Stunting
Cegah Stunting dengan Cerdas Parenting
Dalam hal tumbuh kembang anak, tergantung pada cara orang tua mengurus dan membesarkan, terutama dalam asupan bergizi untuk terhindar dari stunting
Penulis: Siti Nurul Hamidah | Editor: Siti Nurul Hamidah
Untuk anak yang sehat pastikan calon ibu dalam masa-masa subur.
Calon ibu juga tidak boleh dibawah umur karena faktor risiko anak stunting akan jadi lebih besar.
Setidaknya calon ibu minimal harus berusia 20 tahun ke atas, tidak boleh usia belasan tahun (remaja).
Jika hamil di usia remaja, pembentukan sel telur menjadi pertimbangan karena pada usia itu sistem reproduksi belum cukup sempurna.
Rencanakan kehamilan di usia yang tepat, pola asupan sejak remaja menjadi bahan pertimbangan dalam pembentukan sel telur.
Baca juga: Kenali Apa itu Stunting dan Risikonya
Untuk laki-laki juga demikian, yaitu dalam proses sistem produksi sperma.
Dalam prosesnya testis membutuhkan waktu 10 minggu (70-75 hari) untuk matang
Setelahnya disimpan dalam epididimis dan bertahan hingga 2 minggu, sebelum keluar melalui cara ejakulasi.
Sehingga untuk pematangan sperma yang sempurna, pihak laki-laki membutuhkan gizi yang baik agar menghasilkan sperma berkualitas baik untuk dapat membuahi sel telur.
4. Jaga Buah Hati Sejak dalam Kandungan
Ketika hamil, pastikan buah hati menerima vitamin dan asupan makanan bergizi.
orang tua, terutama Ibu harus mementingkan keseimbangan gizi dan vitamin yang masuk ke dalam tubuh.
Mengkonsumsi makanan selama kehamilan tidak boleh asal enak, tetapi harus sehat.
Baca juga: Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk, Serupa Tapi Tidak Sama
5. Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. Pada bayi usia 0-6 bulan pertama, satu-satunya makanan yang mampu terserap dengan sempurna adalah ASI.