Blak-blakan Teman dan Guru SMA Listyo Sigit hingga Jawara Banten, Sejumlah Fakta Terungkap
Orang tua Listyo adalah anggota TNI AU yang tinggal di Lanud Adisucipto. Lingkungan di kompleks tempat tinggalnya seringkali ada pelatihan yudo.
Mas Listyo mampu mengemban tanggung jawab lebih besar dari posisinya saat ini,” jelas Suhardi.
Suhardi berharap muridnya tersebut tetap teguh pendirian dan selalu amanah.
Satukan Jawara Se-Banten

Kisah lain yang tak kalah berkesan tentang Komjen Listyo Sigit Prabowo yaitu ia pernah sukses menyatukan seluruh jawara atau pendekar di Banten.
Sepak terjang Komjen Listyo Sigit Prabowo ini terjadi saat ia menjabat sebagai Kapolda Banten pada 2016 (menjabat sejak 5 Oktober 2016-13 Agustus 2018).
Kisah Komjen Listyo Sigit Prabowo menyatukan seluruh pendekar di Banten diungkap oleh Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi.
Menurut Yadi, Listyo Sigit Prabowo punya ide untuk membentuk Tapak Karuhun Banten saat menjabat sebagai Kapolda Banten.
Melalui Tapak Karuhun Banten, ratusan perguruan silat di Banten dengan latar belakang yang berbeda bisa bersatu.
Hasilnya, kolaborasi mereka mampu memecahkan rekor museum rekor Indonesia atau MURI saat sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten berkumpul di alun-alun barat Kota Serang, Banten pada 17 November 2017 lalu.
Mereka menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten.
Menurut Yadi, saat itu Sigit ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten.
"Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara.
Baca juga: Eks Kapolda Banten jadi Calon Kuat Kabareskrim Pengganti Listyo Sigit, Ini Profil Irjen Ahmad Dofiri
Baca juga: Gaji dan Tunjangan Kapolri yang Bakal Diterima Listyo Sigit Prabowo saat Berpangkat Jenderal
Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada," kata Yadi.
Awalnya, Yadi mengaku pesimis Sigit mampu menyatukan ratusan perguruan pencak silat melihat latar belakangnya berbeda.
Apalagi setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat.
"Tapi dengan tekad beliau ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik," ujarnya.
Di mata Yadi, Sigit merupakan sosok pemersatu golongan.
Bahkan secara pribadi, Sigit tidak mengenal sekat antara masyarakat dan pejabat. Artinya semua orang di mata dia sama.
“Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau sebenarnya lebih dengan rakyat biasa.
Kegiatan apapun dan sekecil apapun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat,” terangnya.
Cerita yang sama juga diungkapkan TB Arif Hidayat, Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang.
Sekedar diketahui, TTKKDH Cimande merupakan satu dari tiga perguruan pencak silat terbesar di Banten.
TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten.
Saat itu, dia berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat di Banten.
Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan pendekar agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.
"Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah.
Tapi Alhamdulilah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI," ungkapnya.
Menurut dia, dengan adanya Tapak Karuhun Banten banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif bangkit lagi hingga saat ini.
"Luar biasa sekali beliau. Banyak perguruan kecil yang bangkit kembali usai perhelatan akbar Tapak Karuhun Banten," tandasnya.
Sosok Sigit di mata TB Arif adalah pendiam namun sangat responsif dan komunikatif.
"Beliau itu pendiam tapi pendengar. Setiap masukan dari siapapun diperhatikan dan catat. Dan hebatnya lagi kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan," katanya. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Teman SMA tentang Kapolri Jenderal Listyo Sigit: Suka Basket dan Jago Main Gitar