Pelaku Simpan Celana Dalam Korban Setelah Rudapaksa Mayatnya, Marsah Dibunuh Saat Ingin Cari Nafkah
Setelah tewas, mayat pedagang sayur di Cikande, Banten dirudapaksa Aris yang masih dalam keadaan mabuk.
Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
Selain itu, Marsah juga dikenal sebagai orang yang suka membantu.
Pada saat berjualan, ia tidak pernah memaksa pembelinya untuk mebayar dengan uang, bahkan bisa ditukar dengan beras.
Pupu tpun menjelaskan pada saat ditemukan motor dan uang korban masih untuh.
"Kami keluarga berharap, pelaku dapat dihukum setimpal, agar jera dan tidak terulang kembali kejadian seperti ini," ujarnya.
Putri Bungsu Buatkan Tulisan Arab Untuknya
ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.
"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.
Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.
Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.
"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.
• Marsah Penjual Sayur Asal Serang Ditemukan Tewas, Sosoknya Dikenal Ramah dan Pintar Bersolawat
• Tersangka Pembunuhan Wanita Pedagang Sayur di Cikande Tertangkap, Dua Kakinya Ditembak
Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.
Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.
Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke marsah.
Pada saat akan pergi ke Pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya.
"Engga kaya biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
