langit sebelum menghilang di arah barat daya.

Dalam video itu, dinarasikan warganet yang menyebut bahwa dentuman yang ditimbulkan tersebut terdengar di wilayah Cirebon dan Kuningan.

Meteor jatuh adalah fenomena ketika sebuah batuan luar angkasa (meteor) memasuki atmosfer Bumi dan terbakar karena gesekan dengan udara, lalu sebagian atau seluruhnya jatuh ke permukaan Bumi.

Penjelasan BMKG
BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang bertugas dalam pengamatan dan penyebaran informasi cuaca, iklim, dan geofisika.

BMKG bertugas mengamati dan memprediksi kondisi cuaca seperti hujan, angin, suhu, dan kelembapan, serta memantau aktivitas gempa bumi, tsunami, dan fenomena geofisika lainnya.

Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Stasiun Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, menyampaikan bahwa pihaknya masih menghimpun data awal untuk mengidentifikasi penyebab fenomena itu.

Baca juga: Jalan Rusak di Pandeglang Capai 250 KM, Paling Parah Kecamatan Cimanggu

"Dari sisi meteorologi, dentuman bisa disebabkan oleh sambaran petir, gempa bumi, atau longsor. Namun, saat kejadian, kondisi cuaca di wilayah Cirebon terpantau cerah berawan tanpa adanya awan konvektif atau aktivitas cuaca ekstrem," jelas Fuad, Minggu malam.

BMKG menegaskan bahwa hasil pemantauan sejauh ini tidak menunjukkan adanya getaran signifikan maupun fenomena meteorologis yang tidak biasa.

Tidak ada aktivitas petir maupun indikasi badai konvektif di wilayah tersebut pada waktu kejadian.

"Fenomena seperti meteor atau benda langit bukan kewenangan BMKG, melainkan lembaga antariksa seperti BRIN," tambahnya.

Fuad juga menyebutkan bahwa tidak ditemukan aktivitas gempa bumi pada waktu bersamaan dengan suara dentuman, sehingga kemungkinan besar peristiwa ini bukan disebabkan oleh faktor seismik.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved