Intip Kekurangan dan Kelebihan Minyak Makan Merah dengan Minyak Goreng Biasa
Berikut ini disajikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan minyak makan merah dengan minyak goreng biasa.
TRIBUNBANTEN.COM - Pabrik minyak makan merah di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara beberapa waktu lalu diresmikan oleh Presiden Jokowi. Minyak makan merah ini diklaim memiliki beberapa kelebihan dibandingan dengan minyak goreng biasa.
Untuk membuktikan itu, TribunBanten.com telah menyediakan informasi tentang kelebihan dan kekurangan minyak makan merah dengan minyak goreng biasa yang bisa diulas oleh masyarakat Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi mengklaim minyak makan merah lebih murah dari sisi harga, serta kandungan nutrisinya yang lebih bagus dibandingkan minyak goreng biasa.
Baca juga: Sosok Danu Arman, Eks Hakim PN Rangkasbitung Dipecat Gegara Nyabu Kini Jadi PNS di PN Yogyakarta
Apa itu minyak makan merah?
Mengutip laman Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), sesuai dengan namanya, minyak makan merah memang berwarna merah cerah. Sekilas minyak ini seperti warna air buah delima yang dimasukkan botol.
Sejatinya, minyak makan merah berasal dari minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sebagaimana minyak goreng biasa yang berwarna kuning. Yang membedakan minyak makan merah dengan minyak goreng kuning adalah pada proses pengolahannya.
Minyak makan merah merupakan produk dari CPO yang setelah proses penyulingan tapi tidak melanjutkan proses-proses selanjutnya.
Minyak makan merah memiliki warna merah terang mencolok dan aroma yang kuat.
Warna mencolok dari minyak ini berasal dari biji kelapa sawit yang sejatinya berwarna merah tua, terutama kandungan beta karoten.
Sebab selama proses produksi, minyak makan merah tidak melalui proses bleaching (pemucatan) seperti minyak goreng sawit biasa. Itu sebabnya, banyak kandungan nutrisi penting pada CPO yang tertinggal pada minyak makan merah.
Sementara mengutip situs Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, selama ini proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng kuning bening meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning.
Proses pengolahan ini, yang disebut sebagai pemurnian, juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO.
Proses pemurnian ini yang tidak diterapkan pada minyak makan merah.
Kelebihan minyak makan merah adalah kaya akan vitamin E, pro-vitamin A, dan zat yang disebut squalene.
Di mana semua nutrisi itu nyaris hilang total dalam proses bleaching dari CPO menjadi minyak goreng, terutama akibat proses pemanasan dengan suhu tinggi.
Selain itu, kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam minyak makan merah berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi, dan metabolisme pada anak.
Nutrisi tinggi pada minyak makan merah juga relevan dengan kebijakan jangka pendek pemerintah Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 untuk menekan stunting.
Meski memiliki kelebihan dari sisi nutrisi dibanding minyak goreng biasa, minyak makan merah punya kelemahan yakni bau biji sawit yang masih tercium serta warnanya yang merah pekat sehingga bisa mengubah tampilan makanan yang digoreng dengan minyak ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
| Timnas Voli Putri Indonesia Lolos ke Final Asian Youth Games 2025 Usai Lumat Thailand 3-0 |
|
|---|
| Bagian VIII: Mata yang Melihat, Tapi Tak Beriman |
|
|---|
| Gubernur Pramono Resmi Naikan Tarif Transjakarta, 15 Golongan Tetap Gratis |
|
|---|
| Jokowi Ungkap Kereta Whoosh Bisa Selamatkan Negara dari Kerugian Kemacetan: Rp100 Triliun per Tahun |
|
|---|
| Jokowi Ngaku Tak Akan Tempati Rumah Pensiun di Karanganyar Pemberian Negara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.