Dua Ibu Hamil Ditandu Saat Mau Melahirkan Karena Jalan Rusak, Pemkab Pandeglang Enggan Disalahkan
Atas kejadian ibu hamil tersebut, pihak Pemkab Pandeglang enggan disalahkan. Kenapa?
Penulis: Marteen Ronaldo Pakpahan | Editor: Abdul Qodir
Laporan wartawan Tribunbanten.com, Marteen Ronaldo Pakpahan
TRIBUNBANTEN.COM, PANDEGLANG - Kejadian dua ibu hamil di Pandeglang ditandu pakai sarung saat hendak melahirkan ke puskesmas karena jalan rusak hingga bayi kembar dari salah satu ibu meninggal, viral di media sosial dan menjadi sorotan banyak pihak.
Namun, Pemkab Pandeglang enggan disalahkan atas dua kejadian tersebut.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang, TB Nandar Subtandar menjelaskan pihaknya turut prihatin dan berbela sungkawa atas kejadian tersebut.
Ia pun menjelaskan kematian anak yang menimpa Endah (40) tersebut baru ia ketahui setelah beredar di media sosial. Padahal menurutnya, berdasarkan laporan dari pihak puskesmas Sindangresmi yang bersangkutan sering melakukan pemeriksaan oleh bidan setempat.
"Menurut keterangan yang kami terima bahwa yang bersangkuta sudah menerima perawatan intensif di puskesmas dan melahirkan secara normal dan setelah bayi kembar itu dilahirkan dinyatakan meninggal sejak dalam kandungan," ujar Nandar dalam keterangan resmi yang diperoleh TribunBanten.com, Selasa (4/5/2021).

Nandar mengatakan saat itu, Enah mengalami kelebihan cairan ketuban saat proses berjalan dari rumahnya menuju puskesmas.
Baca juga: Viral Lagi, Ibu Hamil di pandeglang Ditandu Melintasi Jalan Setapak Rusak, Wajahnya Terlihat Cemas
Atas kejadian ibu hamil tersebut, pihak Pemkab Pandeglang enggan disalahkan. Kenapa?
Sebab, menurutnya jalan setapak yang rusak yang dilalui ibu hamil tersebut milik PT Perkebunan Nusantara.
"Jadi, kami dari pihak desa ataupun kabupaten tidak bisa membangun jalan tersebut, karena itu bukan wilayah kami," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, viral kisah dua ibu hamil di Pandeglang yang ditandu sarung saat hendak melahirkan gara-gara jalan rusak.
Baca juga: Curhat Ibu Hamil di Pandeglang Ditandu Sarung Saat akan Melahirkan: Cemas Tapi Tak Ada Pilihan
Kedua ibu hamil itu tidak bisa dibawa dengan kendaraan apapun karena kondisi jalan berlumpur dan licin.
Adalah Lina Karlina (25) dan Enah (39) , dua ibu hamil yang sama-sama tinggal di Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, dan melahirkan dalam rentang waktu tidak lama.
Selain jarak jauh ke fasilitas kesehatan puskesmas, jalan yang dilalui kedua hamil itu terbilang berisiko tinggi lantaran jalan setapak yang licin.
Bahkan, Ibu Enah harus menerima kenyataan pahit. Setelah menderita dalam perjalanan menuju tempat persalinan, bayi kembar yang dilahirkannya dinyatakan meninggal dunia.
Kisah Nina Karlina Ditandu Sarung Lewati Hutan Saat Hendak Melahirkan

Lina Karlina adalah warga Kampung Lebak Jeruk RT 03/03, Desa Pasir Lancar, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang sebelumnya kisah proses melahirkan bayinya viral di media sosial.
Sejumlah warga terpaksa membawanya dengan tandu bambu yang dililit kain sarung di jalan rusak dan hutan karet sejauh 4 kilometer saat ia hendak melahirkan ke Puskesmas Sindangresmi pada Minggu, 25 April 2021.
Hal itu dilakukan karena jalan setempat rusak berat dan tidak bisa dilalui kendaraan.
Baca juga: Viral Ibu Hamil Ditandu Pakai Sarung Melintasi Jalan Rusak, DPRD Soroti Kinerja Pemkab Pandeglang
Foto dan cerita proses melahirkan Lina Karlian di antaranya dibagikan warga setempat, Muhtadin, di akun media sosialnya.
"Yah, mau bagaimana lagi, pada saat itu sudah menghubungi bidan desa ke sana ke mari, terus keluarga juga sudah khawatir sudah karena saya kontraksi terus, ya akhirnya sudah langsung dibawa," ucap Lina di rumahnya, Pandeglang, Selasa (27/4/2021).
Pantauan Tribunbanten.com, jalan untuk mencapai puskesmas tempat melahirkan Lina terbilang sangat sulit.
Jalan di desa tersebut hanya setapak dan didominasi tanah berlumpur serta bebatuan sehingga terasa sangat licin.
Lina mengatakan hal yang sama dirasakan para warga saat membawanya ke puskesmas untuk proses melahirkan.
Baca juga: Viral 2 Ibu Hamil Ditandu Sarung di Pandeglang Hingga Bayi Kembar Meninggal, Dinas PMPD Heran
Ia menceritakan saat itu dirinya sangat khawatir akan keselamatan dirinya dan si cabang bayi.
Namun, proses membawanya dengan tandu sarung terpaksa dilakukan agar dapat melahirkan bayinya dengan selamat.
Ia mengaku sangat cemas dan gundah gulana sepanjang jalan ke puskesmas. Namun, pada yang sama, dirinya hanya bisa memasrahkan kepada Tuhan akan nasib dirinya dan bayi di kandungannya.
"Takut, karena itu juga dibawa menggunakan bambu yang beralaskan sarung tiga lapis supaya tidak jatuh dan takut melahirkan di jalan juga," ungkapnya.
Baca juga: Ibu Hamil Ditandu Sarung Karena Jalan Rusak, Bupati Tunggu Covid-19 Hilang Infrastruktur Dibangun
Setelah ditandu dengan sarung sejauh 4 kilometer selama kurang dua jam, akhirnya ia dan warga sampai di puskesmas untuk menjalani persalinan.
Lina saat ini mengaku sangat bersyukur dapat melahirkan bayi berjenis kelamin perempuan dengan selamat kendati harus melalui proses yang berat.
Lina melahirkan bayi perempuan dengan 3,2 kilogram dengan kondisi sehat yang diberi nama Diana Rahmawati.
Kepala Desa Sindangresmi, Darmain Karna saat ditemui mengatakan kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi di wilayahnya.
Setidaknya, sudah ada tiga ibu hamil yang juga ditandu dengan kain sarung agar bisa melakukan persalinan di puskesmas setempat.
"Sudah sering di sini, kenadalanya karena faktor jarak yang jauh dan kondisi jalan yang buruk membuat masyarakat jadi melakukan tindakan seperti itu," katanya.
Kisah Enah Ditandu Sarung Hingga Terjatuh, Bayi Kembarnya Meninggal

Tidak lama setelah viralnya kisah Nina Karlina akan melahirkan, muncul lagi foto dan video yang menampilkan perjalanan ibu hamil bernama Enah (39) yang ditandu dengan sarung oleh warga, juga karena jalan rusak.
Bahkan, kali ini ibu hamil itu sempat terjatuh hingga akhirnya bayi kembar yang dilahirkannya dinyatakan meninggal dunia.
Enah sebelumnya harus berjuang ke puskesmas untuk melahirkan, di perjalanan dia sempat terjatuh saat ditandu karena akses jalan yang rusak.
Rasa sakit harus dia tahan sepanjang jalan menuju ke puskesmas melalui upaya ditandu menggunakan sarung dan bilah kayu.
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Lebakgedong, Desa Sindangresmi, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Sabtu (1/5/2021).
Baca juga: Istri Usai Lahiran Ditandu Sarung Lewati Jalan Rusak Nan Curam, Bayi Digendong, Suami Waswas Jatuh
Kisah Enah berawal saat ia merasakan sakit luar biasa di kandungannya yang berusia menjelang 7 bulan pada Sabtu siang.
Enah harus dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya akses dari rumah Enah ke puskesmas hanya jalan setapak. Sehingga warga setempat berinisiatif membawa Enah dengan tandu.
"Sekitar dua kilometer jalan kaki lewat jalan setapak, 8 orang gotong pake tandu bergantian," kata Ahmad Muhtadin tetangga Enah kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (2/5/2021). \
Karena medan jalan hanya berupa tanah dan licin bekas hujan, harus ekstra hati-hati membawa Enah yang tengah hamil.
Sayangnya di tengah perjalanan Enah sempat terjatuh karena alat tandu yang tidak stabil karena jalan licin.
Baca juga: Viral Foto Ibu Ditandu Usai Melahirkan di Jalan Rusak di Lebak: Semoga Bu Bupati Melihat Rakyatnya
Setelah 2 kilometer menempuh jalan setapak, Enah kemudian diangkut menggunakan kendaraan roda empat ke puskesmas.
Melalui foto dan video yang dibagikan oleh Ahmad Muhtadin di akun Facebooknya, tergambar wajah kesakitan Enah, baik saat ditandu maupun ketika di dalam mobil.
Enah terekam terus menerus memegang perutnya.
Di Puskesmas Sindangresmi Enah kemudian melahirkan bayi kembar. Satu bayi meninggal saat masih dalam kandungan, sementara satu bayi lainnya usianya hanya bertahan enam menit.
"Dua-duanya meninggal, kondisi Bu Enah juga sempat memburuk saat tahu bayi kembarnya meninggal, Alhamdulillah sekarang sudah baikan, sudah pulang lagi ke rumah," kata Muhtadin.
Muhtadin bercerita, dalam rentang satu bulan ini setidaknya ada dua kasus serupa di desa yang berdekatan.
Sebelumnya ibu hamil dari Desa Pasir Lancar, Sindangresmi, juga ditandu saat hendak melahirkan ke puskesmas.
Kasus pasien ditandu, kata Muhtadin, sudah berulang kali terjadi di kampungnya.
Penyebabnya adalah karena akses jalan yang tidak memadai, baik karena rusak atau memang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Dirinya berharap, pihak pemerintah turun langsung mengecek kondisi desanya dan segera membangun jalan yang lebih layak.
Artikel lain terkait ibu hamil dan jalan rusak di TribunBanten.com