Longsor di Lebak

Nestapa Warga  Bayah Lebak, Sungai Diduga Tercemar Aktivitas Tambang Emas, Kini Diterpa Longsor

Warga Kampung Lebak Manggah, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Lebak harus mengungsi akibat daerah tempat tinggalnya landa lonsor.

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
Istimewa
Warga Kampung Lebak Manggah, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Lebak harus mengungsi akibat daerah tempat tinggalnya landa lonsor. 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Warga Kampung Lebak Manggah, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Lebak harus mengungsi akibat daerah tempat tinggalnya landa lonsor.

Tercatat, ada 52 kepala keluarga yang terdampak longsor yangb terjadi pada Rabu (4/12/24) sekira pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan penelusuran TribunBanten.com, lokasi terjadinya longsor di Kampung Lebak Manggah, juga tidak jauh dari lokasi keberadaan tambang emas hanya berjarak sekira satu setengah kilometer. 

Longsor tersebut juga menutup akses jalan Kampung Cimentong, dan Kampung Lebak Manggah yang kerap dijadikan perlintasan kendaraan pertambangan.

Baca juga: Tambang Emas Diduga Jadi Biang Kerok Longsor di Bayah Lebak

Terlihat juga tidak jauh dari lokasi longsor sejumlah alat berat milik perusahaan tambang emas, seperti beko dan mobil truk. 

Kepada TribunBanten.com, salah satu korban terbampak longsor yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, bahwa selain intensitas hujan tinggi, keberadaan perusahaan tambang emas itu sangat berpengaruh terhadap terjadinya longsor.

"Sebagai warga bagi saya sangat ngaruh itu keberadaan perusahaan tambang emas," katanya, saat ditemui dilokasi pada Jumat (6/12/24).

Perusahaan Tambang Cemari Air Sungai Cidikit

Ia mengungkapkan, keberadaan perusahaan tambang tersebut telah mencemari air sungai Cidikit.

Sehingga, air sungai Cidikit yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga menjadi kotor. 

"Sebelumnya kami aman-aman saja, mandi juga kami di sungai, tapi semenjak ada perusahaan, air sungai Cidikit jadi kotor," ujarnya. 

Menurutnya, pekerja yang bekerja di perusahaan tambang emas itu, bukan berasal dari warga setempat, melainkan pekerja asing.

"Tidak ada warga setempat yang berkerja di situ. Satupun tidak ada," ucapnya. 

PT SBJ Membantah

Saat dikonfirmasi, Humas PT. Samudera Banten Jaya (SBJ), Tb Endin mengatakan, bahwa longsor yang terjadi di kampung Lebak Manggah, tidak ada kaitannya dengan keberadaan PT. SBJ.

Dikarenakan, jarak PT. SBJ dengan lokasi longsor sekitar satu setengah kilometer. 

"Jadi tidak ada kaitannya dengan kegiatan tambang PT. SBJ, dan sudah ada berita acaranya juga bersama masyarakat," katanya, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (8/12/24). 

"Bahkan masyarakat dan RT/RW setempat sudah melakukan tandatangan di berita acara, pada saat kami melakukan kunjungan kerja ke lokasi longsor," sambungnya. 

Dewan Minta Pemerintah Lakukan Investigasi

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Banten Iip Makur mengatakan, penyebab terjadinya longsor di Kampung Lebak Manggah disebabkan dua faktor, pertama akibat intensitas hujan tinggi dan faktor alam lainnya. 

Terkait dengan adanya perusahaan tambang emas, lanjutnya, dibutuhkan tim turun ke lapangan untuk melakukan kajian. 

"Artinya apakah ini ada hubungannya atau tidak, karena perlu tim kajian turun ke lapangan," katanya, saat ditemui di lokasi longsor di kampung Lebak Manggah, Sabtu (7/12/24). 

Jika sudah dilakukan kajian, kemudian menentukan ke arah perusahaan tambang emas itu, segera mengambil tindakan hukum.

"Jangan ragu gitu yah, karena toh dilapangan seperti ini. Makanya pemerintah harus hadir dan harus memberikan kepastian hukum kepada masyarakat," katanya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved