Hari Pahlawan 2025, Walkot Tangsel Kenang Sang Ayah, Pejuang Kemerdekaan Gugur di Tangan Belanda

Momen peringatan Hari Pahlawan Nasional, memiliki makna tersendiri bagi Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Tajudin
Dok. Pemkot Tangsel
HARI PAHLAWAN 2025 - Momen Benyamin Davnie, saat memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025 di Taman Makam Pahlawan Nasional Seribu, Kademangan, Setu, Tangsel, Senin (10/11/2025) pagi. 

TRIBUNBANTEN.COM, TANGSEL - Momen peringatan Hari Pahlawan Nasional, memiliki makna tersendiri bagi Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie.

Pasalnya, dibalik banyak kisah heroik para pahlawan bangsa, terselip nama Kolonel Inf. (Purn) Edwin Mugni Sastradipura, seorang pejuang Pembela Tanah Air (PETA) dan anggota pasukan Siliwangi, yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sosok tersebut tak lain merupakan ayah dari Benyamin, yang hingga kini jejaknya hilang akibat diduga dibunuh oleh pasukan Belanda.

Dalam momen reflektif itu, Benyamin turut mengenang sosok sang ayah.

Ia menceritakan, ayahnya pernah mengikuti long march dari Bandung ke Yogyakarta dan mendapatkan Bintang Gerilya. 

Menurutnya, sang ayah Edwin Mugni juga pernah bertugas sebagai perwira distrik militer di Pandeglang, dan asisten personal di Kodam Jaya sebelum pensiun sebagai kolonel.

"Saya kehilangan jejaknya, katanya beliau asli Pandeglang, asli Banten, tapi karena gak ketemu makamnya, karena beliau waktu itu ditangkap Belanda, kemudian tidak kembali lagi dan diduga dibunuh oleh Belanda pada waktu itu," ujar Benyamin dengan nada haru.

Baca juga: Sosok Ki Wasyid, Pejuang Geger Cilegon yang Kembali Diusulkan sebagai Tokoh Pahlawan Nasional

"Tapi semangat juangnya menjadi teladan bagi saya," lanjutnya.

Tak hanya itu, dalam momen tersebut Benyamin juga menyerukan, agar nilai-nilai perjuangan para pahlawan tidak hanya sekadar dikenang, tetapi dihidupkan kembali melalui aksi nyata di masa kini.

Menurutnya, di tengah tantangan zaman modern yang serba cepat dan terbuka, semangat nasionalisme kini mulai terkikis oleh pengaruh budaya luar yang menjauh dari nilai-nilai Pancasila.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan, pentingnya penghayatan nilai-nilai Pancasila, terutama bagi aparatur pemerintah, agar tidak sekadar menghafal lima sila, tetapi juga menjadikannya pedoman dalam setiap tindakan

"Nilai-nilai itu yang harus menjadi sikap hidup seluruh masyarakat, terlebih lagi birokrasi, harus menerapkan, memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila," ucap Benyamin. 

"Ini yang tidak boleh diganggu, tidak boleh luntur dan tidak boleh dilupakan," tegasnya.

Baca juga: Daftar 10 Nama yang Dianugerahi Pahlawan Nasonal 2025 : Ada Gusdur, Soeharto, hingga Marsinah

Ia pun menyebut, secara prinsip dasar perjuangan itu sama, yakni tindakan perlawanan.

"Kalau dulu melawan penjajahan, maka sekarang itu perlawanannya dalam bentuk pembangunan terhadap kemiskinan, kebodohan, kemudian juga kejahatan-kejahatan lainnya yang mengganggu rasa nyaman dan rasa tertib di masyarakat," ujarnya.

Di akhir dirinya turut memberikan pesan khusus kepada genersi muda, agar menjauhi narkoba, tawuran, dan perilaku destruktif lainnya.

Ia menegaskan, bahwa masa depan bangsa ada di tangan anak muda yang berilmu dan berakhlak.

"Karena bangsa ini menunggu mereka apapun, tapi bagaimana mau memimpin kalau ilmunya tidak dikuasai, tidak dimiliki seperti itu," tutup Benyamin.

 

 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved