Satgas Cs-137: Produk Olahan PT Charoen Pokphand di Cikande Serang Tak Terkontaminasi Radioaktif

Satgas Cs-137 memastikan produk PT Charoen Pokphand di Cikande, Serang, aman dan tidak terkontaminasi radioaktif.

Editor: Abdul Rosid
Tribunnews.com
Satgas Cs-137 memastikan produk PT Charoen Pokphand di Cikande, Serang, aman dan tidak terkontaminasi radioaktif. 

TRIBUNBANTEN.COM - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kontaminasi Radioaktif Cesium-137 (Cs-137) memastikan bahwa produk olahan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) di Kawasan Industri Cikande, Kabupaten Serang, Banten, dinyatakan aman dan tidak terkontaminasi bahan radioaktif.

Sebelumnya, sejumlah fasilitas di kawasan tersebut dikabarkan masuk dalam daftar lokasi yang terdampak paparan Cs-137, yakni zat radioaktif berbahaya yang biasanya berasal dari limbah reaktor nuklir atau alat industri lama.

Satgas Tegaskan CPI Aman dan Sudah Didekontaminasi

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Penanganan Cs-137, Bara Krishna Hasibuan, menjelaskan bahwa fasilitas PT Charoen Pokphand telah selesai menjalani proses dekontaminasi dan kini berstatus clear and clean.

"Saya tegaskan sekali lagi bahwa pabrik PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) telah selesai dilakukan dekontaminasi dan dinyatakan clear and clean," ujarnya dalam konferensi pers di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025).

Baca juga: Satgas Cesium-137 Relokasi 63 Warga Cikande Serang, Dekontaminasi Masih Berlanjut

Bara memastikan, seluruh produk CPI yang berada di Kawasan Industri Modern Cikande aman dari paparan radioaktif.

Tidak Ada Peternakan di Lokasi, Sistem Produksi Aman

Bara Krishna juga meluruskan kabar terkait dugaan hewan ternak yang disebut terkontaminasi. Ia menegaskan tidak ada fasilitas peternakan di area pabrik tersebut.

Sistem produksi CPI bersifat hit and run, yakni unggas atau ayam datang, langsung dipotong, kemudian diproses tanpa ada proses peternakan di lokasi.

Karena itu, jika ditemukan ternak terkontaminasi di sekitar area, sangat mungkin hewan tersebut adalah milik warga.

Ia menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan pemberitahuan resmi kepada manajemen Charoen Pokphand agar dapat kembali beroperasi secara normal.

Hasil Uji Sampel: Tidak Ada Paparan Radioaktif

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementerian Pertanian, I Ketut Wirata, mengungkapkan bahwa Charoen Pokphand sempat menghentikan produksi untuk proses pemeriksaan.

BRIN bersama pihak perusahaan melakukan pengambilan sampel dari rumah potong unggas dan unit pengolahan pangan. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan tidak ada paparan radioaktif, termasuk Cs-137, pada seluruh sampel.

"Sehingga, dipastikan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi," kata Ketut.

CPI Pastikan Produk Aman dan Telah Melalui Pengujian Resmi

Kementerian Perindustrian sebelumnya menyebut PT Charoen Pokphand termasuk dalam daftar perusahaan yang terindikasi terdampak Cs-137 dari total 24 perusahaan yang diperiksa.

Namun setelah pemeriksaan lanjutan dan hasil laboratorium keluar, Communication & Public Affairs Coordinator Charoen Pokphand Indonesia, Gun Affandy, memastikan masyarakat tidak perlu khawatir.

"Semua telah diuji di laboratorium resmi dan termasuk oleh BRIN dengan hasil clear and clean,” ujarnya.

Charoen Pokphand juga menerapkan pengamanan produk secara menyeluruh, mulai dari proses awal hingga akhir, guna memastikan keamanan pangan dengan kontrol ketat.

Pengamat Sarankan Masyarakat Tak Panik

Sementara itu, dokter sekaligus ahli epidemiologi dan kesehatan lingkungan, Dicky Budiman, mengimbau masyarakat tidak panik, tetapi tetap tenang sambil meningkatkan kewaspadaan.

“Hal yang perlu diwaspadai pertama, tidak merasa sakit sama dengan aman. Itu salah kaprah, karena banyak efek radiasi bersifat laten,” ujar Dicky kepada Tribunnews, Rabu (12/11/2025). 

Dicky menjelaskan Cs-137 dapat menyebar lewat debu industri, air tanah, hingga rantai makanan.

Zat ini tidak berbau dan tidak berwarna sehingga sulit disadari tanpa pemeriksaan khusus.

Ia menyebut, paparan bisa terjadi secara eksternal (melalui kontak dengan material logam atau tanah terkontaminasi) maupun internal (melalui udara, air, atau makanan).

Meski efeknya tidak langsung terasa, dalam jangka panjang paparan radiasi rendah dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan reproduksi.

Hindari Aktivitas Berisiko dan Tunggu Hasil Uji Resmi

Dicky mengimbau masyarakat di sekitar Cikande untuk sementara waktu menghentikan konsumsi atau penjualan bahan pangan dari area yang dicurigai terpapar.

Termasuk hasil laut, sayur, atau air sumur setempat.

“Sebaiknya hentikan konsumsi bahan-bahan dari lokasi yang dicurigai sampai ada hasil uji laboratorium resmi,” ujarnya.

Selain itu, warga juga diimbau menghindari pekerjaan yang menghasilkan debu seperti menggali tanah, memotong logam, atau memecah beton, terutama di area yang diduga tercemar.

Langkah ini penting untuk meminimalkan risiko inhalasi partikel radioaktif.

Ia juga menekankan pentingnya komunikasi risiko yang transparan, agar publik tidak terjebak antara kepanikan dan pengabaian.

“Program komunikasi risiko yang transparan, hasil uji area terlarang, dan panduan kesehatan harus mudah diakses publik supaya mengurangi kepanikan sekaligus mencegah risiko,” tegasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved