Longsor di Lebak
Alasan 52 KK di Kampung Lebak Manggah, Bayah Pilih Tetap Bertahan di Lokasi Longsor
13 rumah warga dikosongkan usai terjadi longsor di Kampung Lebak Manggah, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Haris
Laporan wartawan TribunBanten.com, Misbahudin
TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Bencana alam longsor yang terjadi di Kampung Lebak Manggah, Desa Cidikit, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Rabu (4/12/24) lalu, membuat 13 rumah di kampung itu dikosongkan.
Pasalnya, ke-13 rumah warga itu hanya berjarak kurang lebih 2 meter dari lokasi longsor.
Bahkan, berdasarkan pantauan langsung TribunBanten.com di lokasi pada Jumat (6/12/24) siang, ada satu rumah yang berada tepat di bibir longsor.
Baca juga: 1.349 KK di Lebak Terdampak Banjir dan Longsor, Dua Meninggal Dunia
Ke-13 rumah yang dikosongkan itu, antara lain, Wasnah, Turah, Ujat, Neah, Hudaya, Diki, Deden, Sunarya, Ajo, Arta, Jarkoni, Hendar dan Suryadi.
Meski Kampung Lebak Manggah kini berstatus sebagai wilayah rawan longsor, namun sebagian besar warga kampung tersebut memilih bertahan di rumahnya masing-masing.
Dari total 65 KK yang ada di Kampung Lebak Manggah, sebanyak 52 KK memilih tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
Jarak rumah warga yang masih ditempati itu dari lokasi longsor diperkirakan hanya berjarak 30 meter dari lokasi longsor.
Salah satu warga bernama Ojang mengatakan, berdasarkan jumlah penduduk, ada sebanyak 65 KK di Kampung Lebak Manggah.
"Tapi yang masih tetap bertahan di sini ada 52 KK lagi, karena yang 13 rumah itu mereka ngungsi ke rumah saudaranya, karena posisi rumahnya sangat dekat," katanya, saat ditemui TribunBanten.com di rumahnya.
"Tapi kebanyakan warga masih tetap bertahan di sini," sambung Ojang.

Meski khawatir, lanjutnya, warga memilih tetap bertahan selama situasi masih aman.
"Khawatir kami juga ada, cuma kalau situasinya menjadi buruk, kemungkinan akan mengungsi," katanya.
Menurut Ojang, ketinggian longsor diperkirakan sekitar 500 ke bawah.
Ia mengungkapkan, pada saat terjadinya longsor, banyak warga berlarian dari dalam rumah.
Sebab, sebelum terjadinya longsor, sudah ada getaran yang dirasakan sejumlah warga.
"Jadi memang waktu itu sudah terasa getarannya, makanya warga pada lari keluar rumah sambil teriak," katanya.
"Bahkan keretakan akibat longsor masih ada," sambungnya.
Menurut Ojang, penyebab terjadinya longsor disebabkan Intensitas hujan tinggi, selama tiga hari berturut-turut.
"Jadi mungkin karena hujan deras yang tidak berhenti makanya longsor," ujarnya.
Ojang mengaku, kejadian yang dialami kampungnya itu baru pertama kali terjadi.
Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir di Kabupaten Pandeglang, Kapolda Banten Bagikan Bantuan ke Warga Terdampak
"Kami sudah berpuluh-puluh tahun tinggal di sini, dan ini baru pertama kali kami rasakan," ucapnya.
Sementara itu, warga lainnya bernama Tisna menambahkan, saat ini warga masih khawatir, namun masih tetap bertahan di kampungnya.
"Kalau khawatir ada, cuma kita akan tetap memastikan keadaan," katanya.
Nasib Warga Lebak Terdampak Longsor di Dekat Area Tambang PT SBJ: Relokasi Belum Terealisasi! |
![]() |
---|
Warga Lebak Manggah yang Terdampak Longsor Terpaksa Ngontrak, Tunggu Kepastian Relokasi Pemerintah |
![]() |
---|
Walhi Soroti Longsor Lebak, Minta Pemerintah Hentikan Pertambangan untuk Pulihkan Lingkungan Hidup |
![]() |
---|
Aktivis Lingkungan Soroti Penyebab Terjadinya Longsor di Bayah Lebak, Ini Katanya |
![]() |
---|
DLH Lebak Bakal Telurusi Penyebab Longsor di Cidikit Bayah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.