Kartu Indonesia Pintar Berserakan

Beli 4 Kwintal KIP dari OTK, Pemilik Lapak Pemulung di Rangkasbitung Diperiksa Polisi

Beli 4 kwintal KIP dari orang tak dikenal (OTK), Udin (54) pemilik lapak pemulung lokasi ditemukannya tumpukan KIP diperiksa polisi

|
Editor: Siti Nurul Hamidah
Kolase/TribunBanten.com
Beli 4 kwintal KIP dari orang tak dikenal (OTK), Udin (54) pemilik lapak pemulung lokasi ditemukannya tumpukan KIP diperiksa polisi 

TRIBUNBANTEN.COM - Beli 4 kwintal Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari orang tak dikenal (OTK), Udin (54) pemilik lapak pemulung lokasi ditemukannya tumpukan KIP diperiksa polisi.

Kasat Reskrim Polres Lebak, Iptu Andi Kurniady mengungkapkan bahwa Udin diperiksa polisi terkait penemuan dan pembelian puluhan dus KIP yang ia lakukan.

Iptu Andi mengaku masih melakukan pendalaman terkait temuan KIP tersebut.

Dalam mendalami kasus, polisi dengan tegas menyatakan sudah memeriksa pemilik lapak lokasi ditemukannya tumpukan KIP.

Polres Lebak terus melakukan penyelidikan atas kasus penemuan ripuan KIP) di pengepul rongsokan di Kampung Kandang Sapi, Desa Narimbang Mulya, Kecamatan Rangkasbitung
Polres Lebak terus melakukan penyelidikan atas kasus penemuan ripuan KIP) di pengepul rongsokan di Kampung Kandang Sapi, Desa Narimbang Mulya, Kecamatan Rangkasbitung (Nurandi/TribunBanten.com)

"Masih kita dalami," kata Iptu Andi saat dihubungi TribunBanten.com.

Sementara saat ditanya apakah KIP tersebut akan didistribusikan ke sejumlah sekolah di Kabupaten Pandeglang, Iptu Andi mengatakan, belum melakukan pemeriksaan lebih detail.

"Tadi yang saya baca ada Pandeglang, tapi nggak tahu semua atau nggak," katanya

"Perlu kami cek lagi," sambungnya.

Polres Lebak masih melakukan penyelidikan terkait temuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di lapak rongsokan, Desa Narimbang, Kecamatan Rangkasbitung, Kamis (6/4/2023) pagi
Polres Lebak masih melakukan penyelidikan terkait temuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di lapak rongsokan, Desa Narimbang, Kecamatan Rangkasbitung, Kamis (6/4/2023) pagi (Tangkap Layar)

Penemuan 4 kwintal Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang ditemukan di lapak pemulung di Kampung Kandang Sapi, Desa Narimbang Mulya, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak masih didalami aparat terkait.

Penemuan KIP di lapak pengepul rongsokan tersebut pertama kali diketahui oleh anggota Polres Lebak tengah melakukan patroli di sekitar Rangkasbitung pada Kamis (6/4/2023).

Udin, pemilik lapak menceritakan, awal mula kejadian itu saat dirinya menerima pembelian 4 kwintal KIP dari seseorang yang tidak kenal (OTK).

"Saya beli waktu itu, Rp 2.000 per kg, total ada puluhan dus," katanya saat berada di lapak miliknya, Jumat (7/4/2023).

Bukan untung malah rugi, Udin mengaku bila di total ada 4 kwintal dus berisi KIP, dengan total semuanya dibeli Rp 800 ribu.

Baca juga: Nestapa Pengepul Rongsokan di Rangkasbitung, Tampung KIP Berujung Boncos

Adapun hasil penyelidikan sementara Sat Reskrim Polres Lebak, identitas dari OTK masih didalami hingga kini.

"Berdasarkan keterangan pemilik lapak bahwa ada yang bawa (KIP) untuk ditimbang (dijual)," Andi Kurniady, Kamis (6/4/2023).

Menurut keterangan pemilik lapak, lanjut Iptu Andi, KIP tersebut dibawa pada akhir Maret 2023 untuk ditimbang.

Namun Andi belum menjelaskan, terkait orang tak dikenal tersebut.

"Pengakuan pemilik lapak logis sih, kan ada orang bawa kertas-kertas untuk di timbang. Ya langsung dia timbang gitu," ujarnya.

Penemuan KIP Jadi Perhatian Anggota Komisi X DPR RI

Anggota Komisi X DPR RI, Ali Zamroni kaget mendengar ada Kartu Indonesia Pintar ( KIP) tercecer di lapak rongsokan di Desa Narimbang, Kecamatan Rangkasbitung, Kamis (6/4/2023)

Ali mengaku akan melakukan penelusuran terkait masalah tersebut. Sebab yang dia tahu, seharusnya KIP tersebut sudah didistribusikan oleh bank BUMN kepada penerima.

"Itu kayaknya KIP tahun 2022, soalnya KIP yang tahun sekarang (2023) masih tahap input. Dua atau tiga bulan baru cair," kata Ali saat dihubungi TribunBanten.com, Kamis (6/4/2023).

Meski demikian, politisi Partai Gerindra tidak bisa menyimpulkan apakah KIP tersebut sengaja dibuang atau jatuh.

"Prasangka baiknya mudahan-mudahan KIP itu jatuh saat hendak didistribusikan oleh bank," ujarnya.

Ali merupakan legislatif yang konsen mendorong program KIP, turun ke Kabupaten Lebak dan Pandeglang ini mendukung Kepolisian dalam pengungkapan kasus ini.

"Saya mendukung langkah kepolisian untuk melakukan penyelidikan terkait temuan kartu KIP ini, saya sarankan tanyakan juga ke dinas pendidikan terkait masalah ini," pungkasnya.

Kadindikbud Banten Angkat Suara

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Tabrani mengaku tidak mengetahui asal muasal temuan KIP di salah satu lapak rongsokan di Rangkasbitung, Lebak, Banten.

Menurut dia, pendistribusian KIP itu bukan merupakan kewenangan Dindikbud Provinsi Banten.

Ketika itu, kata dia, fisik KIP itu wajib dicetak langsung bank penyedia.

Namun ia menduga, paket ATM tersebut belum pernah tersampaikan.

"Karena sekolah juga banyak yang menunggu distribusinya dari bank penyedia, tapi tidak pernah ada,” ungkapnya.

Pada tahun 2019 lalu, kata dia, pengiriman kartu KIP tersebut tidak ada.

Sementara untuk tahun ini, lanjut dia, kartu fisik KIP sudah tidak ada lagi.

Sebab saat ini, sudah beralih ke sistem digital berupa file yang dapat dicetak sendiri oleh sekolah.

Klarifikasi Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, angkat bicara terkait penemuan kartu debit KIP.

Pemimpin BNI Wilayah 14 Faizal Arief Setiawan mengatakan perseroan terus berkomitmen menyukseskan program pemerintah.

Satu di antaranya adalah penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) melalui kartu debit Kartu Indonesia Pintar ( KIP).

Sejak 2015 hingga 2023, BNI telah berkontribusi aktif dalam penyaluran PIP dengan total 22,45 juta penerima dan nominal Rp 18,08 triliun.

BNI akan terus melanjutkan dukungan terhadap program pemerintah ini dan memberikan kemudahan.

Satu di antaranya adalah penerima bantuan dapat melakukan pencairan bantuan pendidikan hanya dengan menggunakan buku tabungan dan kartu indentitas di kantor cabang terdekat, baik secara individu maupun kolektif.

"Terkait hal tersebut sejumlah siswa penerima yang mengalami kendala tidak lagi diwajibkan membawa kartu debit KIP untuk pencairan bantuan program PIP," katanya melalui rilis yang diterima Tribun Banten.com, Jumat (7/4/2023).

Adapun terkait dengan potongan video penemuan kartu debit KIP yang beredar di media sosial, Faizal menerangkan perseroan telah melakukan investigasi.

Menurut dia, kartu debit KIP tersebut merupakan kartu yang sudah tidak aktif atau sudah tidak terpakai.

Kartu yang hendak dimusnahkan sejumlah 37.344 dan telah dibuatkan berita acara pemusnahan secara resmi.

Namun, dalam proses pemusnahan, diduga terdapat pihak yang memiliki itikad tidak baik.

"Sehingga perseroan saat ini tengah bekerja sama dengan pihak aparat hukum untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut," ucapnya.

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved