Tanggapi soal Dewa Matahari dan Titisan Nabi Khidir, Kesbangpol: Jangan Banyak Berhalu!
Kepala Kesbangpol Provinsi Banten Ade Ariyanto angkat bicara soal adanya fenomena pria mengaku Dewa Matahari dan Titisan Nabi Khidir.
Penulis: Ahmad Tajudin | Editor: Ahmad Haris
Laporan Wartawan TribunBanten.com Ahmad Tajudin
TRIBUNBANTEN.COM, KOTA SERANG - Beberapa hari ke belakang, masyarakat Banten dihebohkan dengan beberapa fenomena.
Mulai dari seseorang yang mengaku sebagai Dewa Matahari di Kabupaten Lebak, hingga seseorang yang mengaku sebagai Titisan Nabi Khidzir di Kota Serang.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Banten Ade Ariyanto menyampaikan bahwa menyikapi adanya fenomena itu, masyarakat diminta agar bisa memperteguh keimanan.
Baca juga: MUI Banten Buka Suara soal Fenomena Dua Orang yang Mengaku Dewa Matahari dan Titisan Nabi Khidir
"Pertama nilai-nilai keimanan kita yang harus betul-betul teguh, jangan banyak berhalu," ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (18/7/2022).
Diakuinya, peristiwa itu memang sangat mengaketkan sejumlah masyarakat.
Khususnya bagi masyarakat Banten, dan umumnya bagi masyarakat Indonesia.
Sebab, informasi mengenai adanya fenomena itu sudah tersebar di media massa, yang cakupannya cukup luas.
"Tapi InsyaAllah, ini sudah tertangani dengan baik dan pembinaan dilakukan oleh MUI setempat, itu sudah berjalan dengan baik," terangnya.
Sebelumnya, dirinya mengaku sempat khawatir dengan peristiwa yang terjadi di Kabupaten Lebak.
Di mana pada kasus seseorang yang mengaku sebagai Dewa Matahari, pendalaman dilakukan oleh MUI dan aparat setempat.
Ternyata ada beberapa penyimpangan yang telah diperbuat oleh si pelaku.
"Kalau sudah ada penyimpangan, penistaan, nah ini kalau hukum negara sih mungkin aman," ujarnya.
"Tapi yang kita khawatirkan hukum masyarakat. Karena kalo masyarakat yang mengadili kan ini repot," sambungnya.
Bersyukurnya, kata dia, pihak MUI dan aparat setempat bisa langsung menanganinya dengan baik.
"Sekarang pun yang bersangkutan masih dalam pembinaan MUI dan petugas kepolisian. Alhamdulillah di sini ditangani MUI lebak dan juga kepolisian," ungkapnya.
Di samping itu, Ade menuturkan bahwa selama 3 tahun terkahir, Kesbangpol memiliki program sitem lapor cepat dan respon cepat (Sirapat).
Program itu bertujuan untuk mengoptimalkan kembali bagaimana kepedulian masyarakat, terhadap lingkungannya.
"InsyaAllah kalau masyarakat sudah peduli terhadap lingkungannya, kita bisa deteksi dini dan kita bisa lebih banyak pencegahan masalah ini," ungkapnya.
Sebab menurutnya, walaupun pembinaan terus dilakukan dan terus berjalan.
Fenomena atau gerakan seperti itu tetap akan ada.
Baca juga: Geger Tabib Ngaku Titisan Nabi Khidir, Ini Aliran Sesat di Banten dan Nabi Palsu yang Buat Heboh
"Apalagi nanti dikaitkan dengan isu politik, bisa saja hal ini terjadi," katanya.
Oleh karenanya peran masyarakat juga diperlukan dalam menyikapi persoalan itu.
"InsyaAllah dengan kebersamaan kita, untuk mengoptimalkan kembali agar masyarakat peduli dengan lingkungannya, kita wadahi dengan Sirapat," katanya.
"InsyaAllah temen-temen intel di masyarakat ini terutama bergabung dengan FKDM se-Provinsi Banten akan terus mengoptimalkan di masyarakat," ungkapnya.
