Orang Miskin di Banten Disebut Turun, Tapi Masih Ada Hampir 800 Ribu Orang Hidup di Garis Kemiskinan

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah angka kemiskinan di Provinsi Banten pada tahun 2024.

|
Editor: Ahmad Haris
Kolase Tribun Banten/Tribunnews/Ist
Ilustrasi. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah angka kemiskinan di Provinsi Banten pada tahun 2024. 

TRIBUNBANTEN.COM - Angka kemiskinan di Provinsi Banten per Maret 2024 mencapai 791,610 orang.

Hal itu berdasarkan rilis yang dikemukanan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten.

Jumlah angka kemiskinan di Banten tahun 2024 ini, diklaim mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Faktor Kemiskinan Diduga Jadi Penyebab 14 Pemburu Bantai 26 Badak Jawa di Ujung Kulon

Pada tahun 2023, angka kemiskinan di Banten sebanyak 826.130 orang.

Artinya, ada penurunan 0,33 persen poin atau menurun sebanyak 34,520 orang.

"Kondisi kemiskinan maret 2024 tercatat diperkirakan sebesar 791.61 ribu orang atau sebanyak 34 ribu orang dibanding tahun lalu di bulan yang sama," kata Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Banten Adam Sofian saat rilis secara daring, Senin (1/7/2024).

Diungkapkan Adam, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 6,00 persen, turun menjadi 5,69 persen pada Maret 2024.

Sementara persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2023 sebesar 6,79 persen, turun menjadi 6,44 persen pada Maret 2024.

"Penurunan tingkat kemiskinan di pedesaan lebih cepat dibanding perkotaan."

"Tetapi secara persentase absolutenya tingkat kemiskinan perkotaan masih lebih rendah dari pedesaan," ujar Adam.

Adam menyebut, garis kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp 654.213 per kapita per bulan, dengan peranan komoditi makanan terhadap penentuan garis kemiskinan sebesar Rp 474.039 atau 72,46 persen.

Komoditi yang memberikan pengaruh besar terhadap garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan di Banten, adalah beras, rokok keretek, daging ayam ras, telor ayam, roti dan mie instan.

"Sisi komoditas makanan ini dari jenisnya relatif sama dengan daerah perkotaan mauoun pedesaan namun tukar posisi saja dalam urutan," kata Adam.

Sedangkan jenis komoditi non-makanan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan dan perlengkapan mandi.

Lebih lanjut, Adam memaparkan, warga Banten yang memiliki pendapatan di bawah Rp 3,329.944 per bulan dikategorikan miskin.

Baca juga: Duh! Oknum Perangkat Desa di Lebak Diduga Gelapkan Dana BLT untuk Warga Miskin

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved