Pelaku Simpan Celana Dalam Korban Setelah Rudapaksa Mayatnya, Marsah Dibunuh Saat Ingin Cari Nafkah

Setelah tewas, mayat pedagang sayur di Cikande, Banten dirudapaksa Aris yang masih dalam keadaan mabuk.

Penulis: Yudhi Maulana A | Editor: Yudhi Maulana A
KOMPAS.com/RASYID RIDHO
AR (24), pemuda pengangguran menjadi tersangka pembunuhan dan pemerkosaan wanita pedagang sayur sayur di Cikande, Kabupaten Serang, Banten. 

( Berita Terkini Kabupaten Lebak )

TRIBUNBANTEN.COM - Marsah (43), seorang pedagang sayur di Pasar Cikande, Kabupaten Serang, Banten dibunuh dan dirudapaksa berandalan pemabuk saat ingin mencari nafkah.

Korban yang memiliki 4 anak itu dicegat di tengah jalan oleh seorang pemabuk bernama Aris (26) pada pukul 04.30 WIB di Desa Pagiri saat hendak menuju ke pasar.

Setelah dicegat, korban diseret lalu dicekik hingga tewas.

Setelah tewas, mayat korban dirudapaksa Aris yang masih dalam keadaan mabuk.

Selain membunuh korban, Aris ternyata membawa celana dalam korbannya.

Barang tersebut diduga diambil oleh korban untuk berfantasi.

"Iya banyak celana dalam. Dugaan sementara kita yang bersangkutan memiliki kelainan seksual dalam dirinya," ujar Kapolres Serang Kabupaten, AKBP Mariyono, di Mapolres Serang Kabupaten, Jumat (12/2/2021).

Pada saat pelarian, menurut dia, pelaku membawa celana dalam milik korban untuk memuaskan birahi.

Diduga Aris memiliki kelainan seksual karena hobi mengoleksi celana dalam wanita.

Baca juga: Dalang Ki Anom dan Keluarganya Dibunuh, Terungkap Lewat Secangkir Kopi dan Pelaku Coba Bunuh Diri

Baca juga: Pura-pura Ikut Mencari , Sang Anak Justru Bongkar Aksi Keji Bapaknya saat Bunuh Putri Kepala Desa

Korban Berteriak 'Jangan Bunuh Saya, Anak Saya Banyak'

Korban sempat berontak dan berteriak, 'jangan, sudah jangan anak saya banyak'," ujar Kapolres Serang Kabupaten AKBP Mariyono kepada wartawan di Mapolres Serang, Banten, Jumat (12/2/2021).

Dari pengakuan pelaku AR, saat kejadian memang dia dalam kondisi mabuk karena sebelumnya sempat pesta miras bersama teman-temannya, sejak Senin (8/2/2021) sore sampai subuh.

Dari pemeriksaan tersangka dan saksi, kasus pembunuhan disertai pemerkosaan ini berawal saat AR pesta minum miras jenis tuak bersama enam temannya pukul 15.00 WIB hingga pukul 4.00 WIB pagi hari.

Mereka pesta miras di sebuah gubuk di Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Serang.

"Dia minum-minum di gubuk sampai mabuk, setelah mereka minum teman-temannya pulang," ujar AKBP Mariyono.

Pesta miras semalam suntuk hingga mabuk belum puas, pada pukul 04.00 WIB, AR bersama rekannya inisial S berencana membeli minuman keras lagi. Sementara, teman-temannya yang lain memilih pulang.

Niat AR tak kesampaian karena warung yang menjual miras sudah tutup. Sehingga pelaku bersama rekannya pulang ke rumah masing-masing.

Marsah (42), pedagang sayur asal Cikande, Kabupaten Serang yang menjadi korban pembunuhan, tubuhnya ditemukan di Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten
Marsah (42), pedagang sayur asal Cikande, Kabupaten Serang yang menjadi korban pembunuhan, tubuhnya ditemukan di Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten (TribunBanten.com/Desi Purnamasari)

Namun, di dalam perjalanan pulang, pelaku memutuskan turun dari motor yang dikendarai rekannya karena jalan rusak.

"Temannya itu melanjutkan perjalanan, sedangkan pelaku turun dan lanjut jalan kaki," ujar Mariyono.

Saat berjalan kaki, AR melihat dari kejauhan ada korban yang mengendarai motor Honda Genio nomor polisi A 5424 EN hendak ke pasar belanja sayuran.

Pelaku pun bersembunyi di semak-semak, lalu menyergap korbannya.

"Karena dilokasi jalannya rusak, korban mengendarai motornya pelan-pelan lalu dihadang oleh pelaku," kata Mariyono.

Korban pun jatuh dari motornya, pelaku menyeret ke pinggir jalan lalu mendekap dan mencekik leher korban hingga lima kali

Sekolahkan Anak Hingga Lulus Kuliah

Anak sulungnya yang menempuh pendidikan di Universitas Bina Bangsa baru saja lulus.

Puput Putriani, istri dari anak sulungnya mengatakan belum lama ini Marsah sempat menghadiri wisudaan.

"Waktu itu sempat menunda wisuda sebenarnya, karena belum ada biaya untuk bayar wisudanya," ujarnya saat ditemui TribunBanten.com, Jumat (12/2/2021).

Karena sudah memiliki biaya, lanjut Puput, suaminya itu akhirnya bisa ikut wisuda.

Baca juga: Wanita Pedagang Sayur Itu Sempat Memohon Jangan dan Teriak Anak Saya Banyak Sebelum Dibunuh

Baca juga: Dari Sandal yang Tertinggal, Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Pedagang Sayur di Cikande Terungkap

Meski dari kalangan kurang mampu, Marsah selalu berusaha membantu membiayai kuliah putra sulungnya.

Selain itu, Marsah juga dikenal sebagai orang yang suka membantu.

Pada saat berjualan, ia tidak pernah memaksa pembelinya untuk mebayar dengan uang, bahkan bisa ditukar dengan beras.

Pupu tpun menjelaskan pada saat ditemukan motor dan uang korban masih untuh.

"Kami keluarga berharap, pelaku dapat dihukum setimpal, agar jera dan tidak terulang kembali kejadian seperti ini," ujarnya.

Putri Bungsu Buatkan Tulisan Arab Untuknya

ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.

"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.

Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.

Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.

"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.

Marsah Penjual Sayur Asal Serang Ditemukan Tewas, Sosoknya Dikenal Ramah dan Pintar Bersolawat

Tersangka Pembunuhan Wanita Pedagang Sayur di Cikande Tertangkap, Dua Kakinya Ditembak

Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.

Sebelum meninggal dunia, Marsah sempat bercerita kepadanya kalau anak bungsunya tidak mau tidur.

Putri bungsu Marsah selalu menggambar tulisan arab seperti kaligrafi arab lalu diperlihatkan ke marsah.

Pada saat akan pergi ke Pasar pukul 03.00 Marsah sudah mencuci pakaian suami dan anaknya.

"Engga kaya biasanya, subuh-subuh udah nyuci dan beres-beres, biasanya juga setelah pulang dari pasar baru," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kapolres Serang Kabupaten AKBP Mariyono dan anggotanya merilis tersangka AR (21) dan barang bukti kasus pembunuhan wanita pedagang sayur, Marsah, di Mapolres Kabupaten Serang, Jumat (12/2/2021). Marsah (43) ditemukan tewas dengan luka lebam pada leher dan punggung di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi.
Kapolres Serang Kabupaten AKBP Mariyono dan anggotanya merilis tersangka AR (21) dan barang bukti kasus pembunuhan wanita pedagang sayur, Marsah, di Mapolres Kabupaten Serang, Jumat (12/2/2021). Marsah (43) ditemukan tewas dengan luka lebam pada leher dan punggung di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi. (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)

Bahkan sampai anaknya bungsunya seringkali menanyakan sosok ibunya tersebut.

"Bangunin mamah, mamah dimana sekarang," ujarnya saat menceritakan pertanyaan sianak bungsunya.

Iapun menjelaskan, bahwa kini ibunya sudah di surga.

"Sedih saya kalau anak bungsunya itu suka nanya, dan berkata nanti kalau mau ngempeng rambut lagi engga bisa ke mamah ya," ujarnya sambil mengusap air mata di pipinya.

Putri bungsu Marsah memiliki kebiasaan memutar-mutar rambut ibunya sebelum tidur.

Jasad Pria di Jembatan Ternyata Korban Bunuh Diri, Sempat Tinggalkan Pesan Terakhir untuk Kekasih

Kisah Miris Gadis Yatim Tewas dengan Tubuh Tertancap Bambu, Sejak Bayi Ditinggal Orangtua

Puput Putriani, menatu dari anak perta Marsah mengatakan sehari sebelum kejadian suaminya sempat memandangi foto ibunya.

"Cantik ya mah ibu ini, sambil memandangi foto ibu dengan senyuman," ujarnya sambil meperagakannya.

Puput pun menjelaskan, sebelum mengantarkan nya bekerja suaminya itu berkata.

"Hari ini belum liat ibu, udah ke pasar apa belum ya," ujarnya.

Tidak lama dari itu ada kabar duka, bahwa ibu sudah tidak ada.

"Dikabarin sama saudara pada pukul 05.00 WIB, langsung dibawa ke RSUD setelah itu baru sampe kerumah sekitar pukul 11.00 WIB,"

Diketahui pada saat kejadian korban dipukul di bagian belakang, dan diseret ke kebun pisang saat ditemukan dengan posisi terlentang di aliran sungai kecil dengan posisi tangan diikat kebelangan.

(TribunBanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan/Desi Purnamasari/Yudhi Maulana)

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved