Bupati Lebak Geram Warga Tandu Jenazah Gegara Jalan Rusak, Kades Cisarap Bakal Dipanggil

Bupati Lebak, Hasbi Jayabaya mengaku akan memanggil Kepala Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.

Penulis: Misbahudin | Editor: Abdul Rosid
Misbahudin/TribunBanten.com
JENAZAH DITANDU - Bupati Lebak, Hasbi Jayabaya di Pendopo Bupati Lebak, Selasa (6/5/2025). Hasbi mengaku akan memanggil Kepala Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, 

Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Bupati Lebak, Hasbi Jayabaya mengaku akan memanggil Kepala Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak. 

Pemanggilan tersebut terkait warga Kampung Pasir Gebang, Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam menandu jenazah sejauh 2 kilometer akibat jalan rusak.

"Saya dalam waktu dekat akan memanggil Kades Cisarap," ujarnya saat ditemui di Pendopo Bupati Lebak, Selasa (6/5/2025).

Baca juga: Usai Viral Sekolah Minta Ganti Rugi Meja Rusak ke Murid, Bupati Hasbi Kumpulkan Kepsek se-Lebak

Hasbi juga mempertanyakan bagaimana komitmen Kades Cisarap membangun jalan desa tersebut.

"Kades Cisarap ini bagaimana komitmennya terhadap jalan rusak desa. Karena komitmen infrastruktur jalan harus jelas," katanya. 

Sebelumnya, warga Kampung Pasir Gebang, Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, terpaksa menandu jenazah sejauh dua kilometer lantaran jalan desa yang rusak parah tak bisa dilalui kendaraan.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak beberapa warga bergotong-royong menandu jenazah almarhumah Satriah menggunakan sarung yang diikatkan pada bambu. 

Perjalanan mereka menempuh medan sulit menuju rumah duka karena akses jalan satu-satunya tak dapat dilalui, bahkan oleh sepeda motor.

"Jalannya rusak parah, mobil enggak bisa masuk, motor saja sering kesulitan," ujar Juli, salah satu warga Kampung Pasir Gebang saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (4/5/2025).

Juli menjelaskan, Satriah meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyakit paru-paru. 

Namun karena keterbatasan akses, jenazah harus dipanggul secara manual oleh warga saat hendak dibawa ke rumah duka.

Ironisnya, menurut Juli, peristiwa ini bukanlah kali pertama terjadi. 

Ia menyebut, warga yang sakit atau meninggal dunia kerap harus ditandu karena jalan yang tak kunjung diperbaiki.

"Bulan lalu juga ada warga yang sakit, ditandu ke jalan besar supaya bisa dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.

Warga setempat berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki infrastruktur di wilayah mereka. 

Jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki disebut menjadi hambatan serius, terutama saat darurat kesehatan.

"Harapannya jalan kami bisa segera dibangun. Jangan sampai setiap ada warga yang sakit harus ditandu seperti ini terus," kata Juli menutup pernyataannya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved