Pandemi Corona, 26 Pabrik Tutup dan 31 Ribu Karyawan Di-PHK di Kabupaten Tangerang

Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) berkepanjangan mengakibatkan ekonomi global mengalami kontraksi.

Editor: Glery Lazuardi
Warta Kota/Andika Panduwinata
Seorang buruh PT Victory Chingluh, Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang memposting foto dan menuai sorotan dari masyarakat. 

TRIBUNBANTEN.COM - Pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) berkepanjangan mengakibatkan ekonomi global mengalami kontraksi.

Termasuk juga ekonomi di Kabupaten Tangerang, Banten. Tercatat, pada 2020, 26 pabrik tutup dan 31.000 karyawan yang terkena PHK. Lalu kurang lebih 9.000 (karyawan) yang dirumahkan.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengungkapkan mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi di Kabupaten Tangerang.

Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan hal itu saat diwawancara wartawan Wartakota (Group Tribun Banten).

Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Zaki:

Kabupaten Tangerang termasuk daerah basis industri, situasi terkini dampak pandemi di wilayah ini seperti apa?

Sejak bulan Mei 2020 ketika pandemi mulai masuk wilayah Kabupaten Tangerang, sebetulnya di bulan April 2020 kami sudah melakukan pembatasan sosial masyarakat skala besar, PSBB.

Banyak segi-segi kehidupan yang terdampak pandemi salah satunya adalah pekerjaan buruh kemudian industri.

Total tahun 2020 itu ada 26 pabrik yang tutup dan 31.000 karyawan yang terkena PHK. Lalu kurang lebih 9.000 (karyawan) yang dirumahkan.

Ini berdampak terhadap laju pengangguran terbuka di Kabupaten Tangerang. Yang tadinya kami sudah bisa di angka kurang lebih 9,26 persen di 2019, di 2020 melonjak menjadi 13,68 persen.

Ini mengakibatkan target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tangerang 2019-2023 menjadi terhambat.

Baca juga: Pernah di PHK, Frida Sukses Menjadi Pengusaha Kue dan Roti dan Memiliki Kios Sendiri

Baca juga: Korban PHK Akan dapat Bantuan Uang Tunai Selama 6 Bulan, Berikut Penjelasan dan Syaratnya

Ditarget itu sebetulnya angka penganggurannya pada tahun 2020 dari 9,3 persen di 2019 menjadi 9,1 persen tapi kenyataannya malah melonjak ke 13, 6 persen.

Nah ini yang menjadi tantangan di mana bukan saja masalah tenaga kerja, tapi juga berimbas ke masalah sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Tangerang.

Dari jumlah itu tentu ada lonjakan-lonjakan terkait jumlah pengangguran terbukanya. Dan dari usia produktif kami 1,8 juta itu, hampir 300.000 yang menganggur sekarang.

Artinya hampir enam persen yang menggangur?

Ya, ditambah lagi dengan anak-anak lulusan SMA dan SMK lulusan di tahun 2020.

Informasi harus saya sampaikan. Kabupaten itu merupakan magnet urbanisasi dari seluruh wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Di sini budaya dari Aceh sampai orang Papua ada, tinggal di Kabupaten Tangerang untuk mencari kehidupan karena daerah industri.

Yang tidak bisa masuk ke Jakarta, tidak mendapatkan pekerjaan di Jakarta, akhirnya mengadu nasib ke Kabupaten Tangerang. Inilah yang menjadi tantangan kami di tahun 2020 dan 2021.

Pak Bupati tadi menyebut 26 pabrik tutup dan seterusnya. Ini kan berarti menimbulkan persoalan baru tingkat kriminalitas meningkat, pertumbuhan ekonomi melambat? Bagaimana prediksi 2021?

Kami dari hampir 6 persen di (tahun) 2019 menjadi minus 3,7 persen kemarin 2020 (pertumbuhan). 2021 ini kami proyeksikan mungkin bisa tumbuh di kisaran 2 persen.

Plus tapi itu harus ekstra kerja keras karena melihat triwulan pertama ini masih sangat lesu.

Baca juga: Kabar Gembira, Korban PHK Bakal Dapat Bantuan Uang Tunai Selama 6 Bulan, Begini Syaratnya

Baca juga: KABAR GEMBIRA Alumni Kartu Prakerja yang Kena PHK Bakal Dapat Bantuan KUR

Masih soal dampak PHK, kita ini kan mau Lebaran. Apa program dari Pak Bupati terutama tidak adanya PHK menjelang lebaran?

Kami sudah rapat di lembaga tripartit Kabupaten Tangerang. Lembaga ini wadah dan jembatan bagi pengusaha, industri, dan pabrik dengan para serikat buruh.

Nah agar menemukan titik ekuilibrium di setiap industri karena di setiap pabrik dan industri pasti kondisinya berbeda.

Barusan juga ada dua pabrik yang satu 1.200, yang satu ada 200 bermasalah pabriknya dan itu sedang kami mediasikan.

Mudah-mudahan menjelang Idul Fitri sudah ada kejelasan. Ini salah satu upaya agar pemerintah hadir di tengah masyarakat.

Di tahun 2020 kemarin pun kami sudah memberikan bantuan langsung tunai kepada masyarakat miskin, baru tadi (sebelum wawancara--red) yang terdampak PHK.

Juga bantuan melalui sistem yang kami desain yaitu di Bappeda yaitu Sibamas (Sistem bantuan masyarakat) untuk kegiatan usaha dan wirausaha mereka.

Itu semacam modal kerja dan diperuntukkan bagi yang terkena PHK. Kalau mereka ada yang enggak pulang kampung, mereka mau bikin unit usaha kami siapkan program Sibamas itu.

Modalnya dari Rp 1,5 juta sampai yang terbesar Rp 8 juta. Dan range-nya bantuan itu memang dari Rp 1 juta sampai Rp 10 juta.

Terkait pandemi, bagaimana kondisi di Kabupaten Tangerang saat ini?

Kalau untuk laporan terakhir, di kami sedang turun kasusnya. Rata-rata per hari itu antara 20 sampai 25 kasus.

Dan jumlah yang kami swab sudah hampir 100.000-an lebih penduduk dengan kondisi masyarakat yang terpapar dan terkonfirmasi positif itu sekitar 9.800.

Yang meninggal dari masyarakat yang terpapar yang terkonfirmasi positif itu 213. Jadi, selebihnya kalau dilihat secara persentase memang masih tinggi tingkat survive-nya penyintas Covid-19 di Kabupaten Tangerang.

Tapi kami enggak boleh lengah karena ada dua kecamatan di Kabupaten Tangerang yang selalu menjadi zona merah yaitu Kecamatan Kelapa Dua dan Kecamatan Curug. Dua kecamatan ini interaksi dengan DKI Jakarta maupun daerah lain cukup tinggi.

Kelapa Dua ini misalnya, berbatasan langsung dengan Tangerang Selatan dan Kota Tangerang termasuk Curug. Dan sebagian besar masyarakatnya masih beraktivitas di Jakarta.

Baca juga: Kisah Sulaeman Setelah Kena PHK, Bongkar Tabungan 25 Tahun Bekerja, Buka Usaha Pentol di Kota Serang

Baca juga: Perusahaan Bisa PHK Buruh Tanpa Bayar Pesangon Penuh, Ini Penjelasan Pemerintah

Bagaimana dengan vaksinasi yang dilakukan di Kabupaten Tangerang?

Sampai hari ini (saat Bupati diwawancara--red) sudah lebih dari 60.000 (warga) yang divaksin baik dari tenaga medis, pelayan publik, maupun lansia.

Ke depan, kami sudah mempersiapkan beberapa titik dan mengkalkulasi berbagai kemungkinan. Target kami memvaksinasi 15.000 masyarakat Kabupaten Tangerang per hari.

Vaksin ini akan menyelamatkan tubuh kota, keluarga, dan lingkungan.

Memang tidak akan terhindar atau tidak akan kebal 100 persen dari Covid-19 tapi paling tidak virus covid-19 yang masuk kepada tubuh masyarakat atau orang yang sudah divaksin, tidak akan sejahat virus yang masuk ke dalam tubuh orang yang belum divaksin.

Saya sudah vaksin dan Alhamdulillah aman saja serta masyarakat antusias ikut bersama-sama vaksin. Tapi sekarang tantangannya, kapan vaksinnya bisa turun dan didistribusikan ke daerah dengan jumlah yang banyak.

Perihal kebijakan pemerintah melarang mudik, bagaimana pandangan pak Bupati?

Sebenarnya pelarangan mudik ini adalah agar tidak melebar ke daerah lain, penyebaran Covid-19 yang berasal dari wilayah Jabodetabek.

Nah, tentu saja karena sudah menjadi keputusan dari pemerintah pusat, kami di daerah harus mendukung agar program pelarangan mudik ini bisa tersosialisasikan dengan baik kepada seluruh masyarakat dan mereka harus memahami.

Di satu sisi kami juga memberikan kelonggaran dan kemudahan dalam rangka menjalankan ibadan di bulan suci ramadan tahun ini.

Salat tarawih diperbolehkan dan salat Idul Fitri bisa dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan kapasitas di bawah 50 persen apabila memungkinkan.

Jadi, di satu sisi kami tetap melakukan pelarangan di sisi lain ada sedikit kelonggaran-kelonggaran. Kami berharap masyarakat bisa memahami ini.

Tujuannya sangat baik agar tidak terjadi lagi penyebaran yang luar biasa di wilayah-wilayah lain.

Bayangkan saja Jabodetabek dengan fasilitas sarana dan prasarana kesehatan yang cukup banyak saja kewalahan kemarin, apalagi daerah lain.

Prinsipnya kami pemerintah daerah ikut mendukung keputusan pemerintah pusat.

Bila ada warga yang terpaksa mudik, mereka pasti kembali ke sini. Apa yang akan dilakukan Pemkab, apakah ada fokus pemeriksaan?

Pengalaman tahun lalu kami akan membuka beberapa posko-posko pemeriksaan dan sekarang ini kan alat tes sudah lebih canggih, murah, dan mudah didapat. Salah satunya adalah GeNose yang produksi UGM.

Itu memang mesin pendeteksinya yang agak mahal tapi kalau untuk medianya jauh lebih murah ketimbang produk lain.

Jadi di luar posko-posko pengecekan, kami akan mencoba memperketat proses keluar masuk masyarakat dengan tadi, surat-surat hasil tes.

Tantangannya apa? Banyak akses dan jalur yang nanti akan kami antisipasi dengan membuka posko.

Saya sudah berbicara dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim terkait dengan persiapan kami nanti H-10 sebelum lebaran dan H+10 setelah lebaran.

Total 20 hari untuk kami antisipasi mudiknya masyarakat.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar: Selama Pandemi 26 Pabrik Tutup, 31.000 Karyawan Kena PHK (1)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved