Kades di Lebak-Banten, Minta Gubernur Andra Soni Tinjau Ulang Program Tiga Sarjana Satu Desa

Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Lebak meminta Gubernur Banten, Andra Soni untuk meninjau ulang soal program tiga sarjana satu desa.

Penulis: Misbahudin | Editor: Ahmad Tajudin
Thinkstock via TribunnewsBogor.com
PROGRAM SARJANA - Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Lebak meminta Gubernur Banten, Andra Soni untuk meninjau ulang soal program tiga sarjana satu desa.  

Laporan Wartawan TribunBanten.com, Misbahudin 

TRIBUNBANTEN.COM, LEBAK - Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Lebak meminta Gubernur Banten, Andra Soni untuk meninjau ulang soal program tiga sarjana satu desa. 

Pasalnya kebijakan tersebut dinilai terlalu memberatkan desa, jika terlalu dibebankan kepada Bantuan Provinsi (Banprov) yang hanya sebesar Rp 100 juta. 

Kades Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Yudi mengaku bukan tidak mendukung adanya program tiga sarjana satu desa tersebut.

Namun, jika sepenuhnya dibebankan kepada Banprov dan digunakan sepenuhnya 50 persen untuk pembiayaan tiga sarjana, maka kebutuhan desa yang lainya akan terhambat. 

"Artinya programnya bagus, cuma dari Rp 100 juta itu kalau 50 persennya untuk pembiayaan tiga sarjana, terus bagaimana kebutuhan desa yang lainnya?," ujarnya dalam sambungan telepon, Senin (12/5/2025).

Baca juga: APDESI Minta Gubernur Banten Tinjau Ulang Soal Program Tiga Sarjana Satu Desa, Ini Alasannya 

"Mau dari mana lagi ada tambahan anggarannya, kalau bukan dari Banprov itu sendiri. Karena masih banyak prioritas di desa," sambungnya. 

Menurutnya, jika Banprov ditambah menjadi Rp 300 juta sesuai janji politik Gubernur Andra Soni, tidak menutup kemungkinan semua kades juga akan mendukung program tersebut. 

Maka dari itu, dirinya berharap kepada Gubernur Andra agar meninjau ulang kebijakan tersebut. 

"Kalau Rp 300 juta itu pas sesuai janji politiknya kan. Maka harapan saya ini harus ditinjau ulang kembali, atau jangan dulu dilaksanakan tahun sekarang," terangnya. 

Sementara itu, Kades Cimancak, Kecamatan Bayah, Djuhariyah menyampaikan bahwa masih banyak prioritas yang harus dibangun desa dari anggaran Banprov tersebut.

Sehingga Gubernur Banten Andra Soni harus melakukan peninjauan ulang soal adanya program tiga sarjana satu desa. 

"Harus ditinjau kalau bagi saya, karena di kami masih banyak jalan desa yang rusak, dan kebutuhan desa yang lainya," ungkap dalam sambungan telepon, Senin (12/5/2025).

Dia mengakui progam tiga sarjana satu desa sangat bagus, akan tetapi anggaranya harus ditambah menjadi sebesar Rp 300 juta. 

"Kalau Rp 300 juta, kami di desa juga sangat setuju, dan programnya bagus juga. Tapi sepenuhnya dari Banprov waduh agak berat juga," ujarnya. 

Baca juga: Program Beasiswa Full Sarjana akan Tetap Dilanjut, Robinsar : Tapi, Polanya akan Kita Ubah

Kades Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Karjaya mengaku keberatan, apabila program tiga sarjana satu desa terlalu dibebankan anggaran Banprov yang hanya Rp 100 juta. 

Tanpa terkecuali Banprov nya ditambah menjadi sebesar Rp 300 juta. 

"Berat dan kurang efektif kalau semuanya hampir diserap ke program itu, dasar mah duitna letik di bagi-bagi dei (Sudah uangnya kecil, dibagi-bagi lagi)," ujarnya dalam sambungan telepon, Senin (12/5/2025).

Dia mengapresiasi program tiga sarjana satu desa, namun harus sesuai dengan kemampuan anggaran yang dimiliki.

"Programnya bagus, cuma dari nilai nya kurang. Harapanya ditinjau ulang kembali kalau memang dana segitu," katanya.

Kades Panggarangan, Kecamatan Panggarangan, Buharta menyarankan kepada Gubernur Banten, agar program tiga sarjana satu desa dilakukan secara bertahap. 

Sebab, kemampuan Banprov yang diberikan belum seimbang dengan kebutuhan desa. 

"Kalau mau satu-satu dulu, tahun ini satu, tahun selanjutnya satu, kalau anggaran cuma Rp 100 juta. Apalagi serapan pembiayaan program itu 50 persen," ujarnya dalam sambungan telepon, Senin (12/5/2025).

"Karena kenapa? Karena desa masih punya kebutuhan lain selain program itu," sambungnya.

Dia mengaku bahwa sumber daya manusia (SDM) di desanya sudah melek pendidikan terutama sarjana

"Artinya hemat saya jangan disamaratakan semua desa harus sama, karena di desa kami hampir semuanya sudah melek pendidikan," katanya. 

"Cuma kelemahan kami persoalan infrastruktur masih banyak yang rusak," sambungnya. 

Dia berharap kepada Gubernur Andra Soni untuk meninjau ulang kembali tiga sarjana satu desa.

"Mungkin banyak Kades yang berharap ditinjau ulang lagi yah, termasuk saya juga maunya begitu," tandasnya. 

Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved