Pelaku Simpan Celana Dalam Korban Setelah Rudapaksa Mayatnya, Marsah Dibunuh Saat Ingin Cari Nafkah
Setelah tewas, mayat pedagang sayur di Cikande, Banten dirudapaksa Aris yang masih dalam keadaan mabuk.
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
"Dia minum-minum di gubuk sampai mabuk, setelah mereka minum teman-temannya pulang," ujar AKBP Mariyono.
Pesta miras semalam suntuk hingga mabuk belum puas, pada pukul 04.00 WIB, AR bersama rekannya inisial S berencana membeli minuman keras lagi. Sementara, teman-temannya yang lain memilih pulang.
Niat AR tak kesampaian karena warung yang menjual miras sudah tutup. Sehingga pelaku bersama rekannya pulang ke rumah masing-masing.

Namun, di dalam perjalanan pulang, pelaku memutuskan turun dari motor yang dikendarai rekannya karena jalan rusak.
"Temannya itu melanjutkan perjalanan, sedangkan pelaku turun dan lanjut jalan kaki," ujar Mariyono.
Saat berjalan kaki, AR melihat dari kejauhan ada korban yang mengendarai motor Honda Genio nomor polisi A 5424 EN hendak ke pasar belanja sayuran.
Pelaku pun bersembunyi di semak-semak, lalu menyergap korbannya.
"Karena dilokasi jalannya rusak, korban mengendarai motornya pelan-pelan lalu dihadang oleh pelaku," kata Mariyono.
Korban pun jatuh dari motornya, pelaku menyeret ke pinggir jalan lalu mendekap dan mencekik leher korban hingga lima kali
Sekolahkan Anak Hingga Lulus Kuliah
Anak sulungnya yang menempuh pendidikan di Universitas Bina Bangsa baru saja lulus.
Puput Putriani, istri dari anak sulungnya mengatakan belum lama ini Marsah sempat menghadiri wisudaan.
"Waktu itu sempat menunda wisuda sebenarnya, karena belum ada biaya untuk bayar wisudanya," ujarnya saat ditemui TribunBanten.com, Jumat (12/2/2021).
Karena sudah memiliki biaya, lanjut Puput, suaminya itu akhirnya bisa ikut wisuda.
Baca juga: Wanita Pedagang Sayur Itu Sempat Memohon Jangan dan Teriak Anak Saya Banyak Sebelum Dibunuh
Baca juga: Dari Sandal yang Tertinggal, Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Pedagang Sayur di Cikande Terungkap
Meski dari kalangan kurang mampu, Marsah selalu berusaha membantu membiayai kuliah putra sulungnya.