Iseng-iseng Berhadiah: IRT di Pasar Kemis Tangerang Sukses Jualan Tas Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Kisah inspiratif datang dari ibu rumah tangga di Kabupaten Tangerang, Juju, yang sukses menjual tas anyaman.

Penulis: Ade Feri | Editor: Ahmad Haris
TribunBanten.com/Ade
Juju Ibu Rumah Tangga asal Kelurahan Sindangsari Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang, Banten, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (9/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunBanten.com Ade Feri Anggriawan

TRIBUNBANTEN.COM, TANGERANG – Kisah inspiratif datang dari seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Tangerang, Banten.

Adalah Juju, seorang IRT yang sukses berwirausaha tas anyaman, hingga menghasilkan pundi-pundi mencapai ratusan juta Rupiah per bulan.

Ia mengaku, awalnya hanya iseng membuat suatu kerajinan unik yang belum banyak dijual di pasaran.

Baca juga: Kisah Inspiratif Taufik, Mahasiswa ISI asal Serang, Berjualan Es Kopi Keliling untuk Biaya Kuliah

Produk yang dipilih adalah tas berbahan anyaman pandan, yang dipadukan dengan kain batik, dan kulit sapi.

Tas anyaman itu awalnya hanya lah sebatas produk pemberdayaan ibu-ibu PKK, yang diperuntukkan sebagai hadiah khas dari kelurahannya.

Namun usai mendapat respon yang positif terhadap hasil karyanya, Ibu Rumah Tangga asal Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, itu semakin termotivasi untuk mengembangkan produk tersebut.

Terlebih di awal-awal perjalanan bisnisnya, dirinya juga mendapat bantuan mesin jahit dari Pemerintah Kabupaten Tangerang, usai menjuarai lomba menjahit tingkat kabupaten.

"Awalnya saya ibu rumah tangga yang resign dari perusahaan, tapi memang sebelum resign sempat ada kepikiran usaha. Dulu usahanya itu buat bros untuk ibu-ibu pengajian tapi karena banyak yang buat akhirnya ganti usaha," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Sabtu (9/8/2025).,

"Dan karena punya pengalaman kerja sebagai buruh di perusahaan tas, akhirnya saya iseng-iseng buat tas yang unik dari anyaman pandan," sambungnya.

"Waktu itu saya buat tas untuk hadiah, karena kita juga masuk PKK Kelurahan Sindangsari dan pertama kali diajak bu lurah buat produk pemberdayaan alhamdulillah dapat respon baik. Akhirnya saya makin bermotivasi," kata Juju menambahkan.

"Terus waktu itu juga saya ikut lomba PKK juara 1 tingkat kabupaten, saya dapet hibah mesin jahit dari bupati. Dari situ Alhamdulillah saya mengembangkan usaha," jelasnya.

Juju mengungkapkan, sejak tahun 2022 dirinya sudah mulai serius menekuni bisnis tas anyaman yang ia berinama 'kekecraft', dengan modal awal hanya sebesar Rp 2,5 juta.

"Dan karena memang kita merupakan UMKM binaan dinas dari awal itu sudah langsung meledak. Orderan pertama itu langsung 100 pcs tas jenis pouch," ungkapnya.

"Dulu jahitnya di depan teras rumah, dengan dibantu satu karyawan," jelasnya.

Namun kini lanjut Juju, dirinya mengaku, sudah bisa menyewa sebuah rumah untuk dijadikan tempat produksi dengan total karyawan sebanyak 13 orang.

"Alhamdulillah sekarang sudah bisa sewa tempat, dan untuk karyawan juga kita sudah ada bagian-bagian nya. Ada yang jahit, digital marketing, dan sebagainya," ucap Juju.

Ia menyampaikan, bahan-bahan untuk produk nya didapat dari kerjasama dengan UMKM lainnya yang ada di Banten.

"Jadi untuk anyaman pandan itu kita ambil pelaku UMKM dari Pandeglang, terus Batik dan kulit sapi juga kita ambil dari Banten," tuturnya.

Adapun untuk cara penjualannya, kata Juju, dirinya memanfaatkan media sosial dan website.

"Kita jual di Instagram dan website juga," terangnya.

Berkat ketekunan dan binaan dari dinas terkait mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional, saat ini dirinya bisa menjual ribuan produk untuk setiap bulannya.

Bahkan, beberapa kali produknya dikirim hingga ke luar negeri.

Dari situ, omzet yang diperoleh mencapai kisaran Rp 75 sampai Rp 100 juta lebih.

"Jadi memang kita sangat terbantu dengan adanya binaan daei dinas kabupaten, provinsi, hingga kementrian," kata Juju.

"Dulu penjualan cuma 10 sampai 20 pcs pee bulan, sekarang orderan rerata oer bulan itu seribuan pcs."

"Omzetnya kisaran Rp 75 sampai Rp 100 juta bersihnya bahkan bisa lebih, dan keuntungannya sekitar 50 persen dari omzet," jelasnya.

Ia berharap, ke depan bisnisnya dapat terus berkembang hingga menembus pasar internasional, sehingga bisa turut serta membuka lapangan pekerjaan baru yang lebih luas.

"Harapan ke depan brand saya 'kekecraft bisa dikenal secara luas sampai menembus pasar internasional, karena kalau sekarang kan baru beberapa kali aja belum banyak."

"Karena paling cuma buat oleh-oleh aja, yang dibeli oleh pembeli lewat Instagram," harapnya.

"Supaya juga bisa memberikan manfaat lebih luas dengan membuka lapangan kerja baru buat masyarakat," tandasnya.

Sumber: Tribun Banten
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved